
Ini Penyebab Penurunan Laba Panca Mitra Multiperdana

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mencatat kinerja positif pada awal tahun 2022. Mengutip dari Laporan Keuangan Interim Perseroan per 31 Maret 2021, PMMP mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 60,8 juta, meningkat sebesar 12,0% secara YoY dari periode sebelumnya sebesar US$ 54,3 juta. Laba Kotor perusahaan juga meningkat sebesar 13,7% secara YoY menjadi US$ 12,7 juta dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 11,2 juta.
Di sisi lain, PMMP mampu mencetak laba operasi sebesar US$ 6,3 juta pada kuartal I tahun 2022, turun sedikit sebesar 3,9% disbanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 6,5 juta. Selanjutnya, PMMP mampu mencatatkan Laba bersih sebesar US$ 3,6 juta pada kuartal I-2022 atau turun sebesar 20,4% dibandingkan dengan laba bersih Perseroan periode sebelumnya sebesar US$ 4,5 juta.
Martinus Soesilo, Direktur Utama PMMP menyampaikan, kenaikan ini didukung oleh fasilitas produksi baru, yakni pabrik ke-8 yang telah beroperasi penuh sejak Januari 2022. "Pabrik ke-8 kami sebenarnya telah mulai beroperasi sejak September 2021. Setelah 4 bulan beroperasi, per Januari 2022 kemarin utilitas pabrik ke-8 kami sudah hampir maksimal. Hal ini yang mendorong kenaikan penjualan kami per kuartal I 2022," jelas Martin dalam keterangan resmi, Selasa (31/5/2022).
Ia juga menambahkan, perusahaan mampu meningkatkan porsi penjualan Value Added Shrimp secara signifikan pada tahun ini, dengan kenaikan sebesar 63,3% YoY dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2021."Pabrik ke-8 kami berfokus pada penjualan Value Added Shrimp khususnya Breaded Shrimp dan Pre-Fried Breaded Shrimp. Dengan bertambahnya kapasitas produksi Perseroan, kami berhasil meningkatkan porsi penjualan produk Value Added Shrimp hingga mencapai 30% per kuartal I 2022," tambah Martin. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama sebelumnya, porsi penjualan produk Value Added Shrimp hanya mencapai 19%.
Christian Jonathan Sutanto, Sekretaris Perusahaan PMMP pada saat yang sama menjelaskan, penurunan profitabilitas terutama di laba operasi dan laba bersih masih disebabkan oleh melonjaknya biaya pengiriman dan logistik.
"Perihal peningkatan beban angkut, ini juga sudah mulai kami pass through pada beberapa kontrak penjualan baru Perseroan. Terlebih, di Amerika Serikat, sekarang sedang terjadi inflasi yang cukup tinggi pada beberapa bulan terakhir, sehingga harga penjualan kami juga mengalami kenaikan pada awal tahun 2022, dan kenaikan beban angkut ini sudah kami kalkulasikan kepada harga penjualan kami di kontrak-kontrak penjualan baru Perseroan. Selain itu, harga jasa kontainer juga sudah mulai berangsur membaik dibandingkan tahun lalu, walaupun belum mencapai harga sebelum pandemi Covid-19," terang Christian.
"Untuk laba bersih, ada sedikit penurunan akibat adanya pencatatan beban pajak sebesar US$ 1,1 juta pada awal tahun. Tahun lalu, pembebanan ini kami bebankan pada semester 2 sehingga tidak terlihat pada periode kuartal I tahun 2021. Hal ini yang menyebabkan Laba Bersih kami tergerus pada awal tahun 2022. Positifnya, Perseroan mampu menurunkan beban bunga secara signifikan dari US$ 2,1 juta pada kuartal I tahun 2021 menjadi US$ 1,8 juta pada kuartal I tahun 2022," sambung Christian.
Di sisi lain, total aset Perseroan pada kuartal I tahun 2022 naik menjadi US$ 275,7 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2021 sebesar US$ 268,6 juta. Total ekuitas Perseroan juga meningkat dari US$ 77,3 juta menjadi US$ 73,6 juta. Total liabilitas PMMP jua meningkat menjadi US$ 198,5 juta pada dari posisi akhir 2021 sebesar US$ 194,9 juta.
(dhf/dhf) Next Article Kaesang Kipas-kipas, Laba PMMP Naik 6% Jadi Rp 92 M
