
AS Kembali 'Shutdown'
Pegawai Negeri di AS Resah Akibat Pemerintahan Tutup
Rehia Sebayang, վ
22 January 2018 15:15

Jakarta, վ - Ribuan pegawai negeri di Amerika Serikat (AS) khawatir mengenai status pekerjaan dan pembayaran upah mereka setelah Senat AS gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sementara (shutdown) pemerintah federal sebelum hari kerja dimulai pada Senin (22/1/2018).
Pendanaan untuk lembaga-lembaga federal AS telah habis pada Jumat tengah malam minggu lalu dan tidak mengalami pembaruan akibat perselisihan antara Presiden AS Donald Trump dan anggota Partai Demokrat mengenai isu imigrasi.
Pada Minggu malam, Senat menjadwalkan pemungutan suara untuk tindakan pendanaan pemerintah sementara akan dilakukan Senin siang. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pemerintah federal tetap tutup di hari Senin dan membuat pekerja was-was mengenai berapa lama hal ini akan berlangsung.
“Kejadian ini sangat memusingkan,” ujar Jessica Klement, wakil presiden Asosiasi Pegawai Federal Aktif dan Pensiunan Nasional, yang memimpin lebih dari 20.000 pekerja.
“Pegawai-pegawai yang penting tetap harus bekerja tanpa tahu pasti kapan gaji mereka akan dibayarkan. Pegawai non-esensial terpaksa dirumahkan tanpa gaji dan tidak pasti apakah gajinya akan dibayarkan belakangan,” ujarnya, dilansir dari Reuters.
Beberapa pegawai kemungkinan belum menerima pemberitahuan mengenai status mereka pada Jumat lalu, tambahnya, sehingga mereka bisa jadi datang untuk bekerja pada Senin namun kemudian diminta pulang kembali ke rumah.
Selama penutupan (shutdown), pegawai non-esensial pemerintah diberikan cuti tanpa dibayar untuk sementara. Pegawai yang dianggap esensial, termasuk yang menangani keamanan publik dan keamanan nasional, tetap bekerja.
Penutupan terakhir sebelumnya terjadi pada Oktober 2013 dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dengan lebih dari 800.000 pegawai federal yang dirumahkan sementara.
Tidak ada penghitungan resmi mengenai berapa banyak pegawai yang dirumahkan kali ini. Namun, perekonomian lokal bisa dirugikan, terutama di daerah-daerah yang memiliki ribuan personil non-esensial, mulai dari Norfolk, Virginia, dan Fayetteville, North Carolina, sampai Lakewood, Washington, dan Oceanside, California.
Pusat Layanan dan Bantuan Medis akan terus memproses aplikasi untuk pendaftaran terbuka, ujar beberapa pejabat, dan sebagian besar program pelayanan untuk warga lanjut usia (lansia) dan penyandang cacat diperkirakan akan berjalan tanpa gangguan.
Pamela Gillis Gilbertz, seorang pegawai komunikasi kesehatan untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS di Atlanta, mengatakan kepada Reuters melalui telepon pada hari Minggu bahwa Kongres selalu membayar pekerja di kemudian hari - tapi tidak ada jaminan hal tersebut akan terjadi kali ini.
Agensinya diharapkan tetap memberikan apa yang mereka sebut “layanan minimal” selama shutdown, dan mengatakan akan terus menangani mewabahnya influenza saat ini.
Gilbertz, yang berencana mengecek sistem komputer kantornya hari Senin untuk mendapatkan panduan lebih lanjut, mengatakan shutdown dapat mengganggu keuangan pegawai, bahkan meski mereka akhirnya digaji.
“Bagi beberapa orang, hal ini akan terasa berat jka Anda hidup dari gaji saja dan Anda memiliki tagihan yang perlu dibayar,” ujarnya.
(prm) Next Article Senat Tunda Voting, Penutupan Pemerintah AS Masuk Hari Ketiga
Pendanaan untuk lembaga-lembaga federal AS telah habis pada Jumat tengah malam minggu lalu dan tidak mengalami pembaruan akibat perselisihan antara Presiden AS Donald Trump dan anggota Partai Demokrat mengenai isu imigrasi.
Pada Minggu malam, Senat menjadwalkan pemungutan suara untuk tindakan pendanaan pemerintah sementara akan dilakukan Senin siang. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pemerintah federal tetap tutup di hari Senin dan membuat pekerja was-was mengenai berapa lama hal ini akan berlangsung.
“Pegawai-pegawai yang penting tetap harus bekerja tanpa tahu pasti kapan gaji mereka akan dibayarkan. Pegawai non-esensial terpaksa dirumahkan tanpa gaji dan tidak pasti apakah gajinya akan dibayarkan belakangan,” ujarnya, dilansir dari Reuters.
Beberapa pegawai kemungkinan belum menerima pemberitahuan mengenai status mereka pada Jumat lalu, tambahnya, sehingga mereka bisa jadi datang untuk bekerja pada Senin namun kemudian diminta pulang kembali ke rumah.
Selama penutupan (shutdown), pegawai non-esensial pemerintah diberikan cuti tanpa dibayar untuk sementara. Pegawai yang dianggap esensial, termasuk yang menangani keamanan publik dan keamanan nasional, tetap bekerja.
Penutupan terakhir sebelumnya terjadi pada Oktober 2013 dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dengan lebih dari 800.000 pegawai federal yang dirumahkan sementara.
Tidak ada penghitungan resmi mengenai berapa banyak pegawai yang dirumahkan kali ini. Namun, perekonomian lokal bisa dirugikan, terutama di daerah-daerah yang memiliki ribuan personil non-esensial, mulai dari Norfolk, Virginia, dan Fayetteville, North Carolina, sampai Lakewood, Washington, dan Oceanside, California.
Pusat Layanan dan Bantuan Medis akan terus memproses aplikasi untuk pendaftaran terbuka, ujar beberapa pejabat, dan sebagian besar program pelayanan untuk warga lanjut usia (lansia) dan penyandang cacat diperkirakan akan berjalan tanpa gangguan.
Pamela Gillis Gilbertz, seorang pegawai komunikasi kesehatan untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS di Atlanta, mengatakan kepada Reuters melalui telepon pada hari Minggu bahwa Kongres selalu membayar pekerja di kemudian hari - tapi tidak ada jaminan hal tersebut akan terjadi kali ini.
Agensinya diharapkan tetap memberikan apa yang mereka sebut “layanan minimal” selama shutdown, dan mengatakan akan terus menangani mewabahnya influenza saat ini.
Gilbertz, yang berencana mengecek sistem komputer kantornya hari Senin untuk mendapatkan panduan lebih lanjut, mengatakan shutdown dapat mengganggu keuangan pegawai, bahkan meski mereka akhirnya digaji.
“Bagi beberapa orang, hal ini akan terasa berat jka Anda hidup dari gaji saja dan Anda memiliki tagihan yang perlu dibayar,” ujarnya.
(prm) Next Article Senat Tunda Voting, Penutupan Pemerintah AS Masuk Hari Ketiga
Most Popular