²©²ÊÍøÕ¾

Eks Bos Bursa Ngaku Beli Saham TLKM, Masuk di Harga Segini

Mentari Puspadini, ²©²ÊÍøÕ¾
02 April 2024 11:31
Direktur Utama Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996, Hasan Zein Mahmud. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Foto: Direktur Utama Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996, Hasan Zein Mahmud. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tengah terkontraksi selama beberapa waktu ke belakang. Namun, momen ini justru dimanfaatkan mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud untuk menyeroknya.

Sebagai informasi, per Selasa, (2/4/2024), saham TLKM berada di level Rp3.430 pada penutupan perdagangan sesi I/2024. TLKM terkontraksi sebesar 12,94% selama satu bulan terakhir. Bahkan, sahamnya sudah anjlok 14% secara year to date (YTD).

Kendati demikian, Hasan menyatakan bahwa dirinya justru menyerok saham tersebut. Ia pun tak segan menyebutkan angka pembeliannya.

"Saya mulai lagi nyendok TLKM. (Pakai sendok obat, dosisnya lebih mini ketimbang sendok teh, hhh). Mulai dari harga 3.640, terakhir 3.430," ujar Hasan dikutip pada Selasa, (2/4/2024).

Menurutnya, Saham saham telekomunikasi tengah dihargai murah padahal kinerja mereka lumayan bagus. Mengingat, telekomunikasi bisa mendapat manfaat saat tahun pemilu dan lebaran.

"Menurut saya, di bawah 3.900 - 4.000, saham TLKM tetap murah. TLKM masih akan bertumbuh, walau boleh jadi makin lamban. Pertumbuhan upper line dua digit memang susah. Tapi bukan tidak bisa. Kecuali kalau di TLKM bersembunyi koruptor juga," samhungnya.

Ia pun mencontohkan TLKM sebagai Raksasa bergerak lamban. Pertumbuhan pendapatan operasi sungguh tidak mudah.

"Naiknya laba dua dijit 2023 YoY, bukan karena operasi tapi karena rugi investasi yang turun dibanding tahun lalu. Telkomsel dengan pelanggan 160 juta tak gampang mempertahankan kualitas layanan. Ada peluang penurunan jumlah pelanggan. Begitu juga Indihome," ujar Hasan.

Selanjutnya ia juga melihat rencana unlock value dengan menggiring anak perusahaan ke panggung IPO, selain cuma one off value non operasi, anak perusahaannya juga tidak banyak lagi yang prospektif.

"Potensi pertumbuhannya pun tinggi, dalam penerawangan saya ada di segmen data center. Tapi ini bukan bisnis inti TLKM. Disamping persaingan dengan swasta cukup sengit. MTEL saya perkirakan masih akan bertumbuh. Tapi juga tidak dua digit," kata dia.

Ia pun menyarankan kepada manajemen TLKM untuk melakukan efisiensi sehingga bisa memoles bottom line.

Diketahui, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), membukukan lonjakan kenaikan laba sebesar 18,34% sepanjang tahun 2023 menjadi Rp 24,56 triliun. Capaian tersebut naik dari tahun sebelumnya di mana laba Telkom berada di angka Rp 20,75 triliun pada 2022 silam.

Lonjakan laba tersebut terjadi meski perusahaan membukukan kenaikan tipis dari sisi top line, dengan pendapatan Telkom tahun lalu naik 1,29% menjadi Rp 149,22 triliun.

Akan tetapi perusahaan tercatat mampu melakukan sejumlah efisiensi beban, sehingga bottom line perusahaan tumbuh lebih cepat dari pendapatan. Biaya penyusutan dan amortisasi tercatat berkurang Rp 592 miliar atau turun 1,78%. Sementara itu beban pemasaran perusahaan turun. 10,10% atau berkurang Rp 397 miliar dari tahun sebelumnya.

Kinerja cemerlang Telkom juga ikut ditopang oleh rugi investasi yang berkurang signifikan. Sepanjang tahun lalu, kerugian yang belum terealisasi dari investasi turun 88,38% menjadi hanya Rp 748 miliar dari semula mencapai Rp 6,44 triliun. Selanjutnya perusahaan juga mencatatkan kenaikan 884% atas penghasilan lain-lain yang menjadi Rp 252 miliar pada tahun lalu.

Hingga akhir Desember 2023, posisi aset Telkom naik 4,30% menjadi Rp 287,04 triliun, dengan total ekuitas naik 4,89% menjadi Rp 156,56 triliun.


(ayh/ayh) Next Article Video: Harga Saham TLKM Loyo Tapi Valuasi Murah, Menarik Diakumulasi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular