
Investor Agresif Akumulasi, Saham MTEL Menguat Tipis

Jakarta ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel/MTEL) menguat lima poin atau 0,75% ke level Rp 670 pada penutupan perdagangan Senin (3/7/2023). Penguatan ddidorong dengan volume yang cukup besar dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Berdasarkan data Bursa, pergerakan MTEL cukup atraktif pada hari ini dan sempat terkoreksi hingga Rp 650 pada awal perdagangan. Namun pada sesi 2, investor mulai agresif mengakumulasi MTEL dan mengembalikan emiten ini ke zona hijau. Bahkan MTEL sempat menyentuh Rp 680, sebelum ditutup pada level Rp 670.
Berkat akumulasi investor, volume perdagangan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ini mencapai 46,44 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 30,8 miliar. Volume dan nilai transaksi ini tertinggi dalam sepekan terakhir dan meningkat dua kali lipat dibandingkan hari perdagangan sebelumnya.
Sebelumnya, NH Korindo Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham Mitratel karena harga berada di bawah valuasi. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi menyatakan saat ini valuasi saham anak usaha BUMN itu berada di bawah rata-rata kompetitornya. Oleh sebab itu dia melihat peluang beli oleh investor.
"Kami mempertahankan peringkat beli untuk MTEL dengan target harga Rp 835 dan potensi kenaikan 25,56% yang mencerminkan FY2023 11,3 kali Forward EV/EBITDA," katanya dalam riset dikutip Senin (3/7/2023).
Menurutnya valuasi MTEL saat ini berada di angka yang cukup menarik dan cukup atraktif. Pasalnya saat ini MTEL diperdagangkan di bawah standar deviasi rata-rata EV/EBITDA sejak IPO.
Leonardo menambahkan hal lain yang mendukung call ini adalah pertumbuhan jumlah penyewa dan pendapatan serta ekspansi terkait tower related business kedepannya seperti segmen FTTT dan PTTT serta Infrastruktur 5G. Di sisi lain dia melihat hal yang menjadi risiko dari MTEL iadalah tidak tercapainya ekspektasi pertumbuhan baik dari pendapatan dan tingkat penyewaan.
Adapun secara fundamental, Leonardo melihat pada kuartal I/2023, terjadi kenaikan pendapatan 9,9% secara yoy menjadi Rp2,05 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun. Secara EBITDA juga terjadi kenaikan 16,2% menjadi Rp1,67 triliun. Dari sisi laba bersih, Mitratel membukukan Rp 501 miliar atau naik 9,1% yoy dari tahun sebelumnya di Rp 459 miliar.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam risetnya mengatakan perseroan memiliki keunggulan kompetitif untuk menarik minat operator telekomunikasi. Pasalnya anak usaha Telkom itu memiliki 36.439 menara per Maret 2023 atau setara dengan 45% market share di industri.
"Potensi pertumbuhan pendapatan didukung permintaan sewa tower dari operator Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren di kuartal II hingga kuartal IV tahun ini. Pertumbuhan finansial akan menjadi katalis positif terhadap harga saham yang ditargetkan," jelas Niko.
Menurutnya terdapat potensi kenaikan pendapatan, laba bersih dan EBITDA Mitratel di atas 10 persen pada 2023.
Di sisi lain, Mitratel juga memiliki portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) yang mencatatkan pendapatan senilai Rp 128 miliar per Maret 2023. Mitratel juga memperluas portofolio di sektor fiber optic dengan membangun 8.876 km secara organik pada Januari-Maret tahun ini.
(dpu/dpu) Next Article Fundamental Kuat, Mitratel Akan Fokus Monetisasi Aset