Jokowi Setop Ekspor Sawit! Bos Sakit Kepala, Rakyat Bahagia?
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang meroket tahun ini memberikan efek ganda, baik dan buruk. Dampak baiknya dinikmati oleh para pengusaha sawit, emiten sawit berserta para investornya, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara rakyat jelata lebih merasakan dampak buruknya.
CPO merupakan bahan dasar pembuatan minyak goreng. Ketika harganya melambung tinggi, minyak goreng pun ikut meroket setelah pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan membiarkan mekanisme pasar yang bekerja.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga minyak goreng kemasan bermerk I di pasar modern rata-rata semua provinsi dijual dengan harga Rp 25.700/kg pada Jumat (22/4/2022). Dibandingkan tahun lalu, harga tersebut meroket sekitar 70%.
Tingginya harga minyak goreng tersebut membuat presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan melarang ekspor minyak goreng dan bahan bakunya yaitu minyak sawit. Keputusan tersebut ditetapkan Jokowi setelah memimpin rapat terbatas mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, utamanya minyak goreng dalam negeri.
Kebijakan ini akan berlaku mulai 28 April 2022, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, keputusan Jokowi tersebut membuat harga CPO bergerak liar pada perdagangan kemarin.
Di Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak 3 bulan ke depan sempat meroket 7% ke MYR 6.799/ton sebelum berbalik dan mengakhiri perdagangan di MYR 6.229/ton atau melemah 2%.
"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng melimpah dengan harga terjangkau," kata Jokowi dalam keterangan pers lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/4/2022).
"Hari ini saya telah memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat utamanya yang berkaitan dengan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dalam rapat tersebut telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng," kata Presiden.
Jika mampu membuat harga minyak goreng menurun, kebijakan tersebut tentunya akan menguntungkan masyarakat secara luas. Sebaliknya, cuan yang diperoleh para bos CPO maupun investor tentunya akan tergerus.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Bos Sawit Dulu Bahagia Kini Sakit Kepala!
(pap/pap)