²©²ÊÍøÕ¾

Geliat BTN Jadi Pesaing Baru Industri Perbankan Syariah

Zefanya Aprilia, ²©²ÊÍøÕ¾
19 February 2024 08:40
BTN
Foto: Reuters
Daftar Isi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Industri perbankan syariah di Indonesia bersiap untuk segera kedatangan pemain baru. Seperti diketahui, OJK menyebut industri perbankan syariah di Indonesia memerlukan 2 sampai 3 bank umum syariah (BUS) baru.

Hal ini semakin didorong pula oleh Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 tahun 2023 tentang spin-off unit usaha syariah (UUS) yang diterbitkan pada 12 Juli 2023 lalu. Peraturan tersebut mengatur bahwa UUS yang punya nilai aset 50% dari Bank Umum Konvensional (BUK), atau memiliki jumlah aset minimal Rp 50 triliun, wajib spin off atau pemisahan unit.

Saat ini, industri perbankan syariah Indonesia hanya dikuasai oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk., yang saat ini membukukan aset sebesar Rp354 triliun, menjadi salah satu yang terbesar di industri perbankan nasional. Tetapi, tidak lama lagi, akan datang pemain baru dengan aset yang tak kalah jumbo yakni UUS dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), BTN Syariah.

Kinerja Moncer BTN Syariah

Berdekatan dengan ulang tahun BTN yang ke-74, BTN Syariah melaporkan laba tahun berjalan sebesar Rp702,33 miliar pada tahun 2023. Perolehan tersebut naik 110,55% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya yang sebesar Rp333,61 miliar.

Perolehan tersebut tidak terlepas dari pendapatan setelah distribusi bgi hasil yang tercatat naik 17,69% yoy menjadi sebesar Rp2,18 triliun. Seiring dengan kenaikan tersebut, beban operasional tercatat turun 2,62% yoy menjadi Rp1,43 triliun pada periode yang berakhir Desember 2023.

Mengutip laporan keuangannya, pembiayaan syariah tercatat sebesar Rp37,11 triliun, naik 17,36% yoy dari sebelumnya sebesar Rp31,82 triliun pada tahun 2022.

"Capaian itu didukung bisnis stabil dan pembiayaan syariah tumbuh 17,4% [yoy]. Very strong, mudah-mudahan BTN Syariah bantu dorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu dalam Paparan Kinerja Keuangan BTN 2023, Senin (12/2/2024) lalu.

Sementara itu, total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah sepanjang tahun 2023 mencapai Rp41,8 triliun naik 20,68% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 34,64 triliun.

Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 19,75% yoy menjadi Rp54,28 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp45,33 triliun.

Akan Jadi Bank Syariah Dengan Aset Terbesar Kedua

Nixon mengatakan jumlah aset BTN Syariah tersebut sudah memenuhi syarat bagi bank untuk melakukan spin off. Maka demikian, saat ini bank pelat merah itu sedang dalam tahap uji kelayakan atau due diligence untuk mengakuisisi suatu bank syariah untuk menjadi "cangkang" untuk kemudian menjadi BUS.

Tanpa mengungkap namanya, Nixon mengatakan ada dua bank syariah yang diincar BTN Syariah dalam proses tersebut. Namun, ia mengatakan salah satu sudah "ditinggalkan" dan yang sedang dalam proses due diligence hanya satu.

Ia menjelaskan proses spin off BTN Syariah tidak bisa rampung dengan cepat, jika pihaknya menyiapkan perusahaan baru. Berdasarkan berbagai kajian dari konsultan, waktu untuk spin off dengan cara ini terlalu lama.

OJK sendiri telah menetapkan batas waktu spin off UUS pada 31 Desember 2026.

Nixon tidak membeberkan berapa nilai transaksi dari akuisisi yang hendak dilakukan, karena proses due diligence masih belum selesai. Ia menyebut proses uji kelayakan itu diharapkan selesai pada bulan April mendatang.

Sebelumnya, BTN Syariah dikabarkan akan akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Aksi korporasi tersebut telah mendapatkan lampu hijau dari para pemangku kepentingan.

Adapun Bank Muamalat melaporkan aset per September 2023 senilai Rp66,2 triliun. Dengan demikian, bank hasil merger keduanya akan memiliki aset lebih dari Rp120 triliun.

Nixon juga telah menyatakan BTN Syariah usai spin off nanti dapat menjadi BUS terbesar kedua di Indonesia, berdasarkan aset.

Di samping itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan merger BTN Syariah dan Bank Muamalat akan rampung tahun ini. Apabila segala proses berjalan dengan lancar, aksi korporasi tersebut akan terlaksana pada bulan depan atau Maret 2024 atau kuartal II-2024.

Akan tetapi dia dapat memastikan bahwa proses penggabungan keduanya akan selesai sebelum Oktober 2024 atau sebelum pergantian pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Muamalat dan BTN Syariah kalau ini bisa digabungkan targetnya Maret, April, Mei ini, pokoknya sebelum Oktober," kata Erick.

Siap Memajukan Ekonomi Syariah Indonesia

Menurut Erick, merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat akan mendorong pembangunan ekonomi syariah dan memberikan akses keuangan syariah bagi masyarakat.

Menurutnya, cerita sukses dari hal tersebut dapat dilihat dari BSI yang merupakan penggabungan tiga anak usaha bank syariah milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BSI kini, kata Erick, telah menjadi bank syariah terbesar dalam sejarah Indonesia.

Dia menilai untuk mendorong ekonomi syariah berkembang lebih cepat di Indonesia, BSI harus memiliki "lawan tanding". Hasil merger Muamalat dan BTN Syariah menurutnya akan menjadi bank ke-16 terbesar di Indonesia.

"Artinya ada yang nomor 5 [BSI], ada yang nomor 16. Kan bagus, jadi marketnya itu bisa berkompetisi dengan baik," katanya belum lama ini.

Senada, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya merasa senang jika ada BUS baru yang besar. Sebab, ia mengatakan saat ini pihaknya menguasai lebih dari 45% pangsa pasar perbankan syariah.

"Kalau ada lagi yang lain yang besar artinya deepening untuk financial syariah itu pendalaman keuangan syariah itu akan lebih bagus. Karena pairing-nya ada untuk sindikasi untuk pasar uang kemudian trading surat berharga sukuk dan lain sebagainya," ujar Hery di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/1/2024) lalu.

Ketika keseluruhan dari proses spin off ini rampung, Nixon menyebut BTN Syariah bakal tetap fokus di perumahan sebesar 60%-70% dan di segmen lain turunan perumahan yakni UMKM sebesar 30%-40%.

Dengan demikian, BTN Syariah nantinya siap mendorong akses pembiayaan syariah bagi perumahan di Indonesia. Ini sekaligus mendorong kesenjangan kebutuhan hunian (backlog) di Indonesia yang terbilang cukup besar, yakni sebesar 12,7 juta per Agustus 2023.


(Zefanya Aprilia/fsd) Next Article Ini Kata Bos OCBC Indonesia (NISP) Soal Spin Off Unit Usaha Syariah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular