²©²ÊÍøÕ¾

InvesTime

Dunia Krisis Listrik, Ini Bocoran Saham Pilihan Sektor Energi

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
06 October 2021 10:13
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Krisis energi kini tengah melanda negara-negara di dunia, mulai dari Eropa hingga China dan India. Ini terjadi akibat naiknya harga batu bara saat pasokannya menipis.

Di tengah sentimen krisis energi ini, rupanya saham-saham emiten energi masih ada yang layak dipilih oleh investor di pasar modal Indonesia. Hal ini dipaparkan oleh Dimas W Pratama, analis PT NH Korindo Sekuritas.

Dimas mengatakan sektor-sektor yang bisa diperhatikan untuk kuartal keempat ini salah satunya saham-saham dari emiten metal, seperti INCO (PT Vale Indonesia), ANTM (PT Aneka Tambang Tbk), dan TINS (PT Timah Tbk).

"Kenaikan dari saham-saham ini akan berpotensi naik. Misalnya harga timah ada potensi hingga US$ 36 ribu, dari masih ada di sekitar US$ 35 ribu per ton. Untuk nikel ada potensi di atas US$ 23 ribu per ton. Saat ini masih berada di sekitaran US$ 17 ribu per ton," katanya dalam program Investime ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (6/10/2021).

Selain itu, Dimas mengatakan saham-saham dari sektor minyak dan gas (migas) juga masih bisa dimanfaatkan. Pasalnya akan ada potensi kenaikan harga dari dua komoditas ini.

Untuk saham CPO (crude palm oil) dikatakan juga ada potensi penguatan lebih menarik. Meski baru terjadi akumulasi untuk awal, tetapi terkait dengan pembatasan produksi, ini membuat harga naik dan permintaan meningkat.

"Ke depan CPO ada potensi harga naik. Saham seperti AALI [PT Astra Agro Lestari Tbk], LSIP [PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk], dan SIMP [PT Salim Ivomas Pratama Tbk] itu juga bisa diperhatikan," paparnya.

Sememtara untuk kenaikan saham BUMI (PT Bumi Resources Tbk) dikatakan sudah rebound.

"Tapi tidak disarankan untuk bayar jangka panjang untuk BUMI. Mending cari saham komoditas lain," pungkasnya.

Data perdagangan Rabu pagi ini (6/10) mencatat saham naik 4,40% di Rp 95/saham dan sepekan melesat 48%, saham SIMP juga naik 4,77% di Rp 505/saham dan sepekan melesat 9%.

Saham LSIP juga melesat 5,84% di Rp 1.450/saham dan sepekan naik 20%, sementara saham AALI naik 2,78% di Rp 10.175/saham dan sepekan naik 5%.

Sementara itu saham INCO pada Rabu pagi ini turun 0,42% di Rp 4.690/saham dan sepekan naik tipis 0,43%, sedangkan ANTM naik 0,43% di Rp 2.330/saham dan sepekan naik 0,43%.

Terakhir saham TINS stagnan di Rp 1.605/saham dan sepekan naik 5%.


(tas/tas) Next Article Live Now! Debat Analis, Pilih Saham Batu Bara atau Nikel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular