
IHSG Ramai Oleh Manuver Salim Group dan Drama GOTO

IHSG mengawali tahun ini dengan menguat tipis di posisi 1.426,4. IHSG sempat terguncang perang Rusia-Ukraina yang meletus pada 24 Februari 2022. Pada 25 Februari, IHSG ditutup melemah 0,1% di posisi 1.436,5.
Namun, perang dengan cepat mengubah gerah IHSG. Lonjakan harga energi akibat perang membuat emiten batu bara dan sawit mendapatkan durian runtuh.
Saham emiten batu bara seperti PT PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Bukit Asam (PTBA), PT. Bayan Resources Tbk (BYAN), hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) terbang,
Sepanjang tahun ini, saham ADRO terbang 71,1%, saham ITMG melesat 91,3%, dan PTBA melonjak 36,2%. BYAN menjadi juara dengan terbang 677,8%.
Kebijakan moneter agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menjadi momok IHSG pada tahun ini
Pada awal Desember 2022, IHSG ditutup di zona merah dalam tujuh hari beruntun karena imbas anjloknya bursa Wall Street. Bursa AS tersebut ambruk karena The Fed menegaskan komitmennya untuk tetap menaikkan suku bunga acuan.
Pada September 2022, IHSG diguncang kabar mengangetkan yakni masuknya Grup Salim ke Bumi Resources (BUMI). Masuknya grup milik konglomerat Anthoni Salim ini terbilang kejutan. Pasalnya, grup tersebut baru saja mengakuisi jalan tol layang MBZ.
Masuknya Grup Salim ke bisnis batu bara juga semakin memperbesar gurita bisnis mereka, mulai dari mie instan lewat Indofood hingga bisnis minyak gorengnya di bawah bendera PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).Â
Masuknya Grup Salim langsung membuat saham BUMI terbang. Pada perdagangan Jumat (7/10/2022), saham BUMI melesat 14,1% ke posisi Rp 186 per saham. Pada Oktober 2022, saham BUMI terbang 38%.
Keputusan OPEC yang memangkas produksinya pada Oktober 2022 juga sempat membuat IHSG goyang.
Pada Kamis (6/10/2022) Perkumpulan negara-negara produsen minyak mentah dunia, OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak mentahnya. Produksi akan dikurangi hingga 2 juta bare per hari (bph) yang akan dimulai pada November 2022.
Pemangkasan produksi terbesar sejak pandemi Covid-19 ini dinilai akan mengerek lagi harga minyak mentah dunia sehingga pemulihan ekonomi global terganggu.
Setelah pengumuman OPEC, pada perdagangan Jumat (7/10/2022), IHSG ditutup melemah 0,7% di 7.026,78.
Puncak drama bursa Indonesia tahun ini adalah gonjang ganjing GOTO. Saham GOTO sudah ambles sejak 21 November lalu dan tak kunjung rebound hingga 13 Desember 2022. Artinya, saham GOTO ambles selama 16 hari perdagangan beruntun.
Saham tersebut juga berkali-kali menyentuh Auto rejection bawah (ARB). Sejak mencatatkan perdagangan perdana (IPO) pada 11 April 2022 hingga akhir tahun, saham GOTO masih tercatat anjlok 76%.
Saham jatuh dari harga Rp 382 per lembar pada saat IPO menjadi 91 pada akhir tahun ini.
Menanggapi bebak belurnya saham mereka, manajemen GOTO sampai harus menggelar konferensi pers. Menurut mereka ada tiga alasan mengapa saham GOTO anjlok setelah periode lock up.
Presiden GoTo Group Patrick Cao menjelaskan setelah periode lock-up, ada kenaikan dalam jumlah saham yang beredar di pasar, yang mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham.
Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain, investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan. Kemudian, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(mae/mae)