²©²ÊÍøÕ¾

Dari Cuan Yenny Wahid Hingga Waran Terstruktur BEI

Teti Purwanti, ²©²ÊÍøÕ¾
12 April 2022 07:42
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah. Indeks ditutup melemah 0,1% ke level 7.203,79.

Meski begitu, indeks sempat menyentuh level tertinggi 7.355,3 di awal perdagangan sesi satu. Kenaikan ini terjadi di tengah berbagai macam kabar pasar yang bermunculan dan masih akan mewarnai perdagangan hari ini.

Sebelum memulai perdagangan hari ini, Selasa (12/4/2022), simak rangkuman kabar pasar yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ berikut ini.


Gegara WIRG, Yenny Wahid-Pieter Tanuri Cs Bisa 'Cuan' Gede!

Harga saham emiten penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG) konsisten melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) selama 5 hari beruntun sejak debut perdana di bursa pada Senin pekan lalu (4/4/2022).
Alhasil, saham WIRG sudah terbang 227,38% selama lima hari, dibandingkan dengan harga penawaran awal sebesar Rp 168/saham.

Selain para pembeli saham anyar, kenaikan harga saham yang luar biasa tersebut juga berpotensi membuat para pemegang saham lama pra-penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) menangguk untung di WIRG.

Sebagaimana diketahui, terdapat deretan nama terkenal yang menjadi pemegang saham WIRG pra-IPO, mulai dari putri presiden RI ke-4 Gus Dur sampai para petinggi perusahaan energi PT Indika Energy Tbk (INDY).

Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur memiliki 280,42 juta atau 2,35% saham WIRG, berpotensi mengantongi capital gain Rp 107,12 miliar.

Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Selain Yenny, ada nama Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO. Pieter Tanuri juga berpotensi 'menggondol cuan' dari saham WIRG Rp 22,92 miliar.

Laba Energi Mega (ENRG) Turun, Tapi Utang Jadi Nihil

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat perolehan laba hingga US$ 40,26 juta sepanjang 2021. Laba bersih yang diperoleh perusahaan turun 24,96% secara tahunan dibanding posisi per akhir 2020 yaitu US$ 53,65 juta.

Dalam keterbukaan informasi perusahaan, terlihat sepanjang 2021 ENRG berhasil mencatat kenaikan jumlah penjualan bersih sebesar 24,99% secara tahunan dari posisi US$ 324,88 juta menjadi US$ 406,09 juta pada 2021.

Kemudian, EBITDA perusahaan juga naik dari US$ 233,70 juta menjadi US$ 273,95 juta per akhir 2021.

"Penjualan dan EBITDA di tahun 2021 menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya karena adanya kenaikan produksi gas dari blok Kangean dan Bentu, serta peningkatan produksi minyak dari blok Malacca Strait. Harga jual minyak juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya," kata Direktur Utama Energi Mega Persada Syailendra S. Bakrie, dikutip Senin (11/4/2022).

ENRG menyebut nilai laba bersih perusahaan akan terlihat lebih besar jika tidak ada pos 'pendapatan lain-lain' yang berasal dari pelunasan dan penghapusan utang di tahun sebelumnya.

Sebagai catatan, per 2021 nilai utang jangka panjang perusahaan turun dari US$ 78,54 juta menjadi US$ 42,93 juta. Kemudian utang jangka pendek menjadi nihil dari sebelumnya berjumlah US$ 18,78 juta per akhir 2020.

Golden Eagle Energy (SMMT) Buka Peluang Akuisisi Tambang Lain

Emiten batu bara PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) membuka peluang melakukan akuisisi tambang lain. Hal ini disampaikan dalam public expose perusahaan.
Dalam dokumen Laporan Hasil Pelaksanaan Public Expose Insidentil, SMMT menulis kemungkinan adanya akuisisi tersebut.

Pada saat yang sama perusahaan juga memastikan akan terus melanjutkan ekspor batu bara yang dihasilkan aset perusahaan di Kalimantan.

"Perseroan tidak pernah menutup kemungkinan atas kesempatan ataupun peluang-peluang terhadap tambang yang secara kualitas dan perijinan baik. Namun Perseroan akan lebih mengutamakan aset-aset yang tidak terlalu jauh dari aset kami di Sumatera dan Kalimantan," kata direksi perusahaan, dikutip Senin (11/4/2022).

Pada 2022, SMMT menargetkan kenaikan penjualan hingga 15 - 20%. Anggaran belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini mencapai kurang dari Rp30 miliar.

SMMT menyebut terbuka kemungkinan akan mulai mengekspor hasil tambang asetnya di Sumatera, jika logistik jalan dan pelabuhan di sekitarnya membaik.

Jual Saham Sido Muncul Rp 1 T, Siapa Concordia Investment?

Concordia Investment Pte Ltd selaku pemegang saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dilaporkan melakukan penjualan sebagian kepemilikan saham di produsen jamu terbesar di Tanah Air tersebut.

Berdasarkan dokumen keterbukaan informasi, Concordant melepas 1,2 miliar saham SIDO di harga Rp 900/saham sehingga total nilai transaksi mencapai Rp 1,08 triliun.

Transaksi tersebut mewakili 4% dari saham SIDO yang dimiliki oleh Concordant. Setelah aksi penjualan tersebut, Concordant kini hanya menggenggam 5,15 miliar saham SIDO dari sebelumnya 6,34 miliar. Dengan begitu kepemilikan Concordant atas saham SIDO tersisa 17,14% dari 21,14%.

Lantas sebenarnya siapa Concordant sebenarnya?

Berdasarkan dokumen keterbukaan dan perubahan kepemilikan saham, Concordant merupakan perusahaan yang didirikan di Singapura.

Concordant beralamat di 8 Temasek Boulevard #18-01 & 02, Suntec Tower Three, Singapore 038988. Usut punya usut Concordant merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan firma investasi private equity di Asia bernama Affinity Equity Partners.

Berdasarkan situs resmi Affinity Equity Partners mengelola aset senilai US$ 14 miliar atau setara dengan Rp 200,9 triliun dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.350/US$.

Kemitraan SIDO dengan Affinity Equity Partners bermula ketika induk perusahaan SIDO yakni PT Hotel Candi Baru resmi melepas kepemilikannya sebesar 21% di saham SIDO ke perusahaan investasi tersebut dengan nilai transaksi Rp 4,5 triliun.

Artinya harga saham SIDO yang dibeli oleh Affinity Equity Partners dari PT Hotel Candi Baru berkisar di Rp 710-715/saham. Untuk diketahui, transaksi crossing terjadi pada Rabu (3/2/2021).

Meskipun transaksi crossing terjadi pada 2021, tetapi pihak manajemen SIDO mengatakan bahwa kemitraan antara SIDO dan Affinity Equity Partners telah terjalin sejak 3 tahun sebelumnya.

MYOH Bidik Pengupasan Lapisan Tanah 38 Juta Bcm Tahun Ini

Emiten jasa pertambangan batu bara terintegrasi yakni PT Samindo Resources Tbk (MYOH), pada tahun 2022 ini menargetkan bisa memproduksi pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebanyak 38 juta bank cubic meter (bcm) pada tahun 2022 ini.

Untuk mendukung target tersebut, Samindo mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 2 juta atau sekitar Rp 28 miliar, tak jauh berbeda dengan proyeksi belanja modal tahun lalu.

Gilbert Markus Nisahpih, Direktur Samindo Resources, mengatakan pihaknya akan tetap melanjutkan kebijakan efisiensi yang menurunkan biaya pokok penjualan (cost of good sold/COGS) cukup signifikan. Salah satunya adalah pengurangan biaya perawatan (maintenance).

"Penerapan efisiensi pada kegiatan operasi terbukti meningkatkan kinerja finansial perusahaan, yaitu laba bersih sepanjang 2021 mencapai US$ 26,92 juta atau naik 19,62% dari realisasi laba bersih 2021 yang tercatat US$ 22,50 juta," ujar Gilbert saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/4/2022).

Menurut Gilbert, tren kenaikan harga batu bara global dan harga batu bara acuan (HBA) mendorong perusahaan tambang batu bara menggenjot produksi. "Sebagai kontraktor, syukur kita mendapatkan tambahan dua juta ton untuk tahun ini," ujarnya.

BUMI Lakukan Pembayaran Tranche A US$ 67,8 juta

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah memproses pembayaran ke-17 sebesar US$ 67,8 juta melalui agen fasilitas, pada Senin (11/4). Pembayaran tersebut mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 63,6 juta dan bunga sebesar US$ 4,2 juta untuk Tranche A.

"Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-tujuh belas hari ini, Perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar US$ 613 juta secara tunai, terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 441,8 juta dan bunga sebesar US$ 171,2 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest)," jelas Director & Corporate Secretary Dileep Srivastava dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Adapun pembayaran berikutnya untuk Tranche A akan jatuh tempo pada Juli 2022 mendatang. Sementara Kupon PIK dari 11 April 2018 hingga 11 April 2022 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi.

Silmy Karim Pamer Atasi Utang Jumbo & Laba Krakatau Steel

Produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berhasil membukukan keuntungan US$ 62 juta setara Rp 900 miliar. Silmy Karim, Dirut Krakatau Steel mengatakan setalah delapan tahun KRAS mengalami kerugian dua tahun berturut-turut kini mengalami keuntungan, EBITDA, dan revenue tertinggi.

"Revenue US$ 2,1 miliar (Rp 31 triliun) di 2021 audited, EBITDA US$ 126 juta, dan keuntungan US$ 62 juta," jelas Silmy di hadapan Anggota DPR Komisi VI, Senin (11/4/2022).

Menurutnya, pada 2020 penjualan meningat 59% dan keuntungan meningkat tiga kali lipat. Silmy menyebutkan kalau hal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, tidak terkecuali Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bukan cuma itu, Silmy juga menyebutkan kalau anak usaha juga turut membantu KRAS secara keseluruhan.

"Kami melakuan penyelamatan secara menyeluruh, bukan cuma di KRAS namun juga anak usaha," jelas Silmy.

BEI Harap Nilai Transaksi Bursa 10% dari Waran Terstruktur

Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menerbitkan Peraturan Bursa terkait Produk Waran Terstruktur. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi berharap nilai transaksi bursa bisa mencapai 10% dari Waran Terstruktur.

"Namun pada awal ini kami targetkan 1% hingga 3% dari keseluruhan transaksi di bursa. Namun suatu saat turnover harian bursa bisa mencapai 10% bersumber dari Waran Terstruktur," ungkap Hasan dalam Konferensi Pers Implementasi Produk Waran Terstruktur, Senin (11/4/2022).

Saat ini baru ada dua anggota bursa dalam proses persiapan kelengkapan administrasi sebagai penerbit waran terstruktur.

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi penerbit siap. Saat ini sudah ada anggota bursa yang melakukan proses pengajuan diri sebagai penerbit di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelas Hasan.

Hasan juga berharap ada fleksibilitas yang memudahkan penerbit untuk menerbitkan beberapa seri secara beruntun.

"Kami berharap banyak terbit seri-seri fitur dan mengatur jatuh tempo dalam periode yang fleksibel," kata Hasan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular