²©²ÊÍøÕ¾

Pengumuman! Harga Minyak Tergelincir Lagi, Ini Biang Keroknya

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
17 June 2024 10:37
Kapal tanker Capricorn Sun ditambatkan di pelabuhan Rostock Jerman, Jerman, 5 Agustus 2022. Menurut data pelacakan kapal Refinitiv, kapal tanker Capricorn Sun memuat minyak mentah Mars Sour di lepas pantai Louisiana di Amerika Serikat dan dibongkar di Rostock pada 3 Agustus 2022, saat kilang lokal menguji alternatif minyak Rusia. (REUTERS/Andreas Rinke/File Photo)
Foto: Kapal tanker Capricorn Sun ditambatkan di pelabuhan Rostock Jerman, Jerman, 5 Agustus 2022. (REUTERS/ANDREAS RINKE)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak kembali tergelincir setelah data AS menunjukkan adanya pelemahan sentimen konsumen.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Jumat lalu (14/6/2024), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS menyusut 0,22% menjadi US$ 78,45 per barel. Untuk jenis Brent terkoreksi 0,16% ke posisi US$ 82,62 per barel. Depresiasi pada akhir pekan lalu kemudian mengakhiri reli selama empat hari berturut-turut.

Beralih pada pergerakan pagi ini, Senin (17/6/2024) hingga pukul 10.15 WIB, harga minyak mentah WTI masih terkoreksi 0,18% menuju US$ 78,31 per barel. Sedangkan Brent merosot 0,30% menjadi 82,37 per barel.

Koreksi harga minyak mentah nampaknya merespon indeks dolar AS yang masih terpantau kuat. Setelah bank sentral AS atau the Fed memutuskan kembali menahan suku bunga dan memberikan revisi dot plot perkiraan pemangkasan pertama suku bunga hanya terjadi di akhir tahun, DXY kembali menguat dan masih bertahan di atas 105.

Pasar menilai jika dolar tetap kuat, maka harga beli minyak seakan mahal untuk mata uang negara lainnya, terutama emerging market. Oleh karena itu, prospek permintaan turun yang membuat harga minyak terdepresiasi.

Prospek penurunan dari sisi permintaan ini juga seiring dengan melemahnya sentimen konsumen AS dan data ekonomi Tiongkok yang beragam. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni, di tengah kekhawatiran mengenai keuangan pribadi dan inflasi.

Di China, data terbaru menunjukkan produksi industri dan investasi aset tetap meningkat, namun masih belum sesuai perkiraan pada bulan Mei, sementara untuk penjualan ritel-nya berhasil melampaui perkiraan.

Sebagai catatan pada pekan lalu, harga minyak sudah naik hampir 4% di tengah membaiknya prospek permintaan global, sementara kebijakan produksi OPEC saat ini tetap mendukung pasar.

Meskipun mereka masih mengumumkan bahwa mereka dapat mulai menghentikan pemotongan sukarela secara bertahap mulai bulan Oktober, kelompok produsen minyak tersebut masih menekankan bahwa mereka akan memaksa anggota yang tidak patuh untuk mengurangi produksi dalam beberapa bulan mendatang.


(tsn/tsn) Next Article Tensi Geopolitik Timur Tengah Turun, Harga Minyak Bergerak Variatif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular