²©²ÊÍøÕ¾

Simak 'Adu Kuat' Emiten Media Hary Tanoe vs Eddy Sariaatmadja

Tim Riset, ²©²ÊÍøÕ¾
14 April 2022 17:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten media milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) baru saja merilis kinerja keuangan sepanjang 2021 yang tergolong positif.

Sebelumnya, pada awal April lalu, emiten media milik taipan Eddy Kusnadi Sariaatmadja, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), juga mempublikasikan rapor keuangan 2021 dengan torehan yang baik pula.

Lantas, bagaimana perbandingan kinerja antara kedua emiten media raksasa di Indonesia ini?

Perbandingan Kinerja Keuangan MNCN dan SCMA sepanjang 2021

Kinerja Keuangan & Saham

MNCN

SCMA

Pendapatan Bersih 2021

Rp 9.62 T

Rp 5.93 T

Pertumbuhan Pendapatan (yoy)

20.93%

16.25%

Laba Bersih 2021

Rp 2.38 T

Rp 1.35 T

Pertumbuhan Laba (yoy)

36.04%

17.34%

Aset per 31 Des. 2021

Rp 21.37 T

Rp 9.91 T

Return on Equity (ROE)

14.02%

21.09%

Return on Assets (ROA)

11.13%

13.59%

Market cap (per 14 April 2022)

Rp 14.97 T

Rp 19.68 T

Kinerja Saham (YtD)

10.56%

-17.79%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), RTI | Kinerja saham per 14 April 2022, pukul 14.14 WIB

Apabila menilik data di atas, dalam banyak indikator MNCN lebih mengungguli SCMA sepanjang 2021.

Dari sisi top line, pendapatan konsolidasian MNCN tercatat sebesar Rp 9,62 triliun per 31 Desember 2021, lebih besar ketimbang pendapatan SCMA yang mencapai Rp 5,93 triliun.

Kemudian, pertumbuhan pendapatan MNCN juga lebih tinggi, yakni mencapai 20,93% secara tahunan (yoy). Adapun, pendapatan SCMA tumbuh 16,25% secara yoy sepanjang tahun lalu.

Selanjutnya, dari sisi bottom line, laba bersih MNCN mencapai Rp 2,38 triliun, lebih besar dibandingkan laba bersih SCMA sepanjang 2021 yang sebesar Rp 1,35 triliun.

Dari sisi pertumbuhan laba bersih 2021, MNCN (+36,04% yoy) juga berada di atas SCMA (+17,34%) yoy).

Belum lagi, soal total aset, MNCN memiliki aset jauh lebih jumbo yakni Rp 21,37 triliun dibandingkan dengan SCMA yang 'hanya' Rp 9,91 triliun.

Namun, dari sisi rasio profitabilitas, ROE (21,09%) dan ROA (13,59%) SCMA lebih besar ketimbang ROE (14,02%) dan ROA (11,13%) MNCN.

Selain itu, secara kapitalisasi pasar (market cap), saham SCMA lebih unggul, yakni sebesar Rp 19,68 triliun. Market cap MNCN tercatat sebesar Rp 14,97 triliun.

Terakhir, apabila menilik pergerakan saham keduanya di bursa, saham MNCN memiliki kinerja yang lebih oke dengan naik 10,56% sejak awal tahun (ytd), sedangkan SCMA malah anjlok 17,79%.

Berikut detail kinerja keuangan kedua emiten di atas.

MNCN

Laba bersih MNCN tercatat mencapai Rp 2,38 triliun pada tahun 2021, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,75 triliun.

Dari sisi top line, pendapatan bersih konsolidasian juga tumbuh 20,93% secara yoy dari sebesar Rp 7,95 triliun pada 2020 menjadi Rp 9,62 triliun sepanjang tahun lalu.

Porsi pendapatan dari iklan non-digital masih menjadi andalan MNCN, dengan menyumbang 74,67% dari total pendapatan perseroan atau senilai Rp 7,18 triliun per 31 Desember 2021.

Sementara, pendapatan iklan digital tercatat sebesar Rp 2,01 triliun dan pendapatan konten mencapai Rp 1,47 triliun serta pendapatan lainnya Rp 96,21 miliar.

Seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan, beban pokok pendapatan juga tercatat naik 30,85% secara yoy menjadi Rp 3,99 triliun pada tahun lalu.

Per akhir Desember 2021, total aset emiten induk kanal televisi RCTI dan MNCTV ini tercatat mencapai Rp 21,37 triliun, dengan total liabilitas sebesar Rp 3,85 triliun dan total ekuitas Rp 17,52 triliun.

SCMA

SCMA mencatat kenaikan laba bersih hingga 17,3% secara tahunan pada 2021 lalu.

Laba bersih emiten media Grup Emtek ini naik dari posisi Rp 1,148 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,347 triliun pada 2021.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip Senin (4/4/2022), diketahui kenaikan laba emiten induk kanal televisi SCTV dan Indosiar ini ditopang tumbuhnya pendapatan bersih perseroan.

Sepanjang 2021, pendapatan neto SCMA tumbuh 16,25% secara tahunan dari Rp 5,101 triliun pada 2020 menjadi Rp 5,930 triliun per akhir 2021.

Pendapatan SCMA banyak bersumber dari pemasukan iklan yakni Rp 6,437 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 736,49 miliar. Kedua pos pendapatan ini nilainya tumbuh dari posisi setahun sebelumnya.

Namun, terdapat potongan penjualan sebesar Rp 1,243 triliun pada 2021, yang juga tumbuh dari Rp 1,110 triliun pada 2020.

Pada saat yang sama, nilai aset perseroan tumbuh 46,51% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Aset perseroan nilainya mencapai Rp 9,913 triliun per akhir 2021 dibandingkan dengan posisi pada 2020 yakni Rp 6,766 triliun.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA 


(adf/vap) Next Article Laba Emiten Media Hary Tanoe (MNCN) Naik 36,04% Pada 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular