
Terungkap! Ini Alasan BI Rate Susah Turun dari 6,25%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾-Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti membeberkan alasan BI Rate tak kunjung turun kendati data-data inflasi di Indonesia relatif terkendali. Calon DGS BI inkumben ini mengatakan masih terdapat risiko eksternal yang patut diwaspadai oleh BI.
"Rupiah kaitannya dengan eksternal masih gonjang-ganjing," kata Destry dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR RI, Senin, (3/6/2024).
Destry mengatakan dalam mengambil keputusan terkait BI Rate, lembaganya tidak hanya berpatokan dengan suku bunga yang ditetapkan oleh Amerika Serikat. Meskipun demikian, data-data perekonomian AS, tetap menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh BI.
Destry lanjut menjelaskan terkait keputusan BI menaikkan BI Rate sebesar 25 basis points menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur BI April lalu. Dia mengatakan pada saat itu, inflasi dalam negeri memang relatif terkendali. Namun, kata dia, BI masih melihat potensi inflasi dari harga pangan bergejolak.
"Kami lihat ini masih ada risiko dari sisi domestik," katanya.
Selain itu, Destry mengatakan BI juga memperhatikan indeks dollar (DXY) yang terus menerus menguat. Dia mengatakan penguatan indeks dolar yang sangat tinggi ini membuat BI memutuskan untuk menaikkan BI Rate kendati inflasi pada saat itu relatif terjaga.
"Beberapa negara seperti Jepang mereka menaikkan suku bunga dan melakukan intervensi besar-besaran tapi tetap saja nilainya masih lemah karena DXY terhadap major currency terus alami penguatan," kata dia.
"Jadi walaupun inflasi sudah rendah kok suku bunga belum kami turunkan, karena kami lihat masih ada beberapa faktor domestik dan risiko yang bersumber dari eksternal," katanya.
(rsa/mij) Next Article Simak! Keputusan Lengkap BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%