²©²ÊÍøÕ¾

Pergolakan AS-China Bikin Rupiah Kuat, Dolar Turun ke Rp16.800

rev, ²©²ÊÍøÕ¾
29 April 2025 09:15
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pembicaraan untuk menyelesaikan perang tarif antara AS dan China.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (29/4/2025) dibuka pada posisi Rp16.800/US$ atau menguat 0,3%. Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Senin (28/4/2025) yang terdepresiasi 0,15%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami apresiasi sebesar 0,11% ke angka 99,12 pada pukul 08:54 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada pada posisi 99,01.

Pelaku pasar saat ini sedang mencermati kabar terbaru perang dagang antara AS dan China.

China pada Senin kembali membantah bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan untuk menyelesaikan perang tarif dengan Amerika Serikat, setelah serangkaian pernyataan dari Presiden Donald Trump dan para pembantunya yang menyatakan bahwa negosiasi perdagangan sedang berlangsung.

"Izinkan saya menegaskan sekali lagi bahwa China dan AS tidak terlibat dalam konsultasi atau negosiasi apa pun terkait tarif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, dikutip dari CNBCInternational.

Guo juga tampaknya menolak klaim Trump, dalam wawancara dengan TIME pekan lalu, bahwa Presiden China Xi Jinping telah meneleponnya.

"Sejauh yang saya ketahui, tidak ada percakapan telepon antara kedua presiden baru-baru ini," kata Guo.

Penolakan tegas terbaru ini sejalan dengan sikap keras Beijing terhadap tarif besar-besaran sebesar 145% yang diberlakukan Trump terhadap impor dari China, salah satu pemasok utama barang ke AS.

Pejabat pemerintahan Trump, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, bersikeras bahwa AS berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenangkan perang dagang dibandingkan China.

Namun, para pemilik bisnis Amerika dan analis mulai mengkhawatirkan bahwa embargo perdagangan efektif terhadap China ini dapat segera menimbulkan konsekuensi ekonomi besar, termasuk kenaikan harga, kekurangan produk, dan penutupan toko.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular