²©²ÊÍøÕ¾

Perang Dunia III Batal, Saham ENRG-MEDC-ELSA Dkk Ambles

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
16 February 2022 09:53
Kilang minyak Kuwait (Tangkapan layar KNPC)
Foto: Kilang minyak Kuwait (Tangkapan layar KNPC)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga mayoritas saham emiten minyak & gas (migas) utama ambles ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (16/2/2022). Para pelaku pasar tampaknya masih melakukan aksi ambil untung setelah dalam beberapa hari terakhir saham tersebut menguat.

Berikut saham-saham migas yang terkoreksi pagi ini, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.17 WIB.

  1. Energi Mega Persada (ENRG), turun -5,10%, ke Rp 186/unit

  2. Medco Energi Internasional (MEDC), -4,27%, ke Rp 560/unit

  3. Elnusa (ELSA), -3,38%, ke Rp 286/unit

  4. Rukun Raharja (RAJA), -1,55%, ke Rp 190/unit

  5. Radiant Utama Interinsco (RUIS), -0,97%, ke Rp 204/unit

Menurut data di atas, saham emiten Grup Bakrie ENRG menjadi yang paling melemah, yakni sebesar 5,10%, setelah melesat tinggi dalam 3 hari terakhir.

Kendati turun pagi ini, dalam sepekan saham ENRG masih melejit 27,70%.

Saham emiten milik Keluarga Panigoro MEDC juga merosot 4,27% ke Rp 560/unit, melanjutkan pelemahan 3,31% pada Selasa kemarin (15/2). Pada Senin (14/2), saham MEDC ditutup naik 6,14%.

Setali tiga uang, saham ELSA juga turun 3,38%, usai melemah 1,99% kemarin. Sebelumnya, pada Senin lalu, saham ELSA ditutup melesat 7,86%.

Kenaikan saham migas setidaknya pada Senin lalu terjadi seiring harga minyak dunia melesat ke harga tertinggi sejak 2014.

Namun, pagi ini, pukul 09.17 WIB, menurut data Refitiniv, harga minyak jenis brent melemah 0,25% ke US$ 93,05/barel, setelah kemarin juga turun 3,32%.

Sebelumnya, pada Senin lalu, harga minyak brent berada di level tertinggi sejak 2014 silam di US$ 96,48/barel.

Sejak awal tahun (ytd), harga minyak brent telah melesat 19,63%.

Senada, harga minyak jenis WTI atau light sweet juga turun pagi ini, sebesar 0,21% ke level US$ 91,88/barel. Kemarin, harga minyak WTI juga ditutup melorot 3,55%, setelah melesat ke level tertinggi sejak 2014 di level US$ 95,46/barel.

Secara ytd, harga minyak WTI sudah melonjak 22,16%.

Perkembangan geopolitik di Eropa membuat pasar (dan seluruh dunia) ketar-ketir. Ketegangan di perbatasan Ukraina, di mana Rusia sempat menyiagakan armada tempur turut mendorong harga minyak ke level tertinggi pada Senin lalu.

Kekhawatiran pecahnya perang antarkedua negara tersebut akan menyebabkan gangguan produksi dan distribusi, termasuk komoditas minyak.

Maklum, perang ini akan melibat Rusia, salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar dunia.

Sementara, selain aksi profit taking, turunnya harga minyak dalam dua hari terakhir terjadi seiring dengan kabar bahwa pasukan tentara Rusia yang berada dekat dengan Ukraina telah ditarik kembali ke pangkalan.

Kabar ini dinilai bisa mengurangi ketegangan antara Moskow dan negeri Barat.

Melansir dari Reuters, Selasa (15/02/2022), kantor berita RusiaInterfax mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan yang mengatakan bahwa sementara latihan skala

besar di seluruh negeri berlanjut, beberapa unit distrik militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan latihan mereka dan mulai kembali ke pangkalan.

"Tidak ada hadiah untuk menebak kekuatan pendorong di balik pertarungan volatilitas ini," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM, dikutip dari Reuters, Selasa (15/02/2022).

"Krisis Rusia-Ukraina telah membuat pasar energi waspada terhadap kemungkinan gangguan pasokan energi Rusia."

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(adf/adf) Next Article Arah Harga Komoditas Ditengah Konflik Rusia-Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular