
Mitratel Bilang Mau Akuisisi Menara, Saat Harga Saham Ambles

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel akan mulai mengakuisisi menara telekomunikasi lagi di tahun depan. Ini merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk terus melakukan pertumbuhan dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan perusahaan juga akan memulai pembangunan menara telekomunikasi baru sepanjang 2022 dan 2023 mendatang.
"Saat ini untuk akuisisi saya sampaikan kita sudah mulai proses. Dan untuk penggunanan dananya [hasil penawaran umum] 40% untuk pembangunan organik, sudah dipersiapkan sehingga pada 2022 dan 2023 kita mulai pembangunan organik. Di samoing buat akuisisi, kita sedang persiapkan, diharapkan bisa mulai proses di 2022," kata Hendra dalam konferensi pers, Senin (22/11/2021).
Lebih lanjut, Direktur Bisnis Mitratel Noorhayati Candrasuci menjelaskan, terdapat empat strategi pertumbuhan perusahaan pasca penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini dilakukan. Hal ini dibagi dalam dua bagian, yakni strategi untuk terus bertumbuh dan strategi untuk terus mempertahankan efisiensi di perusahaan.
Dia menjelaskan, perusahaan akan mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri menara telekomunikasi di Indonesia dengan meningkatkan jumlah menara dan tenancy ratio di Mitratel/
"Untuk mempercepat pertumbuhan, pengembangan non organik, next tower acquisition dan akuisisi bisnsi lain yang memperkuat positioning Mitratel ke depan," kata dia di kesempatan yang sama.
"Ke depan mau seperti apa ada complementary binsis juga dan memposisikan diri mendukung digital infrastruktur terutama 5G seperti fiber optic, small cell maupun age enabled infrastructure."
Terakhir adalah strategi perusahaan untuk melakukan digitalisasi di internal perusahaan untuk memperbaiki bisnis proses dan melakukan efisiensi maksimum.
Rencana perseroan ini disampaian saat konferensi pers pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia. Saham Mitratel gagal memberikan impresi kepada investor pasar modal, saat ini ambles 1,25% ke level Rp 785. Baham saham berkode MTEL sempat turun 2,50% ke Rp 780/saham.
Industri Menara
Mengenai industri menara telekomunikasi di dalam negeri, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan saat ini tengah berada dalam kondisi yang positif. Didukung oleh adanya kebijakan pemerintah yang memberikan izin kepemilikan 100% oleh asing di perusahaan menara telekomunikasi dalam negeri.
Hal ini dinilai akan dapat mendorong minat para pelaku industri untuk meningkatkan investasinya di dalam negeri.
"Pada saat ini kondisi tower market di Indonesia sedang mengalami dinamika positif, terkait perubahan kebijakan perusahaan asing untuk berinvetasi di perusahaan tower," terang dia.
Untuk diketahui, perusahaan ini baru saja melakukanIPO dengan menawarkan 23.493.524.800 (dua puluh tiga miliar empat ratus sembilan puluh tiga juta lima ratus dua puluh empat ribu delapan ratus) lembar saham biasa atas nama dengan nilai keseluruhan nilai Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp 18.794.819.840.000.
Dana dari hasil penawaran umum ini akan digunakan oleh perusahaan sebanyak 44% akan digunakan untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Lalu sebesar 56% akan digunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi.
(mon/hps) Next Article Terungkap! Ini Penyebab Saham Mitratel Ambles Hari Pertama