²©²ÊÍøÕ¾

Wah Kacau! Saham-Saham Yusuf Mansur Ini Ambles Lagi

Feri Sandria & Aldo Fernando & Tri Putra, ²©²ÊÍøÕ¾
Rabu, 29/12/2021 10:35 WIB
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham milik Ustaz Yusuf Mansur (UYM), penceramah-cum-investor, kembali ambles pada perdagangan Rabu (29/12) pagi ini.

Pada perdagangan Rabu (29/12) pagi pukul 09.30 WIB tercatat 8 dari 14 saham yang dikoleksi UYM bergerak di zona merah, empat mampu berada di zona hijau dipimpin oleh saham emiten BEBS dan dua lainnya tercatat stagnan.

UYM dikenal sebagai seorang ustaz yang vokal berbicara mengenai dunia saham kepada 13 juta pengikutnya di beragam sosial media. Selain itu, ia sering kali menyebut atau membahas suatu saham emiten tertentu yang kemudian turut mendongkrak harga saham tersebut.


Tapi bagaimana kinerja dari saham yang 'diberi panggung' di sosial media penceramah kondang tersebut, khususnya dalam jangka menengah atau panjang. Benarkah saham pilihannya mampu bertahan setelah mengalami dorongan awal setelah mejeng di lini massa media sosial UYM?

Berikut ini kinerja saham-saham milik UYM selama sepekan dan sebulan terakhir, baik yang benar-benar secara eksplisit dimiliki Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an itu maupun yang sekadar dibahas di dalam unggahan Instagramnya selama setahun belakangan.

Dalam sebulan, ada 6 saham punya Yusuf Mansur yang berhasil menguat, 1 stagnan, dan 7 sisanya malah terbenam di zona merah. Saham emiten produsen beton ready mix dan precast PT Berkah Beton Sadaya (BEBS) menjadi yang paling 'cuan', yakni mencapai 34,76% dalam sebulan. Saham yang melantai sejak 10 Maret 2021 ini semakin melonjak sejak kabar UYM masuk ke saham tersebut.

Namun, tidak semua saham milik UYM berhasil mendulang untung. Saham emiten holding bisnis keuangan Grup MNC PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), misalnya, ambles 4,17% dalam sepekan, adapun dalam sebulan, BCAP anjlok 15,85%.

Gemar 'Bangkitkan' Saham Gocap

Baru-baru ini UYM kembali berhasil membangunkan saham 'tidur', yakni emiten tekstil PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) pada Kamis (23/12/2021) pekan lalu. Namun, berselang sehari kemudian saham SBAT ambles dua hari beruntun seiring adanya aksi ambil untung investor. Kini saham tersebut kembali masuk 'liang kubur' dan stagnan di level Rp 50/saham.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten SBAT ambles 5,66% ke Rp 50/saham pada paruh pertama perdagangan Senin (27/12), melanjutkan pelemahan 5,36% pada Jumat (24/12) minggu lalu.

Sedangkan pagi ini, hingga pukul 10.00 WIB saham SBAT tidak bergerak di level terendah dan hanya ditransaksikan sebanyak 635 kali dengan nilai transaksi total tercatat hanya sejumlah Rp 180 juta.

Sebelumnya, pada Kamis (23/12), saham SBAT tiba-tiba bangkit dan melesat 12,00% ke Rp 56/saham berkat kabar 'manuver' penceramah kondang tersebut. Saham SBAT termasuk saham 'tidur' alias jarang sekali beraktivitas di bursa. Sebelum disiarkan UYM kepada 13 juta pengikut sosial media lintas platform miliknya, saham SBAT terakhir bergerak pada awal Oktober 2021.

Melalui akun media sosial Instagram, pada Kamis (23/12), UYM membagikan sebuah video berdurasi sekitar 17 menit. Dalam video tersebut tampak UYM, yang dikenal dengan prinsip investasi Mansurmology, sedang melakukan kunjungan ke sebuah pabrik SBAT.

Dalam video tersebut pria berusia 45 tahun tersebut menyoroti perihal ekspansi perseroan, menekankan perusahaan mampu mengekspor pakaian SBAT hingga ke Mesir hingga Dubai. Bahkan UYM menambahkan saat ini SBAT sedang mendapatkan pesanan ekspor dari Arab Saudi sebanyak 10 kontainer.

Sebelum membangunkan saham SBAT - meskipun kini kembali tidur - UYM sebelumnya juga pernah beberapa kali membangunkan saham lain untuk bergerak bangkit dari level Rp 50/saham.

Selain saham SBAT, di awal Agustus UYM membeli sebanyak 6 juta lot saham (600 juta saham) emiten properti dan real estat PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) di harga Rp 50/saham senilai Rp 30 miliar.

Saat ini, harga saham REAL di posisi Rp 95/saham. Adapun ketika melonjak akibat masuknya UYM pada Agustus, saham REAL sempat menyentuh Rp 129/saham.

Satu lagi, pada akhir September lalu, UYM juga membeli saham emiten yang bergerak di bidang jasa pengangkutan dan transportasi PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) di harga Rp 50/saham. Pembelian tersebut membuat saham emiten yang sebelumnya cenderung 'tidur ' melonjak hingga 34% di Rp 67/saham pada 27 September 2021. Saat ini, harga saham PURA berada di Rp 72/saham.

Terakhir, saham gocap yang sempat bangkit pada pertengahan November lalu karena 'aksi' Mansurmology adalah emiten yang bergerak di sektor konstruksi hotel dan perumahan, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS).

Saham TOPS yang semula 'tertidur pulas' lebih dari satu tahun tiba-tiba bangkit dari kubur dan ditutup melonjak 34% ke level Rp 67 per saham pada 11 November 2021.

Kenaikan saham TOPS waktu itu berbarengan dengan kabar terkait UYM yang menyambangi Totalindo Eka Persada. Merespon kabar ini Yusuf Mansur mengatakan pihaknya memang tengah membuka opsi untuk bekerja sama dengan TOPS.

Saat ini, saham TOPS kembali 'terlelap' di posisi Rp 50/saham. Sejak 14 Desember atau selama 10 hari perdagangan beruntun saham TOPS tidak bergerak dari level gocap.


(fsd/fsd)