
Usai IPO, Widodo Makmur Bakal Ekspansi ke Peternakan & EBT

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Widodo Makmur Perkasa (MWP) terus memperluas cakupan usahanya di Industri Consumer Goods dan Komoditas Pertanian Indonesia. Melalui rencana Initial Public Offering (IPO), WMP akan menjadi emiten sektor pertanian dan peternakan pertama yang merambah ke energi baru dan terbarukan.
CEO & Founder WMP, Tumiyana mengatakan, setelah melakukan IPO, pihaknya mendesain pertumbuhan jangka panjang. Adapun WMP akan memproduksi protein dan pangan. Saat ini perusahaan memiliki lima lini bisnis yaitu Cattle Livestock, pemrosesan daging, Poultry, Commodity dan Construction, serta energi.
"Kami akan mengembangkan tiga area sebagai basis produksi Widodo Makmur. Di Sumatera, Sulawesi, dan di Merauke. Jadi kalau kita lihat, perkembangan sekarang bahwa kita akan mengalami soft supply terhadap food industry dalam 5-10 tahun ke depan," ungkap dia dalam Squawk Box, ²©²ÊÍøÕ¾ (Rabu, 01/12/2021).
Tumiyana juga menjelaskan, WMP akan melakukan belanja modal sebesar Rp 10,8 triliun untuk 5 tahun ke depan, yang difokuskan untuk meningkatkan basis produksi. Dengan begitu WMP bisa berperan dalam market share di sektor protein.
"Kami sudah menduduki 17% market share nasional dalam durasi 5 tahun ke depan. Kami ingin di angka 27%. Dari sektor ayam, itu kita saat ini 4%, ingin naik ke posisi angka 12% dalam 5 tahun ke depan," lanjut dia.
"Ketika komoditi sekarang masih 0,5, tapi tadi dengan integrated farming di lahan, 6.000 hektar di Sumatera, 9.000 hektar di sulawesi, 1.500 di Merauke itu cerminan bagaimana perusahaan akan tumbuh dengan spending capex yang besarannya per tahun di angka Rp 1,8 triliun," papar Tumiyana.
Dia mengungkapkan perkembangan perkebunan jagung yang tengah digarap WMP. Adapun saat ini perkebunan jagung yang terdapat di tiga titik tersebut sudah mendapat perizinan dari pemerintah daerah.
"Diharapkan pada akhir 2022, semua sudah berproduksi. Sehingga itu nanti terintegrasi. Kita dalam satu kawasan akan menanam jagung dalam luasan yang tadi saya sampaikan. Gradual menuju angka 30.000 dari 3 titik yang tadi," kata Tumiyana.
Di samping sektor pertanian dan peternakan pertama, WMP juga merambah ke energi baru dan terbarukan. Menurut Tumiyana, pihaknya akan membangun solar panel sebesar 158 megawatt di area peternakan.
"Sehingga di area itu, di sektor kita bangun renewable energy dalam hal ini solar panel, kita combine dengan wind. Sehingga siangnya bisa kita serap dari tenaga matahari, malamnya kita combine dengan angin," lanjut dia.
Sedangkan untuk sumber pendanaan dalam proyek tersebut, WMP menggunakan dari berbagai sumber, di antaranya dari Eropa, Uni Emirat, hingga Jepang.
"Ada salah satu bank di Timur Tengah yang pitching dengan kita dan sudah punya komitmen. Ada juga yang dari Jepang sudah komitmen untuk lending," lanjut dia.
Tumiyana juga menjelaskan, WMP menarget pertumbuhan sebesar 101-105% dibandingkan tahun 2020. Dengan fasilitas produksi yang sudah dibangun pada 2021 dan 2020, pertumbuhan dari sisi revenue di 2020 ke 2021 sebesar 100%.
(rah/rah) Next Article Seberapa Penting Sih Efisiensi Produksi Produk Unggas?