
Emiten Media Erick Thohir Go Digital, Masuk Ekosistem GoTo?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten media milik Menteri BUMN Erick Thohir yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) baru saja selesai melaksanakan aksi korporasi berupa Penambahan Modal Dengan Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue (RI).
ABBA tercatat melepas 1,18 miliar saham baru atau setara dengan 30% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan RI di Rp 150/saham.
Mengacu pada prospektus perseroan, induk usaha ABBA yakni Beyond Media tidak akan mengeksekusi seluruh haknya dan dalam aksi korporasi ini yang bertindak sebagai pembeli siaga adalah PT Solic Kreasi Baru (SKB) yang terafiliasi dengan M Cash Group yang menjadi induk beberapa usaha seperti perusahaan logistik SiCepat.
Dengan begitu total pendanaan yang berhasil diraup oleh induk usaha PT Republika Media Mandiri (RMM) ini mencapai Rp 177 miliar. Adapun rencana penggunaan dana dari RI ini adalah untuk : modal kerja perseroan (10%) dan investasi di sektor teknologi digital melalui investasi baru, pengembangan aplikasi, dan pembelian hardware (56%).
Selain itu sebagian dana lagi akan digunakan untuk modal kerja entitas usaha dalam kasus ini adalah RMM (20%) dan sisanya 14% akan digunakan RMM untuk investasi di sektor teknologi digital melalui pengembangan usaha RMM.
Sebenarnya selain RMM, ABBA juga memiliki anak usaha lain. Salah satunya adalah perusahaan media yang juga perusahaan publik yaitu PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI). Di mana kepemilikan ABBA di MARI sebesar 16,14%. Sementara itu induk ABBA yakni Beyond Media mengusai 40,35% saham MARI.
Saham MARI juga dimiliki oleh PT AJ General atau asuransi Generali yang menggenggam 10,50% dan PT Pratama Prima Utama sebesar 0,17% sehingga sisanya di publik sebanyak 32,84%.
Untuk diketahui, MARI mengelola sejumlah radio di antaranya PT Radio Attahiriyah, PT Suara Irama Indah, PT Radio Camar, PT Radio Mustang Utama, PT Radio Ramako Djaja Raya, dan PT Mahaka Radio Digital.
Menariknya, selain ABBA yang memiliki agenda transformasi digital, MARI juga sudah menjalani langkah serupa. Salah satu upayanya adalah dengan mendirikan platform streaming podcast, radio, audio book hingga live audio yang dikenal dengan nama NOICE.
Ekspansi MARI ke bisnis content creation yang sedang ngetren di berbagai kalangan terutama anak muda ini turut mengundang investor dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah artis yang selama ini terkenal sebagai Sultan Andara, siapa lagi kalau bukan Raffi Ahmad.
Raffi lewat RANS Entertainment dilaporkan mengucurkan dana segar hingga US$ 2,5 juta atau sebesar Rp 35,8 miliar ke NOICE yang diharapkan bisa menciptakan ekosistem konten audio yang berkualitas di Indonesia.
Keberadaan NOICE tidak hanya mengundang atensi dari kalangan content creator saja tetapi juga dari pelaku bisnis mulai dari startup dan perusahaan modal ventura (VC).
Pada awal September lalu, NOICE mengumumkan telah meraup pendanaan dari entitas anak usaha Gojek yaitu Go Ventures dan VC bernama Alpha JWC Ventures. Kucuran dana segar tersebut akan digunakan oleh NOICE untuk tiga hal yakni pengembangan teknologi, konten orisinal hingga merekrut talent.
Bahkan ke depan dengan masuknya modal ventura GoTo Group, Go Ventures ke dalam NOICE, bukan tidak mungkin platform media milik MARI ini akan masuk menjadi salah satu ekosistem digital GoTo Group.
Transformasi ABBA dan MARI telah menjadi contoh bahwa agenda transformasi digital juga memiliki urgensi tinggi di sektor media guna tetap relevan dengan selera pasar. Content creation sendiri merupakan salah satu jenis new economy yang sedang booming.
Dengan footprint bisnis di bidang media lebih dari satu dekade dan didukung oleh berbagai kalangan terutama investor, seharusnya ini menjadi keunggulan kompetitif yang dimiliki MARI dan belum tentu dimiliki pesaingnya.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(trp/vap) Next Article Konglomerat Ini Pembeli Siaga Rights Issue Emiten Bos Erick