
Cerita Tahir 'Bermodal Becak' Salip Harta Mertua

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dato Sri Tahir merupakan sosok konglomerat yang mendirikan Mayapada Group. Perjalanan Tahir sebagai konglomerat di Indonesia begitu panjang. Ia memiliki berbagai bisnis di bidang perbankan, tekstil hingga industri otomotif sejak awal 1980-an.
Salah satu bisnisnya yang ternama adalah Grup Mayapada, yang bergerak di bidang perbankan hingga kesehatan.
Tahir yang memiliki nama asli Ang Tjoen Ming lahir di Surabaya, 26 Maret 1952. Ia merupakan anak dari pasangan Ang Boen Ing dan Lie Tjien Lien. Ia berasal dari keluarga sederhana, dahulu orang tuanya pun berprofesi sebagai juragan becak.
Tahir muda menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, pada tahun 1971. Kemudian dirinya mendapatkan beasiswa di Nanyang Technological University, Singapura. Ketika di Singapura, ia aktif membeli barang-barang dan menjualnya kembali di Indonesia.
Selanjutnya, Tahir menempuh pendidikan jurusan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat saat umur 35 tahun. Hal ini yang membuatnya semakin menggeluti dunia bisnis hingga sekarang.
Ketika memulai berbisnis, Tahir mengawalinya dari sektor garmen. Kemudian ia masuk ke bidang keuangan yang dibuka dengan mendirikan Mayapada Group pada 1986. Bisnisnya melaju lebih cepat daripada yang dibayangkan, sampai ia mampu bertahan di tengah kondisi krisis moneter di tahun pada 1998.
Mayapada juga masuk ke pasar Saham Bursa Efek Jakarta. Adah hal unik kenapa Mayapada ketika krisis 1998 bisa bertahan, hal ini disebabkan karena Bank Mayapada tidak mengambil kredit dari bank asing sehingga tak bergantung pada kurs saat itu.
Dirinya juga dikenal sering berkontribusi dalam sektor kesehatan, pendidikan dan reformasi hukum. Hal ini dibuktikan ketika ia mencoba menginvestasikan US$ 200 juta dalam kemitraan dengan Bill and Melinda Gates Foundation.
Tahir juga sempat menceritakan perjalanan hidup mempertemukan ia dengan istrinya, Rosy Riady, putri pendiri Lippo Group Mochtar Riady. Tentu saja Tahir kala itu masih hidup di level yang berbeda dengan keluarga Riady.Â
Hubungan mereka pun mendapatkan penolakan dari keluarga Riady. Akan tetapi Rosy akhirnya rela turun tahta demi menikah dengan Tahir.
"Waktu saya nikah jadi suami dari putrinya Mochtar Riady saya masih orang biasa, kerjaan juga belum jelas. Fakta bahwa kita different level," kata Tahir.
Tahir menceritakan selain perbedaan level, perbedaan budaya yang kuat juga menjadi tantangan saat menikahi istrinya.
Usaha dan kerja keras Tahir telah berbuah hasil. Berdasarkan data Forbes 2023, Tahir merupakan orang terkaya ke-14 di Indonesia dengan harga US$ 4,2 miliar atau setara Rp 67,99 triliun. Sementara itu, keluarga Riady menempati urutan ke-34 dengan total harta US$ 1,4 miliar atau setara Rp 22,66 triliun.
(mkh/mkh) Next Article Laba Bank Mayapada (MAYA) 2023 Rp 22,1 M, Ini Pendorongnya