²©²ÊÍøÕ¾

Mohon Maaf, IHSG Enggak Kasih Angpao Dulu

Chandra Dwi Pranata, ²©²ÊÍøÕ¾
31 January 2022 15:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (31/1/2022) atau perdagangan terakhir di bulan Januari tahun ini, di tengah positifnya bursa saham Asia pada hari ini dan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan lalu.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,22% ke level 6.631,15. Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung volatil di mana pada pembukaan perdagangan sesi I, IHSG sempat dibuka melonjak dan menyentuh level tertinggi hariannya di level 6.669,91.

Namun selang beberapa menit, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah. Sekitar pukul 11:00, IHSG kembali menguat dan berhasil ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I. Tetapi setelah sesi kedua dibuka, IHSG tak lagi bergairah hingga penutupan perdagangan sesi II atau penutupan perdagangan hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada hari ini cenderung naik menjadi Rp 14,6 triliun. Sebanyak 292 saham menguat, 242 saham melemah, dan 152 saham stagnan. Investor asing tercatat menjual bersih (net sell) sebesar Rp 247 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan penjualan bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 118 miliar dan di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 62 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham BBRI ditutup merosot 1,69% ke level harga Rp 4.070/unit. Sedangkan saham BBCA berakhir terkoreksi 1,93% ke level harga Rp 7.625/unit.

Sementara pembelian bersih dilakukan asing di saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 67 miliar dan di saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar Rp 31 miliar.

Saham BBNI ditutup ambles 2,33% ke level Rp 7.325/unit, sedangkan saham EXCL berakhir menguat 0,91% ke posisi harga Rp 3.320/unit.

Pada hari ini, bursa saham Asia terpantau cerah, di mana indeks Nikkei dan Hang Seng secara bersamaan melesat 1,07%. Sementara untuk pasar saham China dan Korea Selatan pada hari ini ditutup karena sudah libur perayaan Imlek.

Sedangkan bursa AS, Wall Street pada Jumat pekan lalu juga ditutup melesat setelah hampir sepekan mengalami koreksi. Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,65%, S&P 500 melonjak 2,44%, dan Nasdaq meroket 3,13%.

Pada perdagangan terakhir di bulan Januari 2022, para pelaku pasar memantau berberapa sentimen. Pertama yakni data aktivitas manufaktur China yang melambat pada Januari tahun ini dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut karena langkah pengetatan dalam upaya meredam penyebaran virus corona (Covid-19).

Indeks manufaktur PMI yang disurvei oleh Badan Statistik Nasional China (NBS) tercatat 50,1 pada Januari. Angka tersebut turun dari bulan Desember sebesar 50,3.

Secara terpisah, survei yang dilakukan oleh majalah bisnis Caixin mencatat PMI Manufaktur China sebesar 49,1 pada bulan Januari, turun 50,9 pada bulan Desember. Ini berarti aktivitas manufaktur China masuk ke zona kontraksi.

Dari dalam negeri, sejatinya rilis inflasi dan PMI manufaktur akan rilis pekan depan, namun pelaku pasar perlu mencermatinya. Berdasarkan pemantauan harga pada minggu keempat Januari, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Januari sebesar 0,53% secara bulanan (month-to-month/mtm), turun dari inflasi bulan lalu sebesar 0,57% mtm.

Inflasi yang turun pada Januari 2021 disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah melandainya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, walaupun masih harganya masih tinggi.

Kemudian, melejitnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron cukup memberi dampak terhadap kepercayaan masyarakat untuk berbelanja.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(chd/chd) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular