
Saham Bank Besar Profit Taking, Sinyal Asing Mulai Kabur?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten perbankan besar kompak tergelincir ke zona merah seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pagi ini, Senin (7/3/2022). Asing tercatat mulai keluar dari bursa saham RI.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melorot 0,82% ke 6.871,83 dengan nilai transaksi Rp 7,22 triliun dan volume perdagangan 11,33 miliar saham.
Setelah akhir-akhir ini rajin masuk ke bursa domestik, pagi ini asing akhirnya mulai keluar dengan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp 144,40 miliar di pasar reguler.
Asal tahu saja, dalam sepekan asing melakukan beli bersih (net buy) Rp 4,99 triliun, dalam sebulan net buy Rp 19,03 triliun. Adapun sejak awal tahun (ytd) total net buy asing mencapai Rp 27,43 triliun di pasar reguler.
Sementara, indeks sektor jasa keuangan, IDXFINANCE, tercatat minus 1,54 ke 1.597,17 pagi ini.
Berikut saham-saham perbankan utama yang melemah, per pukul 10.02 WIB.
Kinerja Saham Bank Besar per Senin (7/3)
Kode Ticker | % Harian | % Sepekan | % YtD |
BBRI | -1.93 | 4.33 | 11.68 |
BDMN | -1.69 | -1.69 | -0.85 |
BMRI | -1.63 | -2.6 | 7.12 |
BBCA | -1.58 | -2.5 | 6.51 |
PNBN | -1.26 | -1.26 | 1.95 |
BBNI | -0.95 | 0.32 | 16.3 |
BNGA | -0.48 | 1.46 | 8.29 |
Sumber: BEI | Per Senin (7/3/2022), pukul 10.02 WIB
Saham emiten bank BUMN, BBRI, menjadi yang paling melemah hingga minus 1,93% ke Rp 4.580/unit, setelah naik 2,41% pada Jumat pekan lalu (4/3).
Seiring dengan pelemahan tersebut asing melakukan jual bersih saham BBRI Rp 82,0 miliar, terbesar nomor 2 di bursa pagi ini.
Dalam sepekan, saham BBRI masih naik 4,33% dan sejak awal tahun melesat 11,68%.
Kabar teranyar, BRI membagikan dividen tahun buku 2021 sebesar 85% dari laba bersih atau tepatnya Rp 26,4 triliun yang akan dibagikan ke pemegang saham.
"Dividen yang akan dibagikan sekurangnya ekuivalen Rp 174,23 per lembar saham dan ini meningkat signifikan, meningkat 76,17% dibanding dividen per lembar saham di 2020 sebesar Rp 98,9 per lembar," ujar Direktur Utama BRI Sunarso usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (1/3/2022).
"Untuk dividen RI atas kepemilikan saham oleh pemerintah, sebesar 53,19% saham BRI kan dimiliki pemerintah maka proporsional kepemilikan itu dividen kepada pemegang saham negara sebesar Rp 14,045 triliun," ujarnya.
Kemudian bagian 15% dari laba yang tidak dibagikan dalam bentuk dividen atau Rp 4,66 triliun nanti digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Selain BBRI, saham bank pelat merah lainnya, BMRI juga turun 1,63% pagi ini, di tengah net sell asing jumbo Rp 25,8 miliar di pasar reguler. Dengan ini, dalam sepekan saham BMRI turun 2,6%. Namun, secara ytd saham BMRI melesat 7,12%.
Saham emiten bank Grup Djarum, BBCA, juga terkoreksi 1,58%, melanjutkan pelemahan dalam 2 perdagangan sebelumnya.
Asing melego saham BBCA dengan nilai jual bersih Rp 127,8 miliar, terbesar di bursa pagi ini.
Dalam seminggu belakangan, saham BBCA juga merosot 2,5%. Sementara, secara ytd, saham BBCA terkerek naik 6,51%.
Pergerakan IHSG mengekor bursa Asia yang kebakaran hebat pagi ini. Indeks Hang Seng ambrol sampai 3,51% sedangkan Nikkei drop 5,31%.
Minggu lalu Wall Street juga ditutup dengan pelemahan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ambles 0,53% dan 0,79%. Nasdaq Composite drop 1,66%.
AS dan sekutunya kini berencana untuk memboikot impor minyak dan gas dari Rusia setelah Negeri Beruang Merah menyerang fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir pada Jumat pekan lalu.
Harga minyak mentah pun melonjak tajam. Kini baik Brent maupun Wes Texas Intermediate (WTI) harganya sudah di atas US$ 120/barel.
Di tengah kenaikan harga komoditas terutama energi seperti sekarang ini, saham-saham energi cenderung menjadi primadona.
Sementara itu saham konsumen yang terdampak dari kenaikan harga komoditas justru mendapatkan tekanan karena harga komoditas yang meningkat menjadi tekanan bagi kinerja keuangan emiten.
Di sisi lain IHSG yang sudah berkali-kali cetak rekor juga membuka peluang terjadinya koreksi karena harga tidak mungkin terus meningkat.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf) Next Article Yes! Saham BBCA Balik ke Rp 8.000, BBNI & BMRI Nyusul Nih?