²©²ÊÍøÕ¾

Bos MTEL Ungkap Laba Kuartal I 2023 Naik 9% Karena Hal Ini

Dwitya Putra, ²©²ÊÍøÕ¾
03 May 2023 18:50
Mitratel
Foto: Dok Telkom

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel pada kuartal I tahun 2023 berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 501 miliar atau tumbuh sebesar 9,1% dari Rp 459 miliar di periode yang sama tahun 2022. Laba bersih Perseroan ini ditopang pendapatan yang naik 9,9% menjadi Rp 2,06 triliun dari Rp 1,87 triliun (year on year/yoy).

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan pendapatan dari penyewaan menara telekomunikasi atau Tower Leasing masih menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama Perseroan di kuartal pertama 2023 itu.

"Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari pendapatan segmen Tower Leasing yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022. Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh penambahan tenant dan kolokasi, termasuk akuisisi menara Indosat pada kuartal pertama tahun ini," ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus, di Jakarta pada Rabu (3/5/2023).

Selain dari segmen Tower leasing, pendapatan Mitratel juga ditopang dari segmen Reseller sebesar Rp 154 miliar, Fiber sebesar Rp 34 miliar, dan Tower-Related Business Rp 128 miliar. Kinerja fundamental Mitratel di kuartal pertama tahun ini tetap tumbuh seiring dengan digencarkannya program monetisasi aset dari aksi korporasi organik dan inorganik yang dituntaskan pada 2022.

"Tahun ini, kami melanjutkan pertumbuhan bisnis organik dan inorganik untuk mengkreasikan pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan," tutur Teddy.

Pada 2022, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi dan serat kabel optik (fiber optic). Dampak positif dari akuisisi menara itu adalah pertumbuhan pendapatan Tower Leasing dan memperoleh pendapatan terbaru dari fiber optic.

Mitratel pada kuartal pertama tahun ini mengantongi pendapatan senilai Rp 34 miliar dari segmen Fiber. Pada kuartal pertama tahun lalu, segmen ini belum mencatatkan pendapatan. Mitratel berhasil mencatatkan perkembangan yang pesat di portofolio fiber hingga Maret 2023.

Kunci pertumbuhan protofolio baru ini didorong kemitraan strategis yang mengakselerasi go to market, mendapatkan pesanan dari operator selular serta aksi korporasi inorganik dengan mengakuisisi asset fiber sepanjang 6.012 km, sehingga pada akhir Maret 2023, Mitratel memiliki total aset kabel serat optil (fiber optic) sepanjang 25.509 km.

Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power To The Tower. Teddy mengatakan model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN) di lokasi (site) menara telekomunikasi.

Perseroan memproyeksikan pasar atas bisnis Power To The Tower akan tumbuh sampai dengan tahun 2026 dengan (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 6%. "Mitratel melihat ini sebagai peluang dalam membangun ekosistem penyewaan menara yang lebih komprehensif dan berinisiatif menjadi pemain utama dalam bisnis ini," ujar Teddy.

Adapun, EBITDA Mitratel pada tiga bulan pertama di tahun ini mampu tumbuh 16,2% (yoy), dengan didukung disiplin atas pengelolaan biaya operasi.

Teddy memproyeksikan pendapatan Mitratel hingga akhir tahun 2023 tumbuh sebesar 11% dibandingkan pendapatan di tahun 2022 senilai Rp 7,73 triliun.

"Mitratel menerapkan beragam strategi pemasaran untuk merespon perubahan dan memenuhi permintaan konsumen. Beberapa strategi itu diantaranya membentuk tim pemasaran yang dibekali analytical tools agar memudahkan konsumen, yakni operator telekomunikasi, untuk menyewa menara yang selaras dengan rencana dan ekspansi bisnis mereka di pulau Jawa dan luar Pulau Jawa," sebut Teddy.

Sekedar informasi, Mitratel pada kuartal pertama 2023 memiliki 36.439 menara yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Pada periode kuartal pertama ini, Mitratel telah membangun 105 menara baru dan mengakuisisi 997 menara. Mitratel tercatat sebagai perusahaan penyedia menara terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.

Adapun, Mitratel pada kuartal pertama tahun ini berhasil membukukan kenaikan aset sebesar 2,40% atau menjadi Rp 57,42 triliun dari Rp 56,07 triliun pada akhir tahun 2022. Kenaikan itu ditopang aset tidak lancar yang naik 4,02%, menjadi Rp 50,12 triliun dari Rp 48,18 triliun. Sedangkan, aset lancar mengalami perubahan sehingga nilainya menjadi Rp 7,29 triliun dari Rp 7,88 triliun


(dpu/dpu) Next Article Sederet Aksi 'Raja Menara', Investasi Rp 9,3 T di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular