
Terungkap Ini Alasan Asing Serbu Saham Bank Raksasa RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aliran dana asing terus membanjiri bursa saham Tanah Air seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menembus rekor tertinggi anyar dan berada di level psikologis 7.000. Sebagian dana asing tersebut juga tercatat masuk ke emiten-emiten bank kakap RI yang membukukan kinerja moncer sepanjang 2021.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun (ytd), nilai beli bersih (net buy) oleh investor asing mencapai Rp 39,20 triliun di pasar reguler, dengan Rp 17,5 triliun atau sekitar 44,64% masuk ke saham the big four atau 4 bank besar domestik.
IHSG sendiri sudah melesat 6,40% secara ytd, ke 7.002,53 pada penutupan Jumat pekan lalu (25/3). IHSG sempat menembus rekor tertinggi 7.049,68 pada penutupan Kamis (24/3).
Saham emiten bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing, sebesar Rp 7,3 triliun ytd. Harga sahamnya pun melesat 14,60% sejak awal tahun.
Dibandingkan dengan bank besar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, kinerja saham-saham bank gede RI tidak kalah saing.
Saham bank besar ASEAN yang menjadi perbandingan adalah DBS Group (Singapura), OCBC Bank (Singapura), UOB Group (Singapura), dan Maybank (Malaysia). (Lihat Tabel 1 di bawah ini).
Tabel 1. Kinerja Saham 4 Bank RI vs 4 Bank ASEAN YtD
Saham | % Kenaikan YtD | Net Buy Asing (YtD) |
Bank Negara Indonesia | 21.85% | Rp 4.5 T |
UOB Group | 20.05% | - |
Bank Rakyat Indonesia | 14.60% | Rp 7.3 T |
Bank Mandiri | 11.75% | Rp 1.2 T |
DBS Group | 9.03% | - |
Bank Central Asia | 8.90% | Rp 4.5 T |
OCBC Bank | 8.51% | - |
Maybank | 7.56% | - |
Sumber: BEI, Refinitiv | Per 25 Maret 2022
Apabila menilik data di atas, saham emiten bank BUMN BBNI menjadi yang paling melesat YtD, yakni 21,85% alias berada di atas saham UOB (+20,05%).
Kinerja 3 bank Singapura di atas memang ciamik, seiring indeks saham Straits Times Singapura yang cemerlang sepanjang 2022, tumbuh 9,19% ytd per Jumat (25/3). Indeks Straits Times membukukan kinerja tertinggi di kawasan ASEAN dan Asia, berada satu peringkat di atas IHSG.
°¾±²Ô±ð°ùÂá²¹Ìý²Ñ´Ç²Ô³¦±ð°ù
Kinerja saham yang luar biasa terjadi seiring kinerja fundamental 4 bank kakap RI yang tokcer sepanjang tahun lalu di tengah pemulihan ekonomi RI akibat dampak pagebluk Covid-19.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi RI yang diukur lewat produk domestik bruto (PDB) naik menjadi 3,68% secara tahunan (yoy) pada 2021, keluar dari jurang kontraksi (negatif) pada tahun sebelumnya yang minus 2,07%.
Seiring dengan itu, menurut data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2021 tercatat sebesar 5,2% secara yoy. Angka tersebut membalik pertumbuhan negatif penyaluran kredit selama 2020 yang minus 2,4%.
Sementara untuk tahun ini, sejumlah analisis dari perusahaan sekuritas juga masih mengandalkan sektor bank dan memberi peringkat overweight.
CGS-CIMB Sekuritas, misalnya, dalam riset 24 Maret 2022, berpendapat perbankan RI akan menikmati akselerasi pertumbuhan kredit seiring membaiknya kondisi makro.
"Kami pikir bank-bank besar Indonesia berada di posisi yang tepat untuk memenuhi permintaan pinjaman mengingat permodalan yang tinggi dan tingkat LDR [loan-to-deposit ratio] yang rendah," jelas analis CGS-CIMB, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (28/3).
Ini tampaknya menjadi pendorong utama masuknya asing ke keempat saham bank tersebut. Apalagi, ada pembagian dividen tunai yang cukup menggiurkan.
Apabila kita bandingkan dengan kinerja 4 bank gede ASEAN lainnya, rapor keuangan 4 bank raksasa RI cenderung lebih superior.
Pertama, dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan laba bersih sepanjang 2021, bank-bank gede RI cenderung mengungguli peers ASEAN-nya. (Tabel 2).
Tabel 2. Pertumbuhan Laba-Rugi Bank RI vs Sejumlah Bank Besar di ASEAN
Bank | % Pendapatan Bunga Bersih yoy (2021) | % Laba Bersih YoY (2021 |
Bank Negara Indonesia | 11.71% | 288.36% |
Bank Mandiri | 15.27% | 79.58% |
Bank Rakyat Indonesia | 27.50% | 75.53% |
DBS Group | -6.71% | 41.53% |
OCBC Bank | -1.76% | 40.82% |
UOB Group | 6.00% | 36.90% |
Bank Central Asia | 3.31% | 19.52% |
Maybank | 7.52% | 15.30% |
Sumber: BEI, laman resmi bank, diolah |*Kinerja bank only
Emiten bank BUMN BNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara bank only tertinggi sepanjang 2021, yakni sebesar 288,36% menjadi Rp 10,68 triliun. Pada 2020, laba bersih individual BNI tercatat sebesar Rp 2,75 triliun.
Sementara, nilai laba bersih (bank only) tertinggi sepanjang 2021 dipegang oleh bank pelat merah lainnya BRI sebesar Rp 32,21 triliun.
Kedua, seiring dengan lonjakan pendapatan bunga bersih sepanjang 2021, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) atawa margin bunga bersih ketiga bank RI juga ciamik, di atas 4 bank ASEAN. (Tabel 3).
Tabel 3. Pertumbuhan NIM 4 Bank RI vs 4 Bank ASEAN
Bank | NIM 2021 (%) | Perubahan NIM yoy (basis poin/bps) |
Bank Rakyat Indonesia | 6.89% | 89 |
Bank Mandiri | 4.73% | 25 |
Bank Negara Indonesia | 4.67% | 17 |
DBS Group | 1.45% | 17 |
Maybank | 1.90% | 10 |
OCBC Bank | 1.54% | -7 |
UOB Group | 1.56% | -10 |
Bank Central Asia | 5.10% | -60 |
Sumber: BEI, laman resmi bank, diolah
BBRI membukukan pertumbuhan NIM tertinggi secara yoy, yakni 89 basis poin (bps) menjadi 6,89% pada akhir 2021.
Ketiga, dalam hal rasio profitabilitas, bank-bank gede Indonesia juga 'mengasapi' keempat bank ASEAN lainnya. (Tabel 4).
Tabel 4. Pertumbuhan ROA dan ROE 4 Bank RI vs 4 Bank ASEAN
Bank | ROA 2021 | Perubahan ROA yoy (bps) | ROE 2021 | Perubahan ROE yoy (bps) |
Bank Negara Indonesia | 1.43% | 89 | 10.42% | 756 |
Bank Mandiri | 2.53% | 89 | 16.24% | 688 |
Bank Rakyat Indonesia | 2.72% | 74 | 16.87% | 582 |
UOB Group | 0.92% | 23 | 10.20% | 280 |
OCBC Bank | 1.13% | 28 | 9.60% | 200 |
Bank Central Asia | 3.41% | 9 | 18.25% | 171 |
Maybank | 0.91% | 16 | 9.50% | 110 |
DBS Group | 1.02% | 27 | 12.50% | 34 |
Sumber: BEI, laman resmi bank, diolah
Setidaknya ada dua rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas bank, yakni return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
ROA dan ROE membantu mengukur kemampuan perusahaan memanfaatkan aset dan modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilainya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan.
Angka pertumbuhan ROA tertinggi dimiliki BMRI dan BBNI dengan masing naik 89 bps secara yoy. Sementara, pertumbuhan ROE terbesar dipegang BBNI dengan bertambah 756 bps secara yoy.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article Yes! Saham BBCA Balik ke Rp 8.000, BBNI & BMRI Nyusul Nih?
