²©²ÊÍøÕ¾

Market Commentary

Saham BMRI Lanjut Bergairah & Cetak Rekor Lagi di Rp 5.700

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
Kamis, 27/07/2023 10:27 WIB
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau melonjak dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya pasca pemecahan saham pada perdagangan sesi I Kamis (27/7/2023).

Per pukul 09:56 WIB, saham BMRI melonjak 2,24% ke posisi harga Rp 5.700/unit. Pada harga ini menjadi level tertinggi (all time high/ATH) barunya bagi saham BMRI pasca pemecahan saham atau stock split. Adapun level ATH pasca stock split terakhir BMRI dicetak pada Rabu kemarin di Rp 5.575/unit.

Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 3.345 kali dengan volume transaksi mencapai 25,67 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 144,71 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 532 triliun.


Hingga pukul 09:56 WIB, di order offer atau jual, pada harga ATH barunya menjadi antrian jual paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 56.858 lot atau sekitar Rp 32,4 miliar

Sedangkan di order bid atau beli, di harga Rp 5.550/unit, menjadi antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 78.166 lot atau sekitar Rp 43,4 miliar.

Kinerja saham BMRI yang masih memuaskan membuat investor asing kembali memburu saham BMRI. Pada Rabu kemarin, asing tercatat memburu BMRI sebanyak 247,1 miliar. Dalam sepekan terakhir saja, asing sudah mengoleksi BMRI hingga Rp 506,8 miliar.

Kenaikan saham BMRI terjadi di tengah sentimen musim politik dan masih baiknya proyeksi pertumbuhan kredit bank-bank BUMN.

Sebelumnya, BMRI telah menyalurkan kredit sindikasi sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) senilai US$ 7,1 miliar atau setara Rp 106,36 triliun sepanjang 2023, hingga 6 Juli.

Dari sisi Bookrunner, Bank Mandiri mencatat kredit sindikasi senilai US$ 439,69 juta atau sekitar Rp 6,58 triliun.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan capaian tersebut membawa perusahaan duduk sebagai peringkat pertama penyalur kredit sindikasi sebagai MLA dan peringkat kedua sebagai bookrunner.

Di lain sisi, kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, BMRI melihat beberapa perusahaan lebih memilih fundraising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga. Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh positif pada pasar kredit sindikasi di Indonesia.

Saat ini, investor sedang menanti rilis kinerja keuangan BMRI pada semester I-2023. Sejauh ini, hingga Mei 2023, BMRI telah membukukan pertumbuhan laba bersih 18,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp 18,44 triliun.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)