
4 Emiten Grup MNC Masuk Papan Pemantauan Khusus, Manajemen Bilang Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Terdapat empat emiten Grup MNC yang masuk ke dalam Full Call Auction (FCA) atau papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI). Keempat emiten itu adalah PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP), PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT), PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA), dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV).
Keempatnya masuk ke dalam kriteria I papan pemantauan khusus. Adapun kriteria I pemantauan khusus adalah harga rata-rata saham perusahaan selama enam bulan terakhir di pasar reguler dan/atau pasar reguler periodic call auction kurang dari Rp 51.
Keempat emiten konglomerat Hary Tanoesoedibjo itu pun telah angkat suara soal hal ini. BCAP, BHIT, dan IATA secara kompak mengatakan bahwa mereka akan penurunan harga akibat implementasi FCA, dan memahami fluktuasi tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para investor.
MNC Kapital, yang bergerak dalam bidang jasa keuangan tercatat terakhir ditutup di harga Rp 34 per saham.
"Secara fundamental, kami berada dalam kondisi yang sangat baik," jelas manajemen BCAP dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (6/6/2024).
Manajemen mengatakan MNC Kapital sebagai penyedia jasa keuangan terintegrasi bergerak pada jalur yang tepat dalam menghadirkan solusi finansial end-to-end kepada seluruh masyarakat. Selain itu, perusahaan juga mempercepat ekspansi bisnis dengan memperbanyak kemitraan berbasis transaksi dan white labeling.
MNC Asia Holding atau MNC Group, yang merupakan perusahaan induk yang bergerak di bidang investasi, menjelaskan perusahaan fokus pada 4 bisnis strategis. Antara lain, Media dan Entertainment, Jasa Keuangan, Entertainment Hospitality, dan Energi. Perusahaan menjabarkan bahwa keempat fokus usaha itu masih kuat secara fundamental.
Seperti bidang media dan hiburan yang salah satu keunggulannya adalah mengoperasikan Multi-Channel networks di berbagai media sosial dengan trafik 1,5 miliar setiap bulan. Kemudian di bidang sektor energi, BHIT lewat IATA mengendalikan 8 IUP Batubara di Sumatera Selatan, beserta berbagai fasilitas pendukung.
MNC Energy Investments, emiten investasi bidang energi, memaparkan laporan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), bahwa perusahaan saat ini memiliki cadangan batu bara sebesar 386,6 juta MT. Total tersebut diperoleh dari hanya sekitar 20% luas area penambangan Perseroan sebesar 72.478 Ha. Cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi menunjukkan tambahan cadangan terbukti, setidaknya sebanyak 600 juta MT untuk semua IUP.
"Pada tahun 2023, kami memproduksi lebih dari 4 juta MT dari 3 IUP produksinya. Selain itu, kami akan memulai produksi dari IUP milik PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun 2024, yang akan memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan bisnis IATA," jelas manajemen IATA.
Selanjutnya, MNC Vision Networks yang merupakan emiten layanan penyiar berbayar, mengatakan telah memutuskan untuk mendivestasikan pelanggan dan jaringan broadbandnya, masing-masing ke Indosat dan Asianet.
"Hal ini mencerminkan keputusan strategis untuk menyederhanakan operasi dan berkonsentrasi pada bidang-bidang di mana Perseroan memiliki keunggulan kompetitif dan memungkinkan kami mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien dan memprioritaskan investasi dalam meningkatkan platform distribusi konten kami," kata manajemen.
Keempat emiten milik Hary Tanoe itu pun secara kompak menyatakan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan posisi mereka ke Papan Utama.
(fsd/fsd) Next Article Bursa Bakal Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
