²©²ÊÍøÕ¾

Market Commentary

Pasca Masuk MSCI, Saham Wijaya Karya (WIKA) Sudah Melesat Nyaris 40%

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
15 August 2024 09:51
WIKA
Foto: dok WIKA

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten konstruksi BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terpantau kembali bergairah pada perdagangan sesi I Kamis (15/8/2024),

Per pukul 09:35 WIB, saham WIKA terbang 17,09% ke posisi Rp 370/saham. Pada sesi I hari ini, WIKA bergerak di rentang harga Rp 314 - Rp 380 per saham.

Bahkan, saham WIKA sudah melesat selama empat hari beruntun. Namun, terbangnya WIKA terjadi sejak Selasa lalu, di mana WIKA sudah terbang hingga 39,85% sejak itu hingga sesi I hari ini.

Dalam sepekan terakhir, WIKA sudah melejit hingga 85%. Sedangkan selama sebulan terakhir, WIKA melesat hingga 57,63%, dan sepanjang tahun ini meroket 81,45%.

Saham WIKA pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 27.821 kali dengan volume sebesar 499,95 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 175,43 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 14,75 triliun.

Hingga pukul 09:35 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 358/saham menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 71.139 lot atau sekitar Rp 2,5 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 382/saham menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak di sesi I, yakni mencapai 60.064 lot atau sekitar Rp 2,3 miliar.

Saham WIKA yang kembali terbang pada sesi I hari ini terjadi masih terkait dengan masuknya perseroan ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap untuk periode 2 September hingga November 2024.

Sebelumnya, MSCI kembali mengocok ulang komposisi saham-saham di Indonesia yang masuk atau keluar dari indeks tersebut. Adapun pengocokan ulang atau rebalancing ini akan berlaku pada 2 September mendatang. Sejumlah nama baru menjadi penghuni indeks yang kerap menjadi acuan investor institusional asing tersebut. Adapun WIKA menjadi salah satunya.

MSCI merupakan indeks saham dan obligasi dari lembaga riset Morgan Stanley sebagai salah satu acuan investor. Indeks ini banyak digunakan sebagai acuan manajer investasi dunia sebagai dasar pemilihan aset.

Indeks ini telah memiliki kepercayaan yang kuat di mata investor sebab mampu memberikan imbal hasil. Dalam industri keuangan, MSCI memiliki peran penting, kredibilitas MSCI membuat reksadana indeks atau ETF banyak menggunakan dan mengacu aset pilihan MSCI.

Berdasarkan hal tersebut, banyak investor beranggapan keluar masuk konstituennya dalam MSCI akan mempengaruhi perubahan harga. Padahal, berinvestasi dengan membeli indeks MSCI secara langsung tidak dapat dilakukan.

Tujuan indeks ini adalah mereplikasi kinerja indeks tertentu. Kemudian, terdapat institusi yang mengacu pada MSCI dengan mencoba mencocokkan dan mengelola portofolio. Investor dapat membeli reksadana indeks tanpa memerlukan dana besar.

Selain karena masuknya WIKA ke dalam indeks MSCI Small Index, emiten konstruksi BUMN Kary aini juga masih bergerak positif pasca mendapat penambahan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun.

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, PMN yang diajukan WIKA telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Dana tersebut disebut akan digunakan untuk menyelesaikan delapan proyek, termasuk pembangunan jalan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Di sisi kinerja operasional, WIKA melaporkan meraih kontrak baru sebesar Rp10,25 triliun hingga Juni 2024. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan bahwa WIKA terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan perseroan terutama dari sektor-sektor potensial yang menjadi andalan WIKA.

"Kami percaya bahwa dengan kapabilitas dan kualitas pekerjaan kami, juga didukung oleh kepercayaan para stakeholders kami, bisnis WIKA akan terus tumbuh dan berkembang dengan menyasar berbagai proyek-proyek potensial, khususnya sektor EPC di mana WIKA memiliki portofolio unggul," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (24/7/2024).

Kontribusi terbesar atas perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen industri, diikuti segmen infrastruktur, gedung, proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan properti.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd) Next Article Harga Saham Wijaya Karya (WIKA) Melesat 77,3% Seminggu, Bos Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular