
Minim Katalis Baru, IHSG Sesi 1 Merosot ke Zona Merah

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini tertekan pada perdagangan sesi pertama, Kamis (17/2/2022) di tengah minimnya katalis baru. Meredanya isu serangan Rusia ke Ukraina tak berpengaruh baik pada perdagangan hari ini.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG hari ini dibuka di 6.836,183 kemudian terus turun hingga berakhir di zona merah pada sesi I perdagangan.Â
IHSGÂ ditutup di 6.797,638 atau melemah 52,560 poin (-0,77%) pada pukul 11:30 WIB. Hari ini IHSG sempat di level tertingginya di 6.859,706 sekitar pukul 09.05 WIB, namun kemudian turun jauh.
Mayoritas saham tertekan hari ini, tercatat sebanyak 321 saham turun, sedangkan yang menguat hanya 167, sementara 183 sisanya flat.
Nilai perdagangan surut ke level Rp 6,673 triliun dengan jumlah volume transaksi 17,15 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 955.202 kali.
Investor asing pada akhir sesi pertama perdagangan mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 5,51 miliar di seluruh pasar.Â
Saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 88,8 miliar dan Rp 41,8 miliar.
Saham keduanya drop, masing-masing sebesar 1,58% dan 2,19% menjadi Rp 4.350 dan Rp 7.800/saham. Disusul saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan penjualan bersih sebesar Rp 21,9 miliar dengan harga saham ditutup di Rp 80/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka buru untuk dibeli terutama adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 44,8 miliar dan Rp 42,6 miliar. Masing-masing saham tersebut turun sebesar 0,23% dan naik 1,16%.Â
Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 488,2 miliar dan Rp 291,3 miliar, diikuti PT Indonesian Transport & Infrastructure Tbk (IATA) senilai Rp 223 miliar.
Di antara jajaran saham yang anjlok atau top losers antara lain Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT Net Visi Media Tbk (NETV) yang masing-masing memimpin penurunan 28 poin atau 7% dan 50 poin atau 6,80%.Â
Koreksi IHSG terjadi di tengah tren pelemahan bursa utama Asia, di mana indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong melemah masing-masing sebesar 0,76% dan 0,1%. Sebaliknya, indeks Shanghai masih menguat tipis, sebesar 0,2%.
Isu serangan Rusia ke Ukraina sempat mempengaruhi harga emas dan saham dunia. Meski bersiap melawan Rusia bersama Amerika, Inggris sendiri sedang mengalami inflasi.
Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga tahun ini. Meski demikian, hal itu diyakini tidak akan mengguncang pasar modal dan menekan nilai tukar rupiah seperti yang terjadi pada 2013.
Pada perkembangan lain, hubungan Indonesia dan China semakin mesra dan dengan berani meninggalkan dolar Amerika dalam aktivitas perdagangan hingga investasi.
"Pertukaran mata uang membantu memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral di tengah krisis keuangan global," kata Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
Rupiah sendiri masih melaju kencang melawan dolar Amerika pada pekan ini. Pada perdagangan Kamis (17/2) ini rupiah kembali melantai di zona hijau setelah sebelumnya mencatat penguatan 3 hari beruntun. Sentimen positif dari dalam negeri, ditambah dengan terpuruknya dolar membuat rupiah menguat.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIAÂ
(pmt/vap) Next Article Ikuti Tren Asia, IHSG Berakhir Menguat di Penutupan Sesi 1