Merger Tak Kunjung Kelar, Saham Bank NOBU Ambles 3,85%
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten perbankan yakni PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) atau Bank Nobu terpantau ambles pada perdagangan sesi I Jumat (11/3/2023).
Per pukul 11:02 WIB, saham NOBU merosot 3,85% ke posisi Rp 450/saham. Saham NOBU bergerak direntang harga Rp 416 - 468 per saham pada sesi I hari ini.
Saham NOBU sudah ditransaksikan sebanyak 653 kali dengan volume sebesar 4,91 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 2,17 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 2,38 triliun.
Hingga pukul 11:02 WIB,di order bid atau beli,pada harga Rp 430/saham, menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 1.302 lot atau sekitar Rp 56 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 480/saham, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 800 lot atau sekitar Rp 38 juta.
Belum diketahui penyebab pasti amblesnya saham Bank Nobu pada sesi I hari ini. Namun, koreksi saham NOBU terjadi di tengah masih belum selesainya proses merger dengan PT Bank MNC International Tbk (BABP).
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa proses merger antara BABP dan NOBU bisa rampung. Sebab, proses konsolidasi ini bukan merupakan paksaan dari otoritas tetapi merupakan keputusan sukarela dari dua bank milik dua konglomerat kelas kakap itu.
"Ini saya kira merupakan suatu percontohan yang sangat baik, saya kira bahwa dua bank konglomerat itu bisa melakukan konsolidasi yang diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih baik at least dari sektor keuangannya. Nanti kalau merger tentu akan memiliki kekuatan yang lebih dan confidence yang lebih dari masyarakat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Kamis (3/8/2023).
Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa proses merger kedua bank ini akan rampung bulan Agustus. Tetapi sampai saat ini, belum ada tanda-tanda sudah terleburnya MNC Bank dan Bank Nobu.
Mengenai hal ini, Dian mengatakan keterlambatan dari target ini bukan berarti proses merger batal terlaksana.
"Saya sudah berbicara dengan kedua belah pihak dan komitmen mereka sangat clear ya, bahwa mereka akan mewujudkan merger ini secara optimal. Karena kita juga mengatakan ini adalah point of no return, kita tidak bisa mundur," ujarnya.
Keterlambatan ini justru dinilai sebagai waktu bagi bank milik Grup Lippo dan Grup MNC itu dalam memantapkan proses 'perkawinan' ini. Sebab persoalan yang dibahas bukan hanya soal kepemilikan saham. Melainkan juga penetapan prioritas kegiatan usaha.
"Saya kira walaupun memerlukan waktu tetapi ini pada akhirnya akan berujung kepada proses merger yang mudah-mudahan semakin baik. Karena akan tercapai kesepakatan kedua belah pihak secara komprehensif jadi tidak nanti persoalan itu justru timbul ketika merger itu sudah terjadi," pungkas Dian.
Lebih lanjut, ia berharap nantinya hasil peleburan MNC Bank dan Bank Nobu dapta menjadi contoh dalam proses konsolidasi di industri perbanakan.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)