վ

Internasional

China Klaim Jadi Target Kebijakan Proteksionisme

Ester Christine Natalia, վ
16 January 2018 13:04
China Investment Corporation mengatakan China menghadapi semakin banyak penolakan dari negara-negara tempatnya mencoba untuk berinvestasi
Foto: վ
  • Berbagai negara secara spesifik telah menargetkan China karena terus melakukan investasi asing, kata direktur China Investment Corporation.
  • China menghadapi penolakan yang semakin besar dari negara-negara Barat saat mencoba untuk membeli aset di sana
  • China menerapkan aturan untuk membatasi investasi asing di dalam perbatasannya

Jakarta, վ - China menghadapi semakin banyak penolakan dari negara-negara tempatnya mencoba untuk berinvestasi, kata pejabat pengelola dana abadi (sovereign wealth fund) negara itu, China Investment Corporation (CIC).

CIC mungkin akan memperoleh berbagai kesempatan investasi berkat pemulihan ekonomi global yang sedang terjadi. Namun, pihaknya juga “menghadapi bertambahnya kesulitan dan tantangan” yang berhubungan dengan “proteksionisme”, kata Tu Guangshao, vice chairman dan president CIC, kepada վ di acara Asian Financial Forum.

“Sembari CIC dan China melakukan lebih banyak investasi asing, kita melihat peningkatan proteksionisme di beberapa negara dan wilayah, entah di Amerika Serikat [AS] atau Eropa. Mereka melakukan beberapa langkah proteksionis, yang di antaranya secara spesifik menargetkan China,” kata Tu.

Komentar tersebut menegaskan pernyataan Beijing setelah regulator AS memblokir rencana penggabungan (merger) antara perusahaan afiliasi Alibaba, Ant Financial, dengan MoneyGram, perusahaan transfer uang AS. Komite Investasi Asing AS (Committee on Foreign Investment) mengutip alasan keamanan negara ketika membatalkan kesepakatan tersebut.

Pembatasan terhadap investasi China di luar negeri meningkat selama setahun belakangan, salah satunya akibat agenda “America First” milik pemerintahan Trump.

AS menginisiasikan investigasi anti-dumping melawan produsen aluminium di China tahun lalu.

Meskipun para pemimpin China telah menyatakan dukungan untuk “keterbukaan” ekonomi secara global, negara tersebut telah menetapkan aturan untuk membatasi investasi asing di dalam negeri dan sering dituduh menghalangi perusahaan-perusahaan non-China yang berupaya untuk beroperasi di pasar domestiknya.

Tetap saja, beberapa perubahan mungkin terjadi di masa mendatang, terutama terkait liberalisasi industri keuangan di negara tersebut, termasuk rencana untuk memperbolehkan mayoritas kepemilikan ekuitas pada perusahaan gabungan di sektor keuangan.

Ke depannya, Tu mengindikasikan bahwa pengelola dana abadi tersebut memiliki rencana untuk mengatasi potensi proteksionisme terhadap investasinya di masa mendatang.

“Saya pikir sembari kita mencoba untuk meraih kesempatan-kesempatan di luar sana, kita harus jadi inovatif dalam berinvestasi. Di antaranya, kita harus memiliki kerja sama dengan mitra kita di luar negeri dan mitra lokal untuk membantu mengurangi proteksionisme terhadap investasi China,” ujarnya.

CIC saat ini diketahui berinvestasi juga di Indonesia, salah satunya melalui kepemilikan sahamnya di perusahaan batu bara PT Bumi Resources Tbk.
(prm/prm) Next Article Trump Suka Nge-Twit dari Tempat Tidur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular