
Rupiah Loyo Tak Bisa BI Rate Naik Terus-terusan, Ini Alasannya!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga nilai tukar rupiah. Khususnya ketika rupiah melemah sejak awal tahun, namun suku bunga acuan atau BI rate hanya naik satu kali.
Diketahui, rupiah bergerak melemah signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS awal tahun pada level Rp15.400, kini sudah menjadi Rp16.200.
Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan, BI pada fungsinya akan menjaga nilai tukar rupiah pada level sesuai fundamental yang sejalan dengan capaian stabilitas domestik. Termasuk dalam dampaknya ke inflasi.
Kebijakan BI rate untuk menjinakkan rupiah harus digunakan dengan tepat. "Kalau boleh jujur ketika kita lihat pola dan paternnya gimana pergerakan mata uang terkait dolar indeks itu relasinya itu tinggi bener," ungkap Destry dalam uji kepatutan dan kelayakan bersama Komisi XI, DPR RI, Senin (3/6/2024)
"Jadi beberapa negara seperti Jepang itu mereka naikkan suku bunga intervensi besar tetap nilainya lemah karna DXY yang terus menguat," jelasnya.
Rupiah, kata Destry beberapa waktu terakhir memang menjadi pertimbangan BI dalam pengambilan keputusan suku bunga. Hal ini mengingat inflasi masih terkendali dalam batas yang diasumsikan.
BI rate kini berada di level 6,25%. Tahun ini BI rate naik satu kali pada April yaitu sebesar 0,25% menjadi 6,25%.
"Jadi bahwa walaupun inflasi rendah kok suku bunga belum turun karena memang kita masih lihat faktor risiko dari domestik termasuk yang dari luar," kata Destry.
(mij/mij) Next Article RI Makin Gencar Tinggalkan Dolar AS, Ini Data Terbaru BI