
Lapor Kinerja Q3, Begini Rapor Emiten Otomotif Grup Salim

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Duo emiten Grup Salim yang bernaung di bawah payung Indomobil Group baru saja menyampaikan laporan keuangan kuartal ketiga tahun ini.
Berbeda nasib, emiten otomotif yang bergerak dalam bidang perakitan dan distribusi mobil PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) masih membukukan kerugian meskipun mampu menorehkan kenaikan pendapatan.
Sebaliknya anak usaha IMAS bergerak dalam bidang impor dan ekspor kendaraan Grup Indomobil, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), malah membukukan keuntungan meskipun pendapatan perusahaan terkoreksi.
IMAS
Pendapatan IMAS selama sembilan awal tahun ini tercatat meningkat 25% menjadi Rp 14,05 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,28 triliun. Kendati demikian lonjakan pendapatan tersebut masih belum mampu menjadikan perusahaan membukukan keuntungan.
IMAS melaporkan kerugian bersih Rp 117,14 miliar hingga akhir September 2021, kerugian ini memang membaik dari periode yang sama tahun lalu di mana catatan kerugian perusahaan nyaris mencapai setengah triliun atau sebesar Rp 467,23 miliar.
Pendapatan perusahaan terutama didorong oleh tumbuhnya penjualan di segmen mobil, truk dan alat berat serta dari penjualan suku cadang yang masing-masing tumbuh hingga dua digit.
Penjualan mobil, truk dan alat berat tercatat sebesar Rp 5,99 triliun atau meningkat 37% dari semula sebesar Rp 4,34 triliun. Sedangkan penjualan suku cadang naik 44% menjadi Rp 2,30 triliun dari semula Rp 1,60 triliun.
Sementara segmen lainnya juga mengalami peningkatan penjualan walaupun tidak sesignifikan dua segmen yang disebutkan sebelumnya, tercatat hanya pendapatan dari segmen jasa keuangan yang mengalami penurunan. Pendapatan tersebut turun 29% menjadi Rp 1,15 triliun dari semula Rp 1,63 triliun.
Perusahaan juga tercatat mampu menurunkan beban keuangan serta beban umum dan administrasi, meskipun beban penjualan dan beban lainnya tercatat naik.
Total aset perusahaan tercatat naik menjadi Rp 49,97 triliun dari posisi akhir tahun lalu di angka Rp 48,41 triliun. Liabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan menjadi Rp 37,17 triliun dari sebelumnya Rp 35,69 triliun. Alhasil ekuitas perusahaan tercatat tumbuh tipis menjadi Rp 12,80 triliun.
IMJS
Berbeda dengan IMAS, pendapatan IMJS selama sembilan awal tahun ini tercatat malah menyusut 6,35% menjadi Rp 2,95 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,15 triliun. Akan tetapi, meski kinerja pendapatan tertekan, perusahaan malah mampu mencetak laba bersih Rp 18,79 miliar dari semula mengalami kerugian Rp 45,31 miliar pada tahun sebelumnya.
Koreksi pendapatan perusahaan terutama diakibatkan oleh berkurangnya pendapatan di segmen jasa keuangan. Meskipun demikian pendapatan segmen sewa kendaraan dan bisnis terkait tercatat tumbuh signifikan.
Pendapatan dari jasa keuangan tercatat turun 29% menjadi Rp 1,15 triliun dari semula mencapai Rp 1,63 triliun. Sedangkan pendapatan dari sewa kendaraan dan bisnis terkait tumbuh 44% menjadi Rp 1,37 triliun dari semula Rp 1,15 triliun.
Mampunya perusahaan memperoleh laba bersih di tengah tekanan pendapatan salah satunya karena perusahaan mampu menekan beban keuangan serta beban umum dan administrasi. Selain itu perusahaan juga mampu meningkatkan operasi lain yang meningkat menjadi Rp 299,06 miliar dari semula Rp 188,59 miliar.
Total aset perusahaan tercatat naik menjadi Rp 24,19 triliun dari posisi akhir tahun lalu di angka Rp 23,64 triliun. Liabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan menjadi Rp 20,38 triliun dari sebelumnya Rp 3,81 triliun. Alhasil ekuitas perusahaan tercatat tumbuh tipis menjadi Rp 3,60 triliun.
(fsd/fsd) Next Article Laba Bank Raksasa RI Moncer, Tanda Ekonomi Mulai Pulih?
