²©²ÊÍøÕ¾

BI Pede Kredit Bank Bisa Tumbuh 10-12% di 2024

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
03 June 2024 17:35
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank Indonesia (BI) masih percaya diri pertumbuhan penyaluran kredit Indonesia akan sampai pada batas atas target pertumbuhan kredit pada tahun ini yang sebesar 10% sampai dengan 12%.

Padahal, sejumlah bank menimbang untuk memangkas target pertumbuhan kredit pada tahun ini. Mengingat besarnya tekanan aktivitas ekonomi akibat kebijakan suku bunga acuan bank sentral yang masih tinggi.

Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, pertumbuhan kredit pada tahun ini akan sampai pada batas atas target karena adanya perluasan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

"Kami perkirakan dengan adanya tambahan KLM ini pertumbuhan kredit akan di batas atas lah, target kita kan 10%-12%, the whole year mencapai batas atas 12% lah kira-kira," ujar Juda di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Mulanya, saat KLM ini diperkenalkan pada 2023, sektor usaha yang tercakup hanya sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, perumahan, pariwisata, ultra mikro (UMi), hingga keuangan hijau.

Namun, saat ini diperluas hingga ke sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), sampai dengan jasa sosial. Penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor juga diberikan, dan kebijakan ini berlaku mulai 1 Juni 2024.

Besaran insentif ditetapkan paling tinggi tetap sebesar 4%, terdiri dari insentif untuk penyaluran kredit atau pembiayaan paling tinggi sebesar 2,2%, insentif kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan inklusif menjadi paling tinggi 1,3%, dan insentif terhadap penyaluran kredit pembiayaan hijau sebesar 0,5%.

Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp 81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun. Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan dapat mencapai Rp 115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp 280 triliun.

"Ya ini memang kita tujuannya beri insentif bagi yang menyalurkan kredit," ucap Juda Agung.

Industri perbankan sebagaimana diketahui masih menimbang-nimbang untuk merevisi target pertumbuhan kreditnya. Seperti bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Direktur Utama BRI Sunarso memperkirakan bahwa risiko kredit pada kuartal II 2024 terbilang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi moderat.

BRI memasang target kredit lebih moderat dengan batas bawah yang lebih rendah, yakni 10%-12% secara tahunan. Begitu pula dengan sejumlah bank kelas menengah.

Seperti bank pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menegaskan, bank yang ia pimpin itu memilih menurunkan target pertumbuhan kredit tahun ini dari sebelumnya 14% menjadi ke kisaran 10%-11%, seperti realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu. Ini demi menghindari potensi kenaikan biaya dana.

Bank swasta PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menargetkan pertumbuhan tahun ini relatif sama dengan tahun lalu, yakni 7%. Presiden Direktur BNGA Lani Darmawan menyampaikan bahwa pihaknya akan memantau kondisi dalam satu kuartal ke depan.

"Tahun ini kami perkirakan loan akan tetap tumbuh positif sekitar 7%an. Masih relatif sama dengan target awal. Kami akan lihat kembali sikon dalam 1 kuartal ke depan," katanya saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (14/5/2024).


(arm/mij) Next Article Simak! 2 Sektor Ini Bakal Jadi Penyelamat Kredit Perbankan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular