
Ada 'Palang Kematian', IHSG Bakal Merah Lagi Nih?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (2/8/2023), di tengah memburuknya kembali sentimen pasar dari eksternal pada hari ini.
IHSG ditutup melemah 0,46% ke posisi 6.854,51. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800 hingga pada akhir perdagangan hari ini.
Sektor teknologi dan energi menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, di mana keduanya memberatkan indeks masing-masing 1,83% dan 1,79%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini.
Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 12,7 indeks poin.
Selain saham BYAN, adapula saham emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia yang juga memberatkan indeks sebesar 7,4 indeks poin.
IHSG terkoreksi sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) kemarin dan bursa Asia-Pasifik hari ini.
Sentimen global makin memburuk setelah lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Rating menurunkan peringkat surat utang AS dari AAA menjadi AA+ yang merupakan konsekuensi dari dampak persoalan plafon utang pada Mei lalu.
"Penurunan peringkat AS mencerminkan penurunan fiskal yang diyakini akan terjadi selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola relatif terhadap negara-negara lain yang berperingkat 'AA' dan 'AAA' dalam dua dekade terakhir yang telah tercermin dalam kebuntuan batas utang yang berulang-ulang dan resolusi di saat-saat terakhir," tulis Fitch.
Penurunan atau downgrade peringkat utang AS dapat membuat ketidakpastian global kembali meninggi dan tentunya membuat volatilitas pasar semakin membesar, termasuk di pasar keuangan Indonesia.
Bahkan, ketidakpastian global ini sempat disinggung oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani memperingatkan dampak inflasi tinggi di negara maju terhadap nilai tukar mata uang negara berkembang.
"Tekanan inflasi dipengaruhi oleh perekonomian yang masih tetap kuat dan pasar tenaga kerja yang relatif ketat," ungkap Sri Mulyani usai rapat KSSK, Selasa (1/8/2023).
Kondisi tersebut diperkirakan akan kembali mempengaruhi kebijakan moneter negara maju, dengan kenaikan suku bunga acuan, khususnya dari bank sentral Negeri Paman Sam (Federal Reserve/The Fed) yang belum lama ini baru saja menaikkan policy rate (Federal Fund Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bp).
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Rabu, IHSG menjebol support penting terdekat di 6.880 (Fibonacci 78,6%), tetapi IHSG masih bertahan di atas MA 200 (6.844) yang menjadi support penting lainnya.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 53,87.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong garis sinyal dari atas dan membentuk death cross, sinyal bearish untuk IHSG.
Pada Rabu, IHSG berpeluang kembali menguji support penting terdekat berupa garis MA 200 (6.844) sebelum menentukan arah selanjutnya.
Sedangkan, area resistance terdekat berada di level psikologis 6.880 (Fibonacci 78,6%).
(trp/trp) Next Article Pasar Merah Padam, IHSG Tertahan di Teritori Merah