
Sri Mulyani Blak-Blakan Ungkap Biang Kerok BUMN Sakit

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut manajemen perusahaan yang tidak bagus dan sektor usaha yang tidak lagi strategis menjadi penyebab BUMN memiliki kinerja yang tidak sehat atau sakit.
Bahkan, pemerintah akan menutup sejumlah perusahaan pelat merah yang berkinerja buruk hingga terancam bangkrut.
Saat ini, pemerintah telah melakukan pemetaan atau klasterisasi BUMN sesuai kondisi kesehatan keuangannya itu pun telah dilakukan. Dari hasil klasterisasi itu, ia mengatakan ada sejumlah BUMN yang bisa ditutup, dengan alasan
"Mungkin karena manajemen yang tidak bagus atau sektornya tidak lagi strategis dalam hal ini tidak harus dimiliki pemerintah atau bahkan bisa ditutup dan dilikuidiasi," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI tentang pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN)di Gedung Parlemen, Jakarta, dikutip Senin (8/7).
Dalam mengklasterisasi BUMN itu, Sri Mulyani membagi BUMN menjadi empat kategori. Pertama adalah BUMN yang memiliki strategic value dan welfare creatore. Jenis BUMN seperti ini bisa dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah dan dapat dilakukan privatisasi, holdingisasi, hingga penggabungan atau peleburan.
Kategori kedua adalah BUMN yang hanya memiliki strategic value. Menurut dia, BUMN kategori ini bisa dimiliki mayoritas oleh pemerintah, namun masih bisa direstrukturisasi ataupun digabungkan dan diprivatisasi.
Adapun kategori ketiga adalah BUMN yang memiliki surplus creator, yakni BUMN yang sedikit diberi mandat oleh negara namun neraca keuangannya mampu terjaga dengan baik, sehingga BUMN ini tidak harus dimiliki mayoritas oleh pemerintah.
Terakhir, kategori keempat adalah BUMN yang non-core, yakni BUMN yang tidak perlu mendapat mandat dari pemerintah dan kinerja keuangannya buruk. Dia mengatakan pemerintah bisa menutup BUMN kategori keempat ini.
"Untuk yang non-core secara teoritis pemerintah bisa tidak memilikinya, karena mandat pembangunannya kecil dan performanya tidak bagus," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan buruknya kondisi BUMN non-core ini bisa disebabkan oleh kesalahan manajemen, maupun sektor usahanya yang tidak lagi strategis. Menurut dia, kondisi BUMN ini bisa ditutup.
"Mungkin karena manajemen yang tidak bagus atau sektornya tidak lagi strategis dalam hal ini tidak harus dimiliki pemerintah atau bahkan bisa ditutup dan dilikuidasi," kata dia.
Sejumlah anggota DPR kemudian menanyakan apakah Sri Mulyani sudah memiliki daftar BUMN 'sakit' yang masuk dalam kategori non-core tersebut. Sri Mulyani mengatakan sudah mengantongi kandidatnya.
"Nanti kami sampaikan, saya rasa secara indikatif sudah ada, tapi kami belum sampaikan secara eksplisit," kata dia.
(fsd/fsd) Next Article Daftar BUMN Sakit: 4 Potensi Selamat, 6 Terancam