
23 Saham ARB di Jumat Kelabu, Ini Daftarnya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan sesi I Jumat (10/3/2023).
Hingga pukul 11:12 WIB, IHSG terkoreksi 0,68% ke posisi 6.753,28. Saat IHSG terkoreksi, setidaknya ada 23 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Galva Technologies | GLVA | 670 | -6,94% |
Saptausaha Gemilangindah | SAGE | 161 | -6,94% |
Maskapai Reasuransi Indonesia | MREI | 4.430 | -6,93% |
Pakuan | UANG | 484 | -6,92% |
Bukaka Teknik Utama | BUKK | 955 | -6,83% |
Lini Imaji Kreasi Ecosystem | FUTR | 137 | -6,80% |
Pradiksi Gunatama | PGUN | 690 | -6,76% |
NFC Indonesia | NFCX | 6.550 | -6,76% |
Argo Pantes | ARGO | 770 | -6,67% |
ICTSI Jasa Prima | KARW | 56 | -6,67% |
Makmur Berkah Amanda | AMAN | 565 | -6,61% |
Mahaka Radio Integra | MARI | 99 | -6,60% |
Natura City Development | CITY | 85 | -6,59% |
Grand House Mulia | HOMI | 228 | -6,56% |
Maha Properti Indonesia | MPRO | 1.665 | -6,50% |
Waskita Karya (Persero) | WSKT | 230 | -6,50% |
Visi Telekomunikasi Infrastruktur | GOLD | 376 | -6,47% |
Rockfields Property Indonesia | ROCK | 290 | -6,45% |
Multistrada Arah Sarana | MASA | 3.800 | -6,40% |
Bangun Karya Perkasa Jaya | KRYA | 103 | -6,36% |
Matahari Putra Prima | MPPA | 104 | -6,31% |
Reliance Sekuritas Indonesia | RELI | 492 | -6,29% |
Asia Pacific Investama | MYTX | 60 | -6,25% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten pemasok elektronik kebutuhan kerja yakni PT Galva Technologies Tbk (GLVA) menjadi yang paling parah koreksinya, yakni ambruk hingga 6,94% ke posisi Rp 670/saham dan sudah mencetak ARB.
Berikutnya ada saham emiten properti yang baru melantai di bursa kemarin yakni PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE) yang juga anjlok 6,94% ke Rp 161/saham.
Di jajaran saham ARB, ada pula saham emiten radio milik Menteri BUMN Erick Thohir yakni PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang ambrol 6,6% ke Rp 99/saham.
Bahkan, saham konstruksi BUMN Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) hingga hari ini kembali masuk ke jajaran saham ARB sejak awal perdagangan hari ini, di mana saham WSKT sudah ambles 6,5% menjadi Rp 230/saham.
Saham WSKT diketahui sudah terkoreksi parah sejak Jumat pekan lalu atau sejak suspensinya resmi dibuka kembali oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat lalu.
Belum diketahui secara jelas alasan mengapa ke-14 saham tersebut ambles dan sentuh ARB selain aksi profit taking investor. Namun sentimen pasar global yang kembali memburuk membuat saham-saham tersebut kembali ambles dan menyentuh ARB. Adapun kebanyakan saham yang ARB hari ini merupakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil.
Sentimen pasar kembali memburuk, terutama di Amerika Serikat (AS) setelah investor melepas saham-saham perbankan di AS. Hal ini terjadi setelah adanya indikasi bahwa perusahaan pemberi pinjaman industri teknologi SVB Financial Group menjual saham untuk menopang neraca karena penurunan simpanan dari startup yang berjuang untuk pendanaan.
Ini memicu kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan mengikis neraca emiten.
Alhasil, saham-saham perbankan di AS terkena aksi profit taking besar-besaran yang menyebabkan saham perbankan di AS mengalami koreksi parah.
Meski begitu, investor masih berfokus pada pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell pada Rabu dan Kamis.
Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut membuat kegalauan pasar keuangan semakin nyata, yang membuat pasar terpecah antara menginginkan The Fed menurunkan inflasi, kendati demikian rasa khawatir juga muncul penurunan bakal berlebihan sehingga menyebabkan tekanan ekonomi yang terus berlanjut.
Selain itu, pasar masih memperhatikan data ketenagakerjaan di AS, di mana data ini menjadi salah satu penyebab The Fed masih mempertahankan sikap hawkish-nya.
Data ekonomi Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan mencatatkan penurunan tipis pada bulan Januari tetapi masih jauh melebihi jumlah pekerja yang tersedia karena gambaran tenaga kerja tetap ketat.
Hal ini membuat pejabat The Fed mengamati laporan JOLTS dengan cermat saat mereka merumuskan kebijakan moneter.
Selanjutnya pada hari ini, investor akan memantau rilis data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan data ini juga akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan kebijakan moneter selanjutnya.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article Kurang Dari Sehari, 8 Saham ARB Berjamah!
