
Internasional
Kalah dari Amazon, Toys "R" Us Akan Tutup 180 Toko di AS
Prima Wirayani, վ
24 January 2018 17:53

Jakarta, վ - Peritel mainan asal Amerika Serikat (AS) Toys “R” Us akan menutup seperlima dari total jumlah tokonya di negara itu dalam beberapa bulan ke depan agar tak gulung tikar. Apabila terjadi, kebangkrutan tersebut akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah sektor ritel khusus di AS.
Penutupan sekitar 180 toko di seluruh penjuru AS akan dimulai awal bulan Februari hingga pertengahan April, kata chief executive Toys “R” Us David Brandon dalam sebuah pernyataan di situs perusahaan hari Selasa (23/1/2018), dilansir dari Reuters.
Brandon, yang menjadi CEO pada tahun 2015 setelah sebelumnya mengepalai Domino’s Pizza, mengakui konsumen tidak mendapatkan pengalaman berbelanja yang berkesan selama masa liburan yang penting bagi penjualan perusahaan akhir tahun lalu. Namun, ia berjanji untuk fokus meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen di toko maupun situs perusahaan di masa depan.
Perusahaan yang berbasis di New Jersey, AS, ini menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan peritel mainan independen lokal dan raksasa e-commerce Amazon. Sebagai strategi meningkatkan penjualan, Toys “R” Us akan menawarkan diskon besar-besaran dan memperbaiki program kesetiaan (loyalty) pelanggan untuk menarik lebih banyak konsumen.
Toys “R” Us mengajukan perlindungan terhadap kepailitan beberapa saat sebelum masa liburan 2017 dimulai di Kanada dan AS dan berencana merestrukturisasi utang jangka panjang senilai US$5 miliar (Rp 66,5 triliun). Permohonan itu menimbulkan kekhawatiran terhadap nasib 64.000 karyawan dan sekitar 1.600 toko miliknya.
Perusahaan juga mengalokasikan lebih dari $400 juta dari pinjaman kepailitan senilai $3,1 miliar untuk merenovasi toko-toko dalam waktu tiga tahun dan melengkapinya dengan lebih banyak staf berpengalaman dan bergaji lebih tinggi.
Toys “R” Us berencana mengubah model beberapa toko dan menggabungkannya dengan Babies “R” Us, anak usaha Toys “R” Us yang khusus menjual mainan untuk bayi dan balita, sambil berinvestasi di pengembangan situs perusahaan.
Seluruh toko Toys “R” Us di Kanada yang berjumlah 83 akan tetap buka, kata presiden unit Kanada, Melanie Teed-Murch.
(prm) Next Article Toys 'R' Us Ditawar US$1 Miliar untuk 85% Bisnisnya di Asia
Penutupan sekitar 180 toko di seluruh penjuru AS akan dimulai awal bulan Februari hingga pertengahan April, kata chief executive Toys “R” Us David Brandon dalam sebuah pernyataan di situs perusahaan hari Selasa (23/1/2018), dilansir dari Reuters.
Brandon, yang menjadi CEO pada tahun 2015 setelah sebelumnya mengepalai Domino’s Pizza, mengakui konsumen tidak mendapatkan pengalaman berbelanja yang berkesan selama masa liburan yang penting bagi penjualan perusahaan akhir tahun lalu. Namun, ia berjanji untuk fokus meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen di toko maupun situs perusahaan di masa depan.
Toys “R” Us mengajukan perlindungan terhadap kepailitan beberapa saat sebelum masa liburan 2017 dimulai di Kanada dan AS dan berencana merestrukturisasi utang jangka panjang senilai US$5 miliar (Rp 66,5 triliun). Permohonan itu menimbulkan kekhawatiran terhadap nasib 64.000 karyawan dan sekitar 1.600 toko miliknya.
Perusahaan juga mengalokasikan lebih dari $400 juta dari pinjaman kepailitan senilai $3,1 miliar untuk merenovasi toko-toko dalam waktu tiga tahun dan melengkapinya dengan lebih banyak staf berpengalaman dan bergaji lebih tinggi.
Toys “R” Us berencana mengubah model beberapa toko dan menggabungkannya dengan Babies “R” Us, anak usaha Toys “R” Us yang khusus menjual mainan untuk bayi dan balita, sambil berinvestasi di pengembangan situs perusahaan.
Seluruh toko Toys “R” Us di Kanada yang berjumlah 83 akan tetap buka, kata presiden unit Kanada, Melanie Teed-Murch.
(prm) Next Article Toys 'R' Us Ditawar US$1 Miliar untuk 85% Bisnisnya di Asia
Most Popular