
Badai Belum Berakhir! Saham-saham Bank Mini 'Dibanting' Lagi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham bank mini atau KBMI (kelompok bank modal inti) I kembali ambles pada awal perdagangan hari ini, Kamis (28/10/2021), melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin.
Berikut pelemahan saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.42 WIB.
Bank Bumi Arta (BNBA), saham -4,29%, ke Rp 1.450/saham
Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -4,05%, ke Rp 166/saham
Bank Mestika Dharma (BBMD), -1,96%, ke Rp 2.000/saham
Bank Amar Indonesia (AMAR), -1,39%, ke Rp 284/saham
Bank IBK Indonesia (AGRS), -0,99%, ke Rp 200/saham
BRI Agroniaga (AGRO), -0,97%, ke Rp 2.050/saham
Bank MNC Internasional (BABP), -0,85%, ke Rp 234/saham
Bank Maspion Indonesia (BMAS), -0,67%, ke Rp 1.490/saham
Bank Ina Perdana (BINA), -0,25%, ke Rp 3.970/saham
Bank Jago (ARTO), -0,17%, ke Rp 14.800/saham
Menurut data di atas, saham BNBA menjadi yang paling ambles, yakni 4,29% ke Rp 1.450/saham, melanjutkan koreksi dalam 2 hari terakhir. Dalam sepekan saham BNBA melemah 8,98% dan dalam sebulan naik 14,40%.
Kabar teranyar BNBA berencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue pertamanya.
Berdasarkan prospektus awal tertanggal 16 September, manajemen BNBA menyatakan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 750.000.000 saham atau 32,47% dari modal disetor perseroan pada saat pengumuman RUPSLB yang dilakukan.
Aksi korporasi tersebut sudah mendapatkan persetujuan para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin (25/10) lalu.
Tujuan pelaksanaan PMHMETD I BNBA adalah untuk memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2021 yang diatur dalam POJK 12/2020, sehingga modal inti perseroan akan menjadi minimum sebesar Rp 2 triliun.
Sebagaimana diketahui, hingga akhir 2021, bank harus memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun dan tahun depan modal minimal Rp 3 triliun.
Kedua, saham BCIC yang terjungkal 4,05% ke Rp 166/saham. Dengan ini, saham BCIC sudah melorot selama 6 hari perdagangan beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham BCIC terjun 19,71% dan dalam sebulan anjlok 19,71%.
Ketiga, saham BBMD yang terkoreksi 1,96% ke Rp 2.000/saham, setelah turun 1,45% pada perdagangan Rabu. Dalam seminggu saham ini turun 2,44% dan dalam sebulan masih naik 2,04%.
Di bawah saham BBMD, ada saham AMAR yang melemah 1,39% ke Rp 284/saham. Dalam sepekan saham ini masih menguat 0,70% dan dalam sebulan terkerek 2,14%.
Sebelumnya, kenaikan saham bank mini di bursa dikerek oleh sentimen soal narasi bank digital dan ketentuan pemenuhan modal inti oleh regulator.
Memang, tahun 2021 menjadi momentum yang menjanjikan bagi bank digital seiring dengan tren digitalisasi dan ramainya akuisisi sejumlah investor global untuk masuk ke bank digital.
Bukan hanya investor perbankan, investor korporasi non-bank, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk berinvestasi ke bank digital.
Tren ini pun sejalan dengan rencana dari regulator soal mengkonsolidasikan industri perbankan agar lebih kuat dari sisi permodalan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menetapkan ketentuan minimal modal inti yang termaktub dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan ini mewajibkan minimal modal inti bank umum Rp 1 triliun di 2020, Rp 2 triliun di 2021 dan Rp 3 triliun di 2022.
Dengan aturan ini, konsekuensinya banyak bank-bank kecil yang dijual dan dibeli oleh pemodal besar dan konglomerasi, termasuk lewat private placement dan rights issue (penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD).
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah
