
Omicron Melesat, Saham Restoran Tidak Laku!

Jakarta, CNC Indonesia - Saham emiten pengelola restoran dan mal melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (24/1/2022). Pelemahan keduanya terjadi seiring kasus Covid-19 terus merangkak naik di atas 2.000-an kasus per hari.
Berikut saham-saham pengelola restoran yang melemah, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.38 WIB.
Pioneerindo Gourmet International (PTSP), turun -5,51%, ke Rp 6.000/saham
Fast Food Indonesia (FAST), -4,88%, ke Rp 975/saham
Sarimelati Kencana (PZZA), -0,75%, ke Rp 660/saham
Kemudian, berikut saham-saham pengelola mal yang terkoreksi pagi ini.
Pakuwon Jati (PWON), -2,14%, ke Rp 458/saham
Summarecon Agung (SMRA), -1,38%, ke Rp 715/saham
Alam Sutera Realty (ASRI), -1,34%, ke Rp 147/saham
Ciputra Development (CTRA), -1,07%, ke Rp 925/saham
Bumi Serpong Damai mal (BSDE), -0,51%, ke Rp 970/saham
Menurut data di atas, saham emiten pengelola restoran ayam goreng California Fried Chicken atau CFC Indonesia PTSP ambles 5,51% ke Rp 6.000/saham, setelah sempat melesat 14% pada Rabu pekan lalu.
Dengan ini, dalam sepekan saham PTSP masih stagnan, tetapi minus 13,57% sejak awal tahun atau year to date (ytd).
Namun, nilai transaksi saham PTSP tergolong sepi, hanya sebesar Rp 3,61 juta dan volume 600 saham.
Setali tiga uang, saham emiten restoran cepat saji KFC Indonesia FAST terjungkal hingga minus 4,88%, dengan nilai transaksi baru sebesar Rp 881 ribu dan volume 900 saham.
Kemudian, untuk saham mal, emiten properti dan pengelola pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka (Kokas) dan Gandaria City (Gancit) PWON turun 2,14%, setelah pada Jumat lalu naik 2,63%.
Saham emiten pemilik Summarecon Mall SMRA dan mal Alam Sutera ASRI juga masing-masing terdepresiasi 1,38% dan 1,34% pagi ini.
Meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia semakin terasa.
Terbaru, pada Minggu (23/1), penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 2.925, dengan Jakarta mendominasi sebanyak 1.739 kasus.
Peningkatan kasus Covid-19 bisa semakin menekan sektor pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji. Ini karena apabila kasus Covid-19 semakin meninggi, pemerintah akan kembali mengetatkan kebijakan pergerakan masyarakat yang pada akhirnya akan membuat pengunjung mal kembali menyusut drastis.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf) Next Article Wah, McDonald's Cetak Laba Rp29,8 Triliun di Q3-2021