
Internasional
Kunjungan Wisatawan China ke Singapura Kalahkan Indonesia
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
12 February 2018 16:06

Singapura, ²©²ÊÍøÕ¾ – Wisatawan China mendominasi jumlah kunjungan ke Singapura tahun lalu dan mengambil alih posisi Indonesia untuk pertama kalinya.
Terdapat sekitar 3,23 juta wisatawan China yang berkunjung ke negara kota tersebut pada tahun 2017 dibandingkan 2,95 juta wisatawan dari Indonesia, menurut data perkiraan yang diumumkan Singapore Tourism Board (STB) hari Senin (12/2/2018). Indonesia biasanya menjadi negara asal utama wisatawan tujuan Singapura.
Secara umum, Singapura mencatatkan rekor kunjungan dan pengeluaran turis dalam tahun ke dua berturut-turut pada 2017.
Jumlah pengunjung ke Singapura meningkat 6,2% menjadi 17,4 juta pengunjung, sedangkan belanja turis meningkat 3,9% menjadi SG$26,8 miliar atau setara dengan Rp 275 triliun, dilansir dari The Straits Times.
Melonjaknya belanja turis diakibatkan pertumbuhan kunjungan dari 10 negara pasar utama Singapura, termasuk China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang dikenal loyal membelanjakan uangnya.
Turis asal China menjadi konsumen terbesar untuk tiga tahun berturut-turut, dengan konsumsi senilai $3,08 miliar, sedangkan turis asal Indonesia ada di peringkat kedua dengan belanja bernilai sekitar $1,98 miliar.
Pengunjung dari Inggris dan AS mengalami pertumbuhan konsumsi tertinggi berdasarkan perkiraan kuartal ketiga 2017 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari Januari sampai September 2017, pengunjung yang datang ke Singapura untuk berbelanja mengalami peningkatan 9%, sementara untuk jalan-jalan, hiburan, dan games hanya mengalami peningkatan 6%, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.
Belanja turis untuk makanan dan minuman turun 5% karena mereka lebih memilih bersantap dalam suasana santai dan mencoba jajanan kaki lima.
Sementara itu, India menggeser posisi Malaysia dan menduduki tempat ketiga dengan 1,27 juta kunjungan, disusul Malaysia dengan 1,17 juta wisatawan dan Australia dengan 1,08 juta turis.
Konsumsi tinggi dari pengunjung di akomodasi dan belanja membuat sektor acara bisnis mengalami pertumbuhan 4% menjadi $3,15 miliar dalam tiga kuartal pertama di 2017, meski jumlah pengunjung turun 5% menjadi 1,75 juta.
Dalam hal pengeluaran, turis dari India berada di posisi ketiga dengan total $1,13 miliar diikuti Australia dan Jepang dengan masing-masing $910 juta dan $750 juta.
Kepala eksekutif STB, Lionel Yeo, mengatakan kerjasama STB dan industri telah berdampak pada pertumbuhan yang lebih tinggi di tengah-tengah pemulihan ekonomi global, pertumbuhan jumlah perjalanan di Asia Pasifik, dan juga bertambahnya penerbangan dan pelayaran ke Singapura.
STB optimistis prospek pariwisata tahun depan akan membaik seiring dengan perbaikan perekonomian global.
Untuk 2018, diperkirakan akan ada sekitar 1%-3% pertumbuhan belanja turis sementara jumlah pengunjung diperkirakan naik 1%-4% menjadi 17,6 juta hingga 18,1 juta wisatawan.
(prm/prm) Next Article Genjot Pariwisata, RI Gandeng Singapura Bikin Turis Hub
Terdapat sekitar 3,23 juta wisatawan China yang berkunjung ke negara kota tersebut pada tahun 2017 dibandingkan 2,95 juta wisatawan dari Indonesia, menurut data perkiraan yang diumumkan Singapore Tourism Board (STB) hari Senin (12/2/2018). Indonesia biasanya menjadi negara asal utama wisatawan tujuan Singapura.
Secara umum, Singapura mencatatkan rekor kunjungan dan pengeluaran turis dalam tahun ke dua berturut-turut pada 2017.
Melonjaknya belanja turis diakibatkan pertumbuhan kunjungan dari 10 negara pasar utama Singapura, termasuk China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang dikenal loyal membelanjakan uangnya.
Turis asal China menjadi konsumen terbesar untuk tiga tahun berturut-turut, dengan konsumsi senilai $3,08 miliar, sedangkan turis asal Indonesia ada di peringkat kedua dengan belanja bernilai sekitar $1,98 miliar.
Pengunjung dari Inggris dan AS mengalami pertumbuhan konsumsi tertinggi berdasarkan perkiraan kuartal ketiga 2017 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari Januari sampai September 2017, pengunjung yang datang ke Singapura untuk berbelanja mengalami peningkatan 9%, sementara untuk jalan-jalan, hiburan, dan games hanya mengalami peningkatan 6%, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.
Belanja turis untuk makanan dan minuman turun 5% karena mereka lebih memilih bersantap dalam suasana santai dan mencoba jajanan kaki lima.
Sementara itu, India menggeser posisi Malaysia dan menduduki tempat ketiga dengan 1,27 juta kunjungan, disusul Malaysia dengan 1,17 juta wisatawan dan Australia dengan 1,08 juta turis.
Konsumsi tinggi dari pengunjung di akomodasi dan belanja membuat sektor acara bisnis mengalami pertumbuhan 4% menjadi $3,15 miliar dalam tiga kuartal pertama di 2017, meski jumlah pengunjung turun 5% menjadi 1,75 juta.
Dalam hal pengeluaran, turis dari India berada di posisi ketiga dengan total $1,13 miliar diikuti Australia dan Jepang dengan masing-masing $910 juta dan $750 juta.
Kepala eksekutif STB, Lionel Yeo, mengatakan kerjasama STB dan industri telah berdampak pada pertumbuhan yang lebih tinggi di tengah-tengah pemulihan ekonomi global, pertumbuhan jumlah perjalanan di Asia Pasifik, dan juga bertambahnya penerbangan dan pelayaran ke Singapura.
STB optimistis prospek pariwisata tahun depan akan membaik seiring dengan perbaikan perekonomian global.
Untuk 2018, diperkirakan akan ada sekitar 1%-3% pertumbuhan belanja turis sementara jumlah pengunjung diperkirakan naik 1%-4% menjadi 17,6 juta hingga 18,1 juta wisatawan.
(prm/prm) Next Article Genjot Pariwisata, RI Gandeng Singapura Bikin Turis Hub
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular