
Jelang RDG BI Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.370/US$

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pagi ini sejalan dengan ekspektasi mengenai suku bunga The Fed yang makin optimis akan terjadi pemangkasan dua kali tahun ini.
²Ñ±ð²Ô³Ü°ù³Ü³ÙÌýRefinitiv pada rabu (19/6/2024) rupiah dibuka Rp16.390 per dolar AS, menguat 0,03% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Bahkan pada pukul 09.05 WIB dolar tercatat Rp16.370, naik 0,15%.
Rupiah menguat seiring dengan ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga The Federal Reserve atau The Fed meningkat.
Menurut perangkat FedWatch, peluang The Fed memangkas suku bunga akan terjadi pada September dan Desember. Masing-masing sebanyak 25 basis poin dari saat ini 5,25% - 5,50% menjadi 4,75% - 5,00% pada akhir tahun.
Ekspektasi tersebut meningkat usai rilis data penjualan ritel Amerika Serikat yang menguat namun lebih lambat dari ekspektasi.
Data terbaru yakni penjualan ritel naik 0,1% di bulan Mei, dibandingkan perkiraan pertumbuhan 0,3% oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters, sementara laporan lain menunjukkan produksi industri dan output manufaktur pada Mei yang sangat kuat.
Selain itu, investor saat ini mencermati rilis neraca dagang pada siang ini dan pengumuman suku bunga Bank Indonesia.
Neraca perdagangan diproyeksi masih berada di zona surplus periode Mei 2024. Namun suara defisit di polling kali ini sudah mulai muncul di tengah dominasi proyeksi surplus.
Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Mei 2024 pada Rabu (19/6/2024).
Konsensus pasar yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 akan mencapai US$2,65 miliar.
Surplus tersebut turun dibandingkan April 2024 yang mencapai US$3,56 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 49 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2024 dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis mendatang. Hasil RDG juga akan memuat keputusan terbaru dari suku bunga acuan.
Diperkirakan, suku bunga acuan BI (BI Rate) akan kembali ditahan di level 6,25%, meski rupiah beberapa hari belakangan juga terpantau merana.
Sebelumnya pada pertemuan edisi Mei 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%. BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 5,5% dan suku bunga lending facility sebesar 7%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan mempertahankan BI rate sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(ras/ras) Next Article Rupiah Melemah Usai BI Tahan Suku Bunga, Dolar AS Naik ke Rp16.440