
Jelang Libur Lebaran, IHSG Sesi I Menguat Signifikan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (28/4/2022), di hari terakhir perdagangan bulan Ramadhan.
Membuka perdagangan dengan lompat 0,88% ke level 7.252,15, IHSG akhirnya menguat 0,69% atau 49,48 poin ke 7.246,25 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 11 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliaran saham yang berpindah tangan lebih dari 947 jutaan kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka, indeks saham acuan nasional tersebut konsisten berada di zona hijau. Sempat berada pada level tertinggi hariannya di angka 7.267,11 sekitar pukul 9:30 WIB. Sementara itu, menjelang penutupan sesi pertama, indeks saham masih di zona hijau 7.204,6 yang menjadi level terendah hariannya.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 317 unit, sedangkan200 lain melemah dan 163 sisanya flat. Di sisi lain, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 1,36 triliun.
Saham yang mereka buru yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 697,5 miliar dan Rp 170,9 miliar. BMRI tercatat naik 8.21% ke Rp 8.900/saham dan ASII naik 8,07% ke 7.700/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 119,5 miliar dan 52,4 miliar. Keduanya berjalan beriringan di mana TLKM turun 1,89% di Rp 4.680/saham sedangkan BBNI anjlok 2,12% ke Rp 9.250/saham.
Jika dibandingkan perdagangan kemarin Rabu (27/4/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah melemah 0,48% atau 35,38 poin ke 7.196,76. Investor mencetak transaksi sebesar Rp 17 triliun.
Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Kamis (28/4/2022), di mana investor mulai kembali "menyerok" setelah pada perdagangan Rabu kemarin mengalami koreksi. Bursa Asia-Pasifik juga cenderung mengekor bursa saham Amerika Serikat (AS) yang sebagian besar berhasil berbalik arah (rebound) ke zona hijau.
Diikuti dengan hawa technical reboundbegitu kuat di Wall Street setelah terjadi koreksi besar pada perdagangan sehari sebelumnya. Bahkan dalam sebulan terakhir, S&P 500 masih membukukan koreksi hingga lebih dari 7% secarapoint-to-point.
Maka pada perdagangan hari ini, investor masih menyimak sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar yakni perkembangan di Wall Street yang menggembirakan dan mampu mengangkat pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua, kali ini dari dalam negeri, adalah keputusan pemerintah soal nasib kelapa sawit. Setelah ramai beredar berbagai spekulasi, akhirnya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk benar-benar melarang ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan berbagai produk turunan kelapa sawit lainnya.
Presiden Jokowi memerintahkan agar industri hilirisasi di dalam negeri dibangun, sehingga nilai tambah produk dan sumber daya yang ada di Tanah Air bisa berlipat-lipat dibandingkan hanya menjual bahan mentah.
Dia mengakui bahwa saat ini dan tahun depan Indonesia menghadapi situasi yang tidak mudah, terutama dipicu oleh situasi ekonomi dan politik global yang penuh dengan gejolak dan ketidakpastian. Ditambah, pandemi Covid-19 belum lah berakhir.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ags/ags) Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1