
Sstt...Ada Kabar Baik nih buat Saham-saham Ritel di 2022

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Broker saham dengan nilai transaksi tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai sektor ritel kembali mulai memiliki peluang untuk kembali menguat pada tahun depan.
Hal ini sejalan dengan mulai dibukanya kembali perekonomian secara bertahap, sejak pembatasan pergerakan dilakukan sejak Juli 2021 diterapkan dalam bentuk PPKMÂ (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya dalam risetnya menyebutkan beberapa sentimen yang menjadi pertimbangan membaiknya sektor ini adalah pergerakan manusia yang sudah kembali meningkat berdasarkan laporan Google. Hal ini sejalan dengan penurunan tingkat kasus Covid-19 di dalam negeri.
"Masyarakat mengapresiasi penyesuaian jangka waktu PPKM darurat menjadi PPKM level 4 mulai 26 Juli yang berarti pemerintah tidak hanya menerapkan satu peraturan PPKM di seluruh daerah tetapi berdasarkan situasi Covid-19 per daerah," tulis Christine dalam risetnya, dikutip Jumat (5/11/2021).
Saat ini, seluruh Jawa, termasuk Jakarta sebagai penyumbang perekonomian Indonesia terbesar sudah masuk PPKM level 1 sejak 2 November dengan banyak regulasi yang dilonggarkan.
"Peraturan PPKM Jakarta menurut kami memang berdampak pada roda perekonomian," imbuh dia.
Dia mengatakan, ekspansi peritel di toko offline masih akan menjadi kunci pertumbuhan perusahaan, kendati keberadaan toko online juga masih tetap bertahan ke depan kendati pandemi berakhir.
Perusahaan sekuritas asal Korea Selatan ini merubah pandangannya untuk sektor ritel dari netral ke overweight dengan pertimbangan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah mulai pulih dan niat belanja juga meningkat sejak pembatasan aktivitas publik yang dilonggarkan pada November 2021.
Mirae Asset memperkirakan emiten di sektor ini, terutama yang dipantau oleh Mirae Asset akan mulai membukukan pendapatan yang lebih tinggi di kuartal terakhir 2021.
![]() Riset Mirae Asset November 2021 |
Hal ini didukung dengan sudah longgarnya PPKM, penurunan kasus Covid-19, vaksinasi yang makin luas, daya beli yang membaik, dan peningkatan pergerakan manusia.
"Namun, kami juga menganggap tidak ada kejutan pendapatan di kuartal terakhir 2021 karena semuanya telah diperkirakan. Terlepas dari itu, kami melihat lalu lintas sudah mulai pulih ke tingkat sebelum pandemi karena peraturan jam operasional mal juga telah dilonggarkan oleh pemerintah," terangnya.
Beberapa emiten yang dipantau sekuritas ini, seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dinilai memiliki tingkat ekspansi yang konsisten. Perusahaan ini secara bertahap memperluas portofolio merknya.
Sedangkan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana untuk membuka 10 toko baru di tahun depan. Setelah sebelumnya perusahaan menutup banyak toko yang dinilai kurang menguntungkan dalam lima tahun terakhir.
"Kami percaya MAPI dan LPPF adalah penerima manfaat dari pelonggaran PPKM mengingat permintaan mode meningkat karena orang mulai keluar lagi. Kami percaya ekspansi toko LPPF dan MAPI akan menghasilkan penjualan dan EBITDA yang lebih tinggi di 2022," tulis dia.
Christine memproyeksikan LPPF akan membukukan EBITDAÂ (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp1,4 triliun di tahun depan, atau tumbuh 45% secara tahunan.
Sedangkan MAPI diperkirakan akan membukukan kenaikan EBITDA sebesar 21,8% atau Rp 4,9 triliun pada 2022.
(tas/tas) Next Article 'Jeroan' Ramayana-Matahari cs Mulai Oke, Ternyata Gegara Ini!
