
Mau Pinjam Uang untuk Renov Rumah Kayak Sabda? Ini Cara Amannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kasus gugatan perdata terkait utang piutang yang dilayangkan Wulan Guritno ke mantan kekasihnya Sabda Ahessa, masih menyita perhatian publik.
Seperti diberitakan detik, Wulan mengajukan gugatan perdata dengan nomor perkara 5/Pdt.G.S/2024/PN JKT.SEL. Dalam gugatan tersebut, ada biaya Rp 396.150.000 yang sudah diberikan Wulan Guritno kepada Sabda Ahessa sebagai dana talangan renovasi rumah.
Akibat dari insiden dana talangan tersebut, Wulan pun meminta ganti rugi sebesar Rp 100 juta, dan ada pula gugatan bunga sebesar Rp 10 juta per hari jika Sabda mengalami keterlambatan dalam pembayaran.
Meminjam dana untuk renovasi rumah sejatinya tidaklah salah, namun sebelum meminjam dana seseorang tentu wajib memahami kesehatan finansialnya terlebih dulu. Berikut adalah hal yang bisa diperhatikan sebelum meminjam dana.
Jangan pinjam dana ke perorangan
Anda mungkin berpikir bahwa meminjam dana ke perorangan sebut saja ke orangtua, mertua, kakak, adik, teman, atau pacar adalah hal yang bisa diprioritaskan lantaran tidak akan ada beban bunga yang didapat.
Namun jangan salah, keterlambatan dalam membayar bisa menimbulkan konsekuensi lain yang berpotensi merusak hubungan kekeluargaan atau pertemanan kita.
Ketimbang meminjam dana ke orang terdekat, alangkah lebih baik untuk merencanakan proses renovasi dengan bijak dan menabung rutin. Atau bisa saja menggunakan tabungan dana darurat yang sudah ada.
Tetapi jika renovasi adalah hal yang mendesak untuk dilakukan dan dana darurat Anda sendiri masih kurang, pilihlah pinjaman dari lembaga keuangan resmi dan perhatikan beberapa hal di bawah ini.
Kenali rasio cicilan utang berbanding pemasukan
Anda mungkin sering mendengar nasihat keuangan yang mengatakan bahwa maksimal cicilan yang aman adalah 30% dari pemasukan. Nilai 30% adalah besaran rasio utang berbanding pemasukan.
Ketika cicilan Anda melebihi 30% dari pemasukan, maka Anda akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, hingga berinvestasi.
Patut diketahui bahwa nilai 30% itu sendiri adalah nilai dari "seluruh tagihan utang."
Misalkan, Anda memiliki cicilan kendaraan bermotor yang setara dengan 20% pendapatan, dan Anda berniat mengambil kredit untuk renovasi rumah. Anda harus pastikan bahwa cicilan utang baru untuk renovasi rumah tidak melebihi 10% dari penghasilan.
Kenali rasio utang berbanding aset
Mungkin saja, cicilan utang Anda masih dalam batas wajar, tapi tidak dengan total utang Anda.
Untuk mengetahui apakah utang kita terlampau besar atau tidak, Anda bisa menggunakan rasio utang berbanding aset. Nilai rasio ini akan mengukur besaran utang yang belum terbayar, dibandingkan dengan total aset yang kita miliki.
Rumus untuk mencari nilai rasio ini adalah:
Total Utang x 100%
Total Aset
Adapun nilai maksimal dari rasio ini adalah 50%.
Jika nilai rasio Anda di atas 50%, maka Anda harus waspada karena total nilai utang Anda sudah melebihi dari setengah total aset.
Bayangkan saja apa yang terjadi jika Anda kehilangan penghasilan dan Anda masih harus melunasi utang-utang tersebut? Jumlah aset Anda akan menurun secara drastis karena Anda harus menjualnya demi melunasi utang.utang-utang tersebut.
Dan bila sebagian besar utang Anda adalah utang konsumtif, maka hal itu juga cukup berbahaya lantaran utang konsumtif hanya akan menggerus kekayaan Anda.
(aak/aak) Next Article Kasus Wulan Guritno & Sabda, Orang Gak Bayar Utang Bisa Dipenjara?