
RI Makin Ketergantungan Sama China, Ini Kata Bos OJK

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan kondisi perekonomian China saat ini memiliki dampak lebih besar terhadap Indonesia.
"Peran ekonomi China dibanding 10 tahun lalu ke Indonesia memang saat ini lebih besar. Perlambatan di China akan lebih terasa di kita dibanding 10 tahun lalu," katanya dalam ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia Power Lunch, Senin (18/3/2024).
Mirza mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China telah membuat harga komoditas mengalami koreksi.Â
Adapun China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan mitra dagang terbesar Indonesia.
Sebagai catatan, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), total ekspor Indonesia ke China sepanjang 2023 sebesar US$64,94 miliar yang terdiri dari ekspor migas sebesar US$2,6 miliar dan ekspor non-migas sebanyak US$62,33 miliar.
Jika dibandingkan dengan 2022, total ekspor Indonesia ke China mengalami penurunan sebesar 1,37% dengan penurunan ekspor non-migas sebesar 1,78%.
Saat ini pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2019–2023 berada di bawah rata-rata, yakni 6,6% yoy. Sebelumnya atau 1978-2018 pertumbuhan ekonomi rata-rata China sebesar 15% yoy.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, perekonomian Negeri Tirai Bambu masih kesulitan pulih sepenuhnya setelah kebijakan ketat yang diterapkan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.Â
Belum lagi negara tersebut juga diterjang oleh krisis properti pada tahun lalu. Hal ini membuat ekonomi China lebih sulit bangkit dibandingkan negara-negara lain.Â
Kendati demikian, Mirza mengatakan bahwa Indonesia masih mampu tumbuh 4,9%-5% yoy pada tahun ini. Hal ini akan ditopang, salah satunya oleh permintaan kredit pada kuartal II/2024 hingga akhir tahun yang akan kembali meningkat seiring dengan selesainya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan lancar.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan bahwa pada akhir tahun lalu, berdasarkan hasil survei, banyak perusahaan yang menunda pengeluaran termasuk investasi. "Sekarang dengan pemilu sudah selesai, tidak ada putaran kedua, maka perusahaan-perusahaan bisa kembali lagi capex-nya. Saya rasa bagus buat pertumbuhan ekonomi, kredit perbankan juga," katanya dalam ²©²ÊÍøÕ¾ Power Lunch, Senin (18/3/2024).
(mkh/mkh) Next Article Likuditas Terjaga, OJK Optimis dengan Pertumbuhan Ekonomi RI