²©²ÊÍøÕ¾

Jangan Ketinggalan, Info Ini Bisa Ngasih Cuan Gede

Zefanya Aprilia, ²©²ÊÍøÕ¾
13 January 2023 07:15
Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali ditutup cerah pada perdagangan Kamis. Hanya indeks Straits Times Singapura yang ditutup di zona merah pada hari ini, yakni turun 0,11% menjadi 3.267,78.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik tipis 0,01% ke posisi 26.449,8, Hang Seng Hong Kong menguat 0,36% ke 21.514,1, Shanghai Composite China juga naik tipis 0,05% ke 3.163,45, ASX 200 Australia melesat 1,18% ke 7.280,4, KOSPI Korea Selatan bertambah 0,24% ke 2.365,1,

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah berhasil rebound dan menutup perdagangan Kamis sesi II. di zona hijau dan menguat 0,69% ke level 6.629,93.

Apakah IHSG akan terus membaik di hari terakhir perdagangan minggu ini? Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Jumat (13/1/2023).

Emiten Boy Thohir & Sandi Uno Masuk LQ45, Harry Tanoe Keluar

Bursa Efek Indonesia akan melakukan rebalancing atau penyesuaian pada indeks LQ45. Rebalancing akan diumumkan pada minggu terakhir bulan Januari dan efektif pada closing market 31 Januari 2023.

Dengan begitu, bakal ada sejumlah saham emiten yang tergusur dan tentunya ada juga yang bergabung. Di antaranya saham ADMR yang dikuasai Garibaldi 'Boy' Thohir dikabarkan akan bergabung menggantikan saham TPIA yang dikuasai Prajogo Pangestu.

Berikut saham-saham perseroan yang kabarnya akan bergabung dan tergusur:

Potential Adds:

1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)

2. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

3. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

4. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA)

5. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)

Potential Deletions:

1. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)

3. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

4. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

5. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

Heru Hidayat Tersangka, SMRU Sekarat Hingga Gagal Bayar Utang

Emiten pertambangan dan sumber daya alam PT SMR Utama Tbk (SMRU) sedang dalam proses restrukturisasi utang. Hal ini lantaran anak usaha perseroan, SMRU Ricobana Abadi gagal bayar medium term note (MTN) atau surat utang jangka menengah. MTN tersebut sebesar Rp400 miliar dan jatuh tempo pada 20 Desember 2022.

Adapun MTN I Ricobana Abadi tahun 2017 diterbitkan pada 20 Desember 2017 dengan tenor lima tahun, dan jatuh tempo pada 20 Desember 2022. Manajemen perseroan pun menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan membayar MTN tersebut.

Pertama, kasus hukum yang menimpa Heru Hidayat selaku komisaris utama PT Trada Alam Minera (TRAM), pengendali perseroan, secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan usaha, dan entitas anak. Terutama dalam hal pembatasan pembiayaan atas peremajaan alat-alat berat oleh berbagai lembaga pembiayaan baik bank dan non-bank dan pembatasan supply atas komponen dan sparepart dari alat-alat berat yang dilakukan oleh supplier.

"Di mana hal ini menyebabkan kemampuan handling pekerjaan penambangan menjadi menurun dan berdampak kepada penurunan pendapatan dan meningkatnya biaya operasional entitas anak mengingat beberapa supplier menerapkan kebijakan cash and carry untuk pembelian komponen dan sparepart alat berat," kata Corporate Secretary PT SMR Utama Tbk Arief Novaldi, dikutip Kamia (12/2/2023).

Kedua, Arief menyalahkan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia. Karenanya, sejak tahun 2020 Indonesia mengalami dampak penurunan kegiatan ekonomi, salah satunya industri penambangan batu bara. Pada kuartal ketiga 2020 harga batu bara menyentuh level terendah dibanding tahun 2019. Itu tersebab permintaan ekspor dan domestik turun.

Akibatnya, sejumlah pabrik atau industri yang menggunakan batu bara harus menutup kegiatan operasionalnya. Sehingga pemilik tambang ikut turut mengurangi target produksi dari rencana awal sehingga lebih dari 50% dan ini berpengaruh pada pendapatan perseroan dan entitas anak perseroan.

Pemilik tambang mengurangi target produksi dari rencana awal lebih dari 50 persen. Awal 2021, harga batu bara mulai beranjak naik, dan mencapai level tertinggi sepanjang masa pada 2022. Lompatan harga batubara itu, berdampak pada peningkatan harga komoditas lain macam besi, karet, dan bahan peledak, mengakibatkan peningkatan biaya operasional entitas anak.

Sementara itu, terjadi peningkatan harga amonium nitrat sebagai bahan baku utama dalam peledakan operasional penambangan. Lonjakan harga komponen, sparepart, dan harga ban-ban alat berat. Kondisi itu, sangat mengganggu working capital anak usaha mengingat tarif pekerjaan penambangan pada kontrak kerja, dan pemilik tambang ditandatangani jauh sebelum terjadi peningkatan harga batu bara.

Ketiga, dicabutnya Izin Usaha Penambangan (IUP) entitas usaha, PT Delta Samudra pada 11 Februari 2022 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan demikian, entitas anak usaha tidak dapat memanfaatkan lompatan harga batu bara dalam upaya-upaya melunasi kewajiban MTN.

Dan yang keempat, karena dihentikannya operasional entitas anak di area operasi milik PT Gunung Bara Utama (GBU) site Melak pada tanggal 18 Mei 2022 oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung). Kejagung juga turut menyita alat-alat berat entitas anak oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Sehingga entitas anak tidak dapat memobilisasi alat-alat beratnya untuk dapat di utilisasi di site lain atau untuk kontrak-kontrak baru guna mengupayakan pelunasan MTN.

"Sampai dengan saat ini, entitas anak masih menanggung beban operasional atas para pekerja yang dirumahkan dan pemeliharaan alat-alat berat tersebut sehingga sangat mengganggu working capital dari entitas anak Perseroan," ungkap Arief.

Ngeri! Raja Kayu Lapis Turun Gunung, Jajal Pasar Saham RI

PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas sahamnya ke publik sebanyak 375 juta saham atau 20%dari total modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga penawaran berkisar antara Rp 108 sampai dengan Rp 118 per saham. Sehingga perseroan akan mendapatkan dana segar antara Rp 40,5 miliar sampai Rp 44,25 miliar.

Untuk memuluskan aksinya, yang berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Lotus Andalan Sekuritas.

Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya- biaya emisi efek, akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi utama, seperti (Rotary Barker, Spindle-less, Continous Dryer, Press Dryer, Glue Spreader, Coldpress, Hotpress, Panel Saw, Sander Calibrating dan Sander Finishing) sebesar Sekitar 79%.

Selanjutnya, sekitar 16% digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi pendukung seperti (Boiler, Forklift dan Knife Grinder). Sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional Perseroan antara lain untuk pembayaran pembelian bahan baku kepada pemasok.

Sosok Ini Borong Saham Milik Orang Terkaya RI, Sehari 3 Kali!

Komisaris PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) Vallauthan Subraminam menambah koleksi kepemilikan sahamnya di perseroan dengan memborong saham sebanyak 200.000 saham pada 30 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian saham CBUT oleh Vallauthan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebanyak 100.000 saham pada harga Rp 1.920 per saham, 58.500 saham pada harga Rp 1.950 per saham, dan sebanyak 41.500 saham saat harga Rp 1.970 per saham.

Dengan transaksi pembelian tersebut porsi kepemilikan Vallauthan di CBUT sebesar 0,0032%.

Pada perdagangan 11 Januari 2022, saham CBUT anjlok 1,88% ke Rp 1.825, setelah perseroan resmi melantai di BEI pada 8 November 2022 lalu dengan melepas 625 juta saham atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran Rp 690 per saham.

CBUT adalah emiten pengolahan crude palm oil (CPO) milik konglomerat Kalimantan Tengah Abdul Rasyid. Ia pernah masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes pada rentang 2014-2018 hingga pada akhirnya terdepak pada 2019.

Saham Longsor Berjilid, Manajemen WMUU Akhirnya Buka-Bukaan

PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) memberikan penjelasan terkait volatilitas transaksi saham perseroan yang terus turun. Hal itu nuga sebagai respon atas permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Surat PT Bursa Efek lndonesia (lDX) No.: S-00279/BEI.PP1|01-2423, yang telah diterima oleh Perseroan.

Mengutip keterbukaan informasi BEI, Bursa mempertanyakan terkait rencana perseroan yang turut mempengaruhi investor meninggalkan saham WWMU. Namun, hingga saat ini perseroan belum memiliki rencana tindakan korporasi hingga periode 3 bulan mendatang, khususnya yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa.

"Selain itu tidak terdapat informasi atau fakta material yang perseroan ketahui atau miliki yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2A15," tulis manajemen WMUU, Kamis (12/1).

Namun perseroan memastikan akan segera menyampaikan kepada bursa dan publik apabila terdapat rencana tindakan korporasi maupun informasi maupun fakta material lainnya yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

"Perseroan tidak mengetahui maupun memiliki informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor I-E dalam waktu dekat ini," imbuhnya.

Perseroan juga menegaskan bahwa tidak memiliki informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.

Seluruh aktivitas dari pemegang saham tertentu Perseroan, telah disampaikan kepada Bursa maupun Publik melalui platform IDXnet dan diupload di Website Bursa maupun Website Perusahaan.

Perseroan juga berkomibnen untuk terus melakukan pelaporan apabila terdapat aktivitas dari pemegang saham tertentu selanjutnya sebagaimana diatur dalarn Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor I 1/POJK.04 /2017," pungkasnya.

Pada perdagangan kemarin, harga saham WMUU anjlok 5,56% atau 3 poin ke harga Rp 51 per saham dengan kapitalisasi pasar saat sebesar Rp 660 miliar.

Simak! BEI Tak Lagi Pelototi Saham Milik Keluarga Nursalim

PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) akhirnya mendapatkan berita baik. Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan telah melakukan Pencabutan Efek Bersifat Ekuitas Dari Pemantauan Khusus bagi OMRE.

Keluarnya perusahaan milik pendiri PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) Keluarga Nursalim ini dari pemantauan khusus karena emiten properti tersebut dianggap telah memenuhi kriteria seperti berikut.

1. Harga rata-rata saham selama enam bulan terakhir di Pasar Reguler kurang dari Rp 51,00
2. Laporan Keuangan Auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer)
3. Tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada laporan keuangan terakhir dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya
4. Untuk Perusahaan Tercatat atau induk perusahaan yang memiliki Perusahaan Terkendali yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan mineral dan batubara yang telah melaksanakan tahapan operasi produksi namun belum sampai tahapan penjualan atau yang belum memulai tahapan operasi produksi pada akhir tahun buku ke-4 (keempat) sejak tercatat di Bursa, belum memperoleh pendapatan dari kegiatan usaha utama (core business).

5. Memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir
6. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa sesuai Peraturan I-A dan I-V
7. Memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) saham selama 6 enam) bulan terakhir di Pasar Reguler
8. Dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau dimohonkan pailit
9. Memiliki anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material bagi Perusahaan Tercatat dan anak perusahaan tersebut dalam kondisi dimohonkan PKPU atau dimohonkan pailit?
10. Dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 (satu) Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan
11. Kondisi lain yang ditetapkan oleh Bursa setelah memperoleh persetujuan atau perintah dari OJK

Berdasarkan keterbukaan informasi Kamis (12/1/2023), pencabutan pengawasan ini berlaku mulai hari itu.

Gokil, Putri Crazy Rich Surabaya Borong Saham AVIA Rp 28 M

Putri Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko, Belinda Natalia Tanoko memborong saham emiten cat PT Avia Avian Tbk (AVIA) sebanyak 45.000 lembar saham.

Transaksi itu terbagi menjadi tiga tahap, yakni 10.000.000 lembar dan 15.000.000 lembar dengan harga per lembar Rp630, dan 20.000.000 lembar dengan harga Rp 625. Maka, nilai transaksi Rp 28,07 miliar.

"Transaksi pembelian saham ini dilakukan secara tidak langsung melalui PT Tancorp Investama Mulia yang dimiliki 99,99% oleh PT Tancorp Global Sentosa," jelas Belinda selaku Direktur PT Tancorp Global Sentosa dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (12/1/2023).

Sebelum transaksi, Belinda melalui PT Tancorp Investama Mulia memiliki 0,08% saham emiten milik ayah dan pamannya itu dengan jumlah saham 45.000.000 lembar. Setelah transaksi, PT Tancorp Investama Mulia memiliki 0,15% saham AVIA dengan jumlah 90.000.000 lembar.

Sebagai informasi, Avia Avan merupakan perusahaan cat dalam negeri terbesar kedua di Indonesia yang dimiliki oleh kakak beradik Wijono dan Hermanto Tanoko.Keluarga Tanoko menempati urutan ke-13 dalam jajaran orang terkaya di Indonesia menurut Forbes 2022.

Lagi Murah-Murahnya, Bos Bukopin Borong Saham

Direktur PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) Dodi Widjajanto, memborong sebanyak 200.000 saham dengan harga pembelian mencapai Rp 114 per saham. Sehingga total net buy pria tersebut mencapai Rp 22,8 juta.

Dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis (12/1/2023), tujuan dari transaksi ini adalah investasi. Menyusul transaksi itu, kepemilikan Dodi bertambah dari semula 100.000 lembar saham, menjadi 300.000 saham. Adapun transaksi telah rampung pada Senin 9 Januari 2023.

Diketahui, pada tanggal terjadinya transaksi, BBKP bergerak fluktuatif hingga ditutup tertekan 5,26% di Rp108

Kendati sempat melonjak pada Selasa (10/1), saham perbankan itu ditutup turun 1,79% di Rp110 pada Rabu (11/1/2022).

Dalam sepekan, kinerja BBKP turun 3,51%. Meskipun sepanjang 2023 masih menguat hingga 7,84%.

Jelang IPO, Bank Sumut Punya Bos Baru! Ini Sosoknya

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT) menjelang IPO menunjuk Direktur Pemasaran BSMT Hadi Sucipto sebagai Plt Direktur Utama terhitung sejak 5 Januari 2022.

Penunjukkan ini terhitung sampai dengan terpilihnya Direktur Utama PT Bank Sumut yang definitif, seperti yang dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (12/1/2023).

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mencopot Rahmat Fadillah Pohan dari jabatan Direktur Utama BSMT. Rahmat dikabarkan sedang menjalani pemeriksaan inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kabar yang sempat beredar di publik menyebut terdapat dugaan kasus layanan mobile banking PT Bank Sumut yang ilegal dan sedang ditangani oleh Polda Sumut.

Jelang Tutup Tahun, Bos DOID 3 Kali Borong Saham! Ada Apa?

Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), Indra Dammen Kanoena memborong saham perseroan sebanyak 162.000 lembar saham. Transaksi itu terbagi menjadi tiga tahap.

Pertama dan kedua pada tanggal 12 Desember 2022, sebanyak 40.000 lembar dengan harga Rp314 dan 40.000 lembar dengan harga Rp310. Ketiga pada tanggal 28 Desember 2022, pembelian 82.000 lembar saham dengan harga Rp302. Maka demikian, total nilai transaksi mencapai Rp49,72 juta.

Dalam keterbukaan informasi, tercatat sebelum transaksi Indra memiliki 12.012.200 lembar saham atau sebesar 0,139%. Sesudah transaksi, ia memiliki 12.174.200 Iembar saham atau setara dengan 0,141%.

"Tujuan transaksi, investasi. Status kepemilikan saham, langsung," jelas Indra, dikutip Kamis (12/1/2023).

Sebagai informasi, Delta Dunia merupakan sebuah perusahaan publik di Indonesia yang bergerak sebagai perusahaan investasi, terutama di anak usahanya yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara.


(Zefanya Aprilia/ayh) Next Article Cuan di Market Makin Susah? Baca Info A1 Terbaru Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular