²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, literasi keuangan di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan literasi masyarakat pedesaan. Data tersebut berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, indeks literasi keuangan komposit perkotaan sebesar 69,71% sementara di perdesaan sekitar 59,25%. Begitu juga dengan indeks literasi keuangan syariah perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan yaitu masing-masing sebesar 45,27% dan 30,2%.

Indeks inklusi keuangan komposit di perkotaan lebih tinggi sebesar 78,41% dibandingkan perdesaan yaitu sebesar 70,13%. Begitu juga dengan indeks inklusi keuangan syariah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan yaitu masing-masing sebesar 14,73% dan 10,20%.

Baca: Ramalan Sri Mulyani, BI, OJK & LPS: Ekonomi Kuartal II-2024 Bisa 5%

"Secara umum, indeks literasi dan industri keuangan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa akses keuangan di wilayah perkotaan cenderung lebih baik dibandingkan perdesaan," ujarnya di gedung BPS Jakarta, Jumat (2/7).

Wanita yang akrab di sapa Kiki ini menjelaskan, beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tingginya akses terhadap produk layanan dan jasa keuangan, antara lain tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

"Di wilayah perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan dimana makin tinggi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat literasi keuangannya," ungkapnya.

Selain itu ketersediaan infrastruktur di perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah pedesaan.

"Di dalam perkotaan tentu faktor ketersediaan infrastruktur juga lebih banyak ya, lebih mudah diakses dengan jaringan telekomunikasi juga yang lebih baik," pungkasnya.

(ayh/ayh) Next Article Ini Pesan OJK Buat Keluarga Terdampak Pelaku Judi Online