
Bingung Pilih Saham Properti, Intip Bocoran Rekomendasi Ini!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham sektor properti dinilai masih menarik sehingga layak untuk dikoleksi oleh investor di pasar modal. Ada beberapa saham properti yang menjadi pilihan dengan pertimbangan pendapatan berulang dari emiten tersebut.
Aurellia Setiabudi, Senior Analyst di Maybank Kim Eng Sekuritas, mengungkapkan beberapa rekomendasi saham properti di antaranya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan opsi "buy" dengan target harga Rp 1.200/saham.
Berikutnya ada saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan rekomendasi "hold". Sementara dua lainnya yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan rekomendasi "buy" dengan target harga Rp 1.000/saham dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga masih layak dikoleksi dengan target harga Rp 650/saham.
Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (19/2), saham PWONÂ berakhir di level Rp 555, saham SMRAÂ Rp 920, CTRAÂ Rp 1.175 dan LPKRÂ Rp 210/saham.
Aurelia melihat sentiment ke depan untuk saham properti masih positif khususnya pengembang perumahan, terlebih lagi bagi emiten yang memiliki pendapatan berulang (recurring income) seperti PWON, SMRA, CTRA, BSDE (PT Bumi Serpong Damai), dan LPKR.
Seperti diketahui saham properti termasuk dalam kategori saham-saham cyclical (musiman). Di saat penjualan turun, emiten yang memiliki pendapatan berulang akan lebih sehat finansialnya dibanding yang hanya bergantung dari penjualan properti.
Sebab itu, katanya, dia merekomendasikan empat saham tersebut. Dia melihat pengembang properti masih kesulitan menjual unit di masa pandemi ini. Tapi Aurelia juga positif melihat program vaksinasi yang mencapai target di tahap pertama ini sehingga membuat mobilitas masyarakat berangsur normal.
"Tapi di tahun ini harapan mobilitas masyarakat berangsur normal juga karena vaksinasi tahap pertama yang mencapai target," jelasnya.
Selain itu, pekan lalu ada sentimen positif. Kamis lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25%," kata Perry usai RDG, Kamis (18/2/2021).
Selain itu, BI memutuskan untuk membebaskan uang muka (Down Payment) alias DP 0%. Keputusan ini berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021 bersamaan dengan aturan DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor.
Pembebasan uang muka ini dilakukan melalui pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) menjadi 100%. Artinya, seluruh kebutuhan dana dalam memperoleh kredit properti ditanggung oleh bank, konsumen tidak perlu membayar uang muka.
Gubernur BI menyebut kebijakan ini diperlukan untuk mendorong kredit sektor properti dan berlaku untuk semua jenis property, baik untuk rumah tapak, rumah susun, ataupun ruko/rukan. Meski demikian, kebijakan ini akan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko sehingga diberikan dengan syarat tertentu.
Syarat utama agar bank dapat menyalurkan KPR DP 0% adalah harus memiliki rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di bawah atau hingga 5%.
Perbankan yang memenuhi NPL ini bisa menyalurkan KPR dengan DP 0% ke konsumen untuk rumah tipe kurang dari 21, tipe 21-70 dan tipe 70 ke atas dan diberikan untuk fasilitas kepemilikan pertama, kedua hingga seterusnya.
Sedangkan, untuk perbankan yang NPL nya di atas 5%, maka pembiayaan bank untuk DP nya menjadi 95% untuk tipe 21-70 dan tipe 70 ke atas. Ini untuk kepemilikan pertama, bagi kepemilikan kedua dan selanjutnya menjadi 90%.
Untuk tipe lebih kecil dari 21 tetap diberikan DP 0% atau pembiayaan bank 100% untuk kepemilikan pertama. Kepemilikan kedua hingga seterusnya menjadi 95%.
(tas/tas) Next Article 'Hujan' Stimulus, Begini Tips Investasi Saham-saham Properti