
Kalau Xi Jinping Mau Harga Batu Bara Turun, Ya Harus Turun!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara turun lagi. Selain aksi ambil untung (profit taking), sentimen negatif memang tengah membayangi harga komoditas ini.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup U$ 159,2/ton. Anjlok 2,93% dari posisi hari sebelumnya.
Harga batu bara tengah menjalani tren buruk. Dalam sebulan terakhir, harga si batu hitam ambrol 38,17%.
Ada beberapa faktor yang membuat harga batu bara mudah 'terpeleset'. Satu, sebelumnya harga batu bara sudah melonjak gila-gilaan. Rekor harga tertinggi sempat tercipta hampir setiap hari.
Bahkan sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara masih membukukan kenaikan 94,74% secara point-to-point. So, tidak heran kalau aksi ±è°ù´Ç´Ú¾±³ÙÌý³Ù²¹°ì¾±²Ô²µ akan selalu menghantui.
Kedua, upaya China menekan harga batu bara sepertinya membuahkan hasil. Pemerintahan Presiden Xi Jinping berkomitmen untuk mengendalikan harga batu bara agar tidak membebani dunia usaha dan rumah tangga.
Salah satunya dilakukan dengan menggenjot produksi, yang sempat terganggu akibat banjir dan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah wilayah produsen utama. Rata-rata produksi batu bara Negeri Tirai Bambu pada 1-5 November 2021 adalah 11,66 juta ton/hari. Naik 1,2 juta ton dibandingkan posisi akhir September 2021. Bahkan produksi dalam satu hari sempat berada di 11,93 juta ton.
Ini membuat stok batu bara China semakin 'gemuk'. Akhir pekan lalu, stok di pembangkit listrik berasa di 117 juta ton sementara di pelabuhan ada 5,39 juta ton.
"Dengan kapasitas produksi yang siap ditingkatkan, harga batu bara diperkirakan akan turun dengan stabil," tegas pernyataan tertulis Komite Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC).
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
