²©²ÊÍøÕ¾

Cuan...Cuan, Ini 5 Saham BUMN Idola Investor di Kuartal III

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
04 October 2021 15:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham emiten BUMN yang terhimpun dalam indeks IDX BUMN20 cenderung berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal III tahun ini, didorong oleh sejumlah sentimen positif, mulai dari kenaikan harga komoditas hingga kinerja keuangan yang moncer.

Berikut daftar 5 saham pelat merah dengan kenaikan tertinggi sepanjang kuartal ketiga 2021 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI).

5 Besar Saham BUMN dengan Kenaikan Tertinggi pada Kuartal III 2021

Emiten

Kode Ticker

% Kuartal III-21

Bukit Asam

PTBA

38.00

Wijaya Karya

WIKA

22.22

PP

PTPP

19.13

Perusahaan Gas Negara

PGAS

18.41

Telkom Indonesia

TLKM

17.14

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Mengacu pada data di atas, terdapat saham emiten batu bara PTBA, dua emiten BUMN Karya WIKA dan PTPP, emiten gas PGAS, dan emiten telekomunikasi TLKM.

Saham PTBA berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni mencapai 38,00%. Kenaikan saham ini bersamaan dengan saham batu bara lainnya, didorong oleh lonjakan harga batu bara yang berhasil menembus level US$ 200/ton dan berkali-kali mencetak kenaikan rekor tertinggi baru akhir-akhir ini.

Kenaikan harga batu bara menimbulkan ekspektasi dari investor bahwa pendapatan emiten batu bara akan meningkat juga.

Lonjakan batu bara akhir-akhir ini ditopang oleh persediaan yang menipis di tengah permintaan yang meningkat karena pembukaan aktivitas ekonomi. Naiknya harga minyak dan gas juga mempengaruhi kinerja batu bara yang terus mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Menurut data Refinitiv, sejak akhir 2020 (year-to-date), harga si batu hitam melesat 170,81%. Rasanya tidak ada komoditas lain yang harganya melesat setinggi itu.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 228/ton. Melonjak 4,59% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Selama sepekan terakhir, harga batu bara naik 17,27% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 26,74%.

Sementara, di posisi kedua dan ketiga, duo BUMN Karya, WIKA dan PTPP, masing-masing berhasil melejit 22,22% dan 19,13%.

Sentimen positif terbaru untuk sektor konstruksi adalah persepsi bahwa sektor ini akan pulih dan proyek-proyek akan digencarkan lagi seiring dengan angka penanggulangan Covid-19 yang terkendali.

Selain itu, Indonesia Investment Authority (INA), dana abadi milik RI juga menyatakan, saat ini terdapat sejumlah investor yang berminat untuk berinvestasi di proyek infrastruktur Tanah Air.

Tidak ketinggalan, saham PGAS juga berhasil terkerek naik 18,41% selama kuartal III 2021. Kabar teranyar, emiten yang termasuk Subholding Gas Pertamina ini mencatatkan laba bersih US$ 196,51 juta atau setara Rp 2,81 triliun (kurs Rp 14.300/US$), meroket 2.824% dari periode Juni tahun lalu sebesar US$ 6,72 juta.

Meski demikian, pendapatan perseroan turun tipis 0,68% menjadi US$ 1,464 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,469 miliar.

Kelima, saham emiten 'halo-halo' TLKM yang berhasil melonjak 17,14% selama triwulan ketiga tahun ini.

Besarnya minat investor ke saham TLKM memang cukup beralasan, lantaran emiten ini memiliki fundamental yang baik dan prospek yang cerah. Apalagi, Telkom menjadi 'raja' pasar telekomunikasi di Tanah Air saat ini.

Telkom terbilang aktif sepanjang tahun ini. Saat ini, TLKM sedang melakukan transformasi digital dalam menjadi digital telco. Adapun fokus kerja Telkom di ranah bisnis digital dilakukan melalui tiga domain utama perusahaan yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital services.

Selain itu, kabar terbaru, bersama SoftBank Ventures Asia (SBVA) dan investor lainnya, TLKM lewat MDI Ventures, ikut berpartisipasi dalam pendanaan Seri A senilai US$ 30 juta atau setara dengan Rp 443,2 miliar (asumsi kurs Rp 14.400/US$) terhadap startup fintech OY! Indonesia.

Mengenai kinerja keuangan, TLKM mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 12,45 triliun pada semester pertama 2021, meningkat 13,30% dari periode yang sama tahun lalu dimana perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 10,99 triliun.

Sementara, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, pendapatan Telkom tercatat sebesar Rp 69,48 triliun, naik tipis 3,92% secara tahunan dari posisi Juni 2020 lalu yang berada di angka Rp 66,85 triliun.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(adf/adf) Next Article Cuan! Investasi di 5 Saham BUMN Ini Bisa Bikin Kipas-kipas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular