Internasional
Fitch: Kebijakan Ekonomi Mahathir Bisa Berpengaruh Negatif
Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
11 May 2018 13:50

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mengatakan kemenangan koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Mahathir Mohamad atas petahana Najib Razak dari Barisan Nasional dalam pemilihan umum Malaysia hari Rabu (9/5/2018) kemungkinan akan menyebabkan perubahan kebijakan ekonomi dan fiskal. Pasalnya, PH memiliki program pemerintahan yang meliputi perubahan besar dalam kebijakan perekonomian.
Program PH tersebut meliputi pengajuan penghapusan pajak dan reformasi subsidi sebagai bagian dari rencana fiskal 100 hari. Fitch juga menggarisbawahi pelonggaran kebijakan dapat menyebabkan memburuknya disiplin fiskal, serta meningkatnya utang pemerintah dan defisit. Peringkat negara pun bisa terpengaruh negatif karena hal ini.
Fitch mengungkapkan usulan kebijakan lain yang perlu diperhatikan termasuk penggantian pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST), sebuah pajak pertambahan nilai (PPN) yang diluncurkan tahun 2015, dengan pajak penjualan dan jasa (sales and services tax/SST) yang lebih sempit.
"Penggantian GST bisa menyebabkan defisit yang lebih tinggi," kata Fitch dalam pernyataan resmi yang diterima ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (11/5/2018).
Alasannya, GST sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah dengan menyumbang 18% dari total pendapatan hingga lebih dari 3% per produk domestik bruto (PDB) di tahun 2017. Sebagai perbandingan, SST hanya menyumbang 8% dari total pendapatan dan 1,6% terhadap PDB di tahun 2014.
Selain itu, PH juga mengusulkan untuk kembali memberlakukan subsidi bahan bakar yang sudah dihapuskan tahun 2015. Subsidi bahan bakar sendiri terhitung sekitar 1,7% per PDB di tahun 2014 sebelum dihapuskan, dan anjlok menjadi 0,3% di tahun 2015.
"Maka dari itu, jika dilakukan, subsidi bahan bakar bisa mengurangi beberapa potensi keuntungan anggaran dari kenaikan harga minyak dan komoditas," tulis Fitch.Â
Namun, lembaga tersebut tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malaysia akan kuat meski ada kemungkinan munculnya berbagai perubahan kebijakan fiskal dan ekonomi tersebut.
"Momentum pertumbuhan Malaysia tetap kuat dan menjadi faktor fondasi kunci dari peringkatnya. Kami terus memproyeksi rata-rata pertumbuhan melampaui garis tengah 'A', meskipun ketidakpastian kebijakan dan gejolak pasar bisa menyebabkan badai jangka pendek," kata Fitch.
Fitch menegaskan kembali peringkat A- dengan outlook Stabil untuk Malaysia pada 28 Maret lalu dan mencatat hasil pemilu diperkirakan tidak akan mengakibatkan adanya perubahan kebijakan ekonomi yang signifikan.
(prm) Next Article Moody's: Janji Kampanye Mahathir Bisa Buruk bagi Malaysia
Program PH tersebut meliputi pengajuan penghapusan pajak dan reformasi subsidi sebagai bagian dari rencana fiskal 100 hari. Fitch juga menggarisbawahi pelonggaran kebijakan dapat menyebabkan memburuknya disiplin fiskal, serta meningkatnya utang pemerintah dan defisit. Peringkat negara pun bisa terpengaruh negatif karena hal ini.
Fitch mengungkapkan usulan kebijakan lain yang perlu diperhatikan termasuk penggantian pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST), sebuah pajak pertambahan nilai (PPN) yang diluncurkan tahun 2015, dengan pajak penjualan dan jasa (sales and services tax/SST) yang lebih sempit.
Alasannya, GST sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah dengan menyumbang 18% dari total pendapatan hingga lebih dari 3% per produk domestik bruto (PDB) di tahun 2017. Sebagai perbandingan, SST hanya menyumbang 8% dari total pendapatan dan 1,6% terhadap PDB di tahun 2014.
Selain itu, PH juga mengusulkan untuk kembali memberlakukan subsidi bahan bakar yang sudah dihapuskan tahun 2015. Subsidi bahan bakar sendiri terhitung sekitar 1,7% per PDB di tahun 2014 sebelum dihapuskan, dan anjlok menjadi 0,3% di tahun 2015.
"Maka dari itu, jika dilakukan, subsidi bahan bakar bisa mengurangi beberapa potensi keuntungan anggaran dari kenaikan harga minyak dan komoditas," tulis Fitch.Â
Namun, lembaga tersebut tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malaysia akan kuat meski ada kemungkinan munculnya berbagai perubahan kebijakan fiskal dan ekonomi tersebut.
"Momentum pertumbuhan Malaysia tetap kuat dan menjadi faktor fondasi kunci dari peringkatnya. Kami terus memproyeksi rata-rata pertumbuhan melampaui garis tengah 'A', meskipun ketidakpastian kebijakan dan gejolak pasar bisa menyebabkan badai jangka pendek," kata Fitch.
Fitch menegaskan kembali peringkat A- dengan outlook Stabil untuk Malaysia pada 28 Maret lalu dan mencatat hasil pemilu diperkirakan tidak akan mengakibatkan adanya perubahan kebijakan ekonomi yang signifikan.
(prm) Next Article Moody's: Janji Kampanye Mahathir Bisa Buruk bagi Malaysia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular